Pluralisme adalah suatu kondisi dimana adanya keberadaan sesuatu yang beragam. Dalam konteks pluralisme agama kristen hal ini juga bisa diartikan sebagai adanya suatu agama atau kekristenan yang menerima dan mengakui adanya keberagaman agama. Sekali lagi, dalam konteks artikel kita kali ini, pluralisme agama kristen adalah bagaimana dalam sudut pandang agama kristen yang menerima adanya pluralisme ini. Pada dasarnya, agama kristen sendiri menerima adanya pluralisme dalam agama dan bahkan dalam ajarannya pun juga diajarkan untuk memiliki toleransi antara satu dengan yang lainya. Pada agama kristen sendiri memang ada beberapa cara pendekatan untuk menerima adanya pluralisme ini. Beberapa cara pendekatan itu berupa eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralisme. Untuk memahami ketiga hal tersebut, Anda terlebih dahulu harus mengetahui beberapa sudut pandang akan penerimaan plurlisme itu sendiri. Dan berikut ini, saya akan membagikan beberapa sudut pandang akan pluralisme dalam iman kristiani yang bisa membantu Anda mengerti lebih jauh dan berpikiran terbuka akan adanya pluralisme.
1. Sosial
Sudut pandang yang pertama adalah sudut pandang sosial. Sosial sendiri berarti kemasyarakatan. Masyarakat Indonesia seperti yang telah Anda ketahui memiliki berbagai latar belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Latar belakang ini mempengaruhi bahasa, budaya, dan bahkan kepercayaan mereka. Kekristenan memiliki penerimaan pluralisme melalui sudut pandang sosial, hal ini berarti bahwa umat kristiani menerima adanya pluralisme dan berusaha untuk bertoleransi akan adanya perbedaan didalam masyarakat. Selain itu, sudut pandang sosial juga mengajarkan kita bahwa adanya keberagaman atau perbedaan itu memang sah adanya dan keberbedaan itu memiliki hak untuk ada berada disekitar kita. Keberadaan sudut pandang ini didukung oleh adanya banyak peran Gereja dalam masyarakat yang berbeda dimana masyarakat dan Gereja saling bantu membantu untuk mengisi kekurangan satu dengan yang lainnya. Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial dimana ia tidak dapat hidup seorang diri dan membutuhkan orang lain untuk membantu melengkapi kekurangan dalam dirinya. Dari hal sederhana inilah kita bisa tahu bahwa setiap dari kita adalah berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini adalah baik adanya dan akan lebih baik lagi apabila kita terima. Bisa dibayangkan apabila semua orang adalah sama, memiliki kemampuan yang sama, mungkin akan sulit bahkan tidak mungkin untuk menemukan seseorang yang bisa melengkapi dan membantu kita saat kita membutuhkan.
2. Etika dan moral
Ada beberapa ciri – ciri etika kristen yang perlu Anda ketahui dan renungkan sebelumnya, sebelum Anda mempelajari dan membaca leih lanjut mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan etika dan moral. Sudut pandang pluralisme agama kristen yang kedua adalah berupa sudut pandang melalui etika dan moral. Etika sendiri pada dasarnya adalah pengertian dan penerapan konsep akan pembedaan hal yang baik dan buruk. Apabila etika adalah filosofi akan hal yang baik dan benar maka moral adalah bentuk nyata atau tindakan kita dalam prakteknya untuk lebih memilih hal yang baik dibandingkan dengan yang salah. Dengan mempelajari etika kita sendiri pada dasarnya bisa mengetahui hal mana yang seharusnya kita lakukan dan hal mana yang harusnya kita hindari. Dalam etika kristen, kita juga telah diberi tahukan bahwa semua agama yang telah diakui di Indonesia misalnya, sama – sama memiliki tujuan yang baik. Semua agama yang ada mengajarkan cinta kasih kepada Tuhan dan sesama manusia. Dalam pandangan moral, kita lebih diajak untuk tidak menghakimi saudara – saudara kita yang memiliki pandangan yang berbeda atau dalam konteks ini adalah agama yang berbeda. Kita diajak untuk tidak menghakimi kepercayaan mereka terutama pada beberapa isu sensitif seperti pernikahan, aborsi, euthanasia, dan lain sebagainya.
3. Sederhana
Apabila Anda pernah mempelajari tentang beberapa tujuan dari reformasi Gereja, mungkin Anda akan tahu apa arti sederhana ini. Dan, mari saya ingatkan kembali. Pada jaman dahulu, Gereja seolah menutup diri dari keadaan duniawi diluar Gereja. Gereja menganggap bahwa tidak ada keselamatan yang datang diluar Gereja. Tetapi, melalui peristiwa reformasi Gereja hal ini mulai berubah. Jika pada masa yang lampau Gereja tidak mengakui adanya keselamatan dari luar maka kini Gereja juga percaya bahwa ada keselamatan dari luar Gereja ataupun bisa disebut juga dengan agama lain. Adanya reformasi tentunya membawa beberapa pengaruh reformasi terhadap Gereja yang sangat baik dan salah satunya adalah bagaimana Gereja akhirnya menjadi lebih peduli dan masyarakat bisa menerima Gereja dengan lebih baik. Pada sudut pandang sederhana ini sendiri Anda juga bisa memahaminya sebagai banyaknya jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai keselamatan. Mungkin contoh konkretnya bisa diibaratkan seperti ini. Ada beberapa orang yang lebih memilih memakan nasi dengan menggunakan sendok ataupun tangan, kedua cara adalah benar dan tujuan utama mereka adalah sama yaitu untuk memakan nasi.
Jadi, itulah beberapa sudut pandang pluralisme agama kristen yang saya ketahui dan bisa saya bagikan kepada Anda. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dan para pembaca sekalian sebagai makhluk sosial untuk selain bersikap lebih terbuka dan bertoleransi terhadap sesama saudara kita yang berbeda, tetapi juga bisa mengerti akan beberapa sudut pandang yang mendukung akan adanya pluralisme dalam lingkungan hidup kita. Terima kasih untuk kesetiaan pembaca untuk tetap mengikuti artikel kami dan membaca artikel – artikel yang kami suguhkan, semoga informasinya bermanfaat dan Tuhan Yesus memberkati.