7 Cara Beribadah Agama Katolik dengan Sakramen dan Devosi Bunda Maria

Pada artikel ini, saya akan membahas cara beribadah agama Katolik. Katolik adalah agama terbesar kedua di dunia setelah Islam Sunni. Katolik juga aliran Kristen terbesar, dimana pengikutnya lebih dari 1 milyar jiwa pada tahun 2010, melebihi setengah dari seluruh jumlah umat Kristen. Seringkali, setiap agama dalam berbagai negara memiliki cara-cara tersendiri untuk beribadah, tetapi umat Katolik di seluruh dunia memiliki protokol yang sama dalam beribadah, sebagai berikut:

1. Membuat Tanda Salib

Hal yang paling dasar adalah membuat tanda salib menggunakan jari tangan kanan (boleh jari telunjuk, atau keempat jari dikuncupkan jadi satu) mulai dari dahi, bahu depan sebelah kiri, bahu depan sebelah kanan, dan di tengah-tengah dada bagian bawah (persis pada tulang dada). Sambil melakukan tanda salib, umat Katolik akan menyebut “Dalam nama Bapa (tangan di dahi), Putra (bahu kiri-kanan), dan Roh Kudus (dada bawah), Amin”. Tanda salib ini menjadi permulaan dan akhir dari doa, ibadat, dan misa pada agama Katolik. Seringkali, orang Katolik juga menggunakan tanda salib sebelum mulai ujian, pertandingan, dan peristiwa yang membutuhkan doa lainnya.

2. Sikap Tubuh: Berlutut dan Menunduk

Dalam misa, ada saat-saat dimana umat diminta untuk berlutut (biasanya saat membaca doa), dan menunduk (pada bagian pujian Kemuliaan, akhir Prefasi saat menyebut “Kudus, kudus, kudus”, dan pengakuan “Anak Domba Allah”). Kedua sikap ini sebetulnya menunjukkan bagaimana kita merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, terutama saat mengajukan permohonan (doa).

3. Misa

Ibadah Katolik yang paling utama adalah misa. Umumnya, misa diadakan tiap hari, yang disebut “Misa Harian”. Misa kudus atau misa besar diadakan setiap hari Minggu. Misa merupakan bentuk ibadah yang hubungannya paling dekat dengan iman dan kepercayaan umat Katolik. Setiap hari Minggu (sering disebut Hari Tuhan), umat Katolik datang ke gereja untuk mendengarkan sabda Tuhan yang disampaikan oleh pastor, dan menerima sakramen Ekaristi / komuni kudus.

Pastor diyakini mewakili Kristus pada sakramen Ekaristi. Pastor memimpin liturgi (suatu urutan doa), kemudian umat yang sudah dibaptis dan menerima Komuni pertama berbaris untuk menerima Hosti (roti tak beragi, dilambangkan sebagai tubuh dan darah Kristus) yang dibagikan oleh Pastor dan prodiakon.

Dalam misa, sikap tubuh yang telah diatur sedemikian rupa seperti berdiri, bernyanyi, berlutut, membuat tanda salib dan lainnya ditujukan untuk membuat efek “bersatu” bagi setiap umat yang beribadah. Bagi umat Katolik, mengikuti misa kudus mempengaruhi keseharian mereka. Banyak umat Katolik yang merasa lebih tenang dan lebih dekat dengan Tuhan setelah mengikuti misa. Seringkali, setelah misa diadakan kegiatan amal, bakti sosial, atau rekreasi ke alam bebas.

4. Doa Harian

Doa harian yang dilakukan umat Katolik sangat beragam, tergantung waktu (misalnya doa sebelum makan, doa sebelum tidur) dan kepentingannya (doa waktu sakit, doa sebelum ujian, doa pertobatan). Doa-doa tersebut dapat dilihat di buku Puji Syukur. Tetapi, doa yang paling sering diucapkan oleh umat Katolik adalah doa Bapa Kami, Salam Maria, dan Kemuliaan. Ketiga doa tersebut disebutkan dalam misa, juga dalam doa Rosario.

5. Doa Rosario


Doa Rosario adalah kumpulan doa yang kebanyakan diambil dari Alkitab dan dipraktekkan oleh semua umat Katolik di seluruh dunia. Doa Rosario dilakukan sebagai wujud devosi kepada Perawan Maria. Umat Katolik biasanya melakukan doa ini sambil memegang Rosario (rangkaian untaian manik-manik atau biji-bijian dengan salib di ujungnya), setiap manik-manik mewakili 1 doa. Kata “rosario”, yang diambil dari kata “rose” atau mawar, adalah simbol Perawan Maria dan setiap doa yang disebutkan (baik dengan suara keras atau pelan) artinya menaruh satu kuntum mawar di kaki Bunda Maria. Menyelesaikan satu rangkaian Doa Rosario artinya mempersembahkan satu mahkota mawar kepada Bunda Maria. Doa-doa yang dipakai dalam Doa Rosario adalah Bapa Kami, Salam Maria, dan Kemuliaan.

6. Doa Novena

Kata Novena diambil dari bahasa Latin “Nove”, artinya “sembilan”. Doa ini dilakukan 9 kali berturut-turut, disertai permohonan yang diinginkan. Jenis Doa Novena bermacam-macam, yang paling sering dilakukan adalah Novena Salam Maria (mengucapkan 3 kali doa Salam Maria kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan permohonan yang diinginkan), dan Novena Orang Kudus (meminta perantaraan Santo-Santa pelindung untuk menyampaikan doa kepada Allah). Umat Katolik sering melakukan doa Novena saat sedang ditimpa masalah. Seringkali, doa Novena disertai dengan puasa. Doa Novena dipercaya dapat mengabulkan keinginan / permohonan si pendoa. Tentunya, keinginan / permohonan tersebut harus yang baik-baik, tidak boleh merugikan orang lain.

7. Doa Lingkungan

Doa lingkungan ini sering disebut FA di agama Kristen Protestan dan Kristen Karismatik. Biasanya dilaksanakan setiap minggu, bergantian dari satu rumah ke rumah yang lain. Di dalam Doa Lingkungan sering dilakukan Doa Rosario, umat yang membacakan doa bergiliran, satu umat untuk setiap doa Salam Maria. Selain itu, dalam Doa Lingkungan juga sering dilakukan sharing iman, doa syafaat, dan kadang-kadang rapat untuk kegiatan berikutnya (biasanya jika ada keinginan untuk piknik, berziarah ke Gua maria, dll).

Selain ketujuh cara diatas, Gereja Katolik juga memiliki jenis ibadah yang lain, yaitu Sakramen dan Devosi kepada Bunda Maria.

Sakramen Dalam Katolik

Gereja Katolik merayakan 7 sakramen. Sakramen (diambil dari bahasa Latin “sacramentum”) adalah suatu tanda yang dimulai dari Kristus untuk memberikan rahmat kepada umatNya. Ketujuh sakramen tersebut adalah:

1. Baptis

Merupakan tanda masuknya seseorang menjadi umat Katolik, ditandai dengan penyiraman air suci pada dahi. Sering juga disebut “Lahir Baru”, tanda manusia yang berdosa “dilahirkan kembali” menjadi Anak-anak Allah. Sakramen Baptis dapat dilakukan di umur berapapun, tetapi biasanya dilakukan saat seseorang masih bayi. Sakramen Baptis hanya diterima 1 kali seumur hidup.

2. Krisma

Disebut juga Sakramen Penguatan, agar seseorang tetap kuat dalam imannya sebagai pemeluk Katolik. Sebelum tahun 2002, Sakramen Krisma dapat diterima saat seseorang berusia minimal 15 tahun atau sudah duduk di kelas 3 SMP, tetapi setelah tahun 2002 diubah menjadi minimal 18 tahun atau sudah duduk di kelas 3 SMA. Tetapi ada juga yang baru menerima Sakramen Krisma setelah menikah, atau setelah berusia lanjut. Sama seperti Sakramen Baptis, Sakramen Krisma juga hanya diterima 1 kali seumur hidup.

3. Ekaristi

Ekaristi sering juga disebut Komuni. Sakramen ini merupakan sakramen yang terpenting, karena umat Katolik percaya bahwa Yesus Kristus benar-benar hadir dalam bentuk roti dan anggur. Sakramen Ekaristi diadakan di setiap misa, dan tidak ada batasan untuk mendapatkan sakramen tersebut. Seorang umat Katolik bisa saja menerima sakramen Ekaristi setiap hari saat dia mengikuti misa harian.

4. Pengampunan Dosa

Sebetulnya, sakramen pengampunan Dosa dalam Kristen dapat dilakukan setiap minggu, atau kapanpun pastor bersedia melayani pengampunan dosa tersebut. Tetapi umumnya dilakukan sebelum perayaan Natal dan Paskah. Umat Katolik akan masuk ke bilik Pengakuan Dosa, memberitahukan beberapa dosa-dosanya yang paling berat, kemudian pastor akan menyuruhnya membaca beberapa ayat Alkitab dan mengucapkan doa-doa tertentu selama beberapa hari. Doa-doa tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan pengampunan dan rahmat dari Tuhan.

5. Pengurapan Orang Sakit /Perminyakan

Sakramen ini diberikan kepada orang yang benar-benar sakit parah. Tujuannya agar yang bersangkutan tetap berpegang pada iman Katolik, dan juga memohon agar Tuhan memberikan yang terbaik pada yang bersangkutan: apakah dia akan sembuh, atau malah dipanggil Tuhan (meninggal).

6. Imamat / Pentahbisan Imam


Imamat adalah sakramen yang khusus diberikan kepada calon imam. Sakramen ini sejenis “wisuda” bagi para calon imam. Para frater (calon imam) yang ditahbiskan akan menjadi pastor, dengan tugas yang lebih berat, yaitu menggembalakan umat Allah.

7. Sakramen Perkawinan

Sakramen ini diberikan kepada sepasang pria dan wanita dewasa yang saling mencintai dan berniat untuk membangun rumah tangga bersama. Dalam perkawinan Katolik, idealnya sakramen Perkawinan hanya diberikan sekali seumur hidup, sampai maut memisahkan. Karena pernikahan Katolik bersifat tidak terceraikan, seseorang baru boleh menikah lagi setelah pasangannya meninggal dunia (Mat 19:6).

Devosi kepada Bunda Maria

Umat Katolik memberikan penghargaan kepada Bunda maria (Ibu Yesus) lebih besar dari aliran Kristen lainnya, memanggil Bunda Maria “Ibu Tuhan”, “Ratu Surgawi”, dan berdoa melalui perantaraannya kepada anaknya, Yesus. Berdoa melalui perantaraan Bunda Maria didasarkan pada sikap Yesus yang tidak pernah menolak permintaan ibuNya. Salah satunya adalah peristiwa perjamuan kawin di Kana (Yoh 2:1-11). Selain itu, begitu besarnya cinta Yesus kepada ibuNya, sehingga Dia memberikan Yohanes untuk menemani ibuNya menggantikan diriNya yang wafat di kayu salib (Yoh 19:26-27).

Gereja katolik mengkhususkan bulan Mei dan Oktober sebagai “Bulan Maria”. Perlu dipahami, devosi kepada Bunda Maria bukan berarti menyembah Bunda Maria, tetapi hanya penghargaan. Gereja Katolik hanya menyembah 1 Tuhan, Allah Tritunggal. Hal ini kiranya perlu diluruskan, mengingat banyaknya penganut Kristen diluar katolik yang menganggap gereja katolik menyembah Bunda Maria.

Hari-hari Kudus Katolik

Gereja Katolik menyelenggarakan misa besar dalam setiap Hari Kudus yang sudah ditentukan dalam Kalender Tahunan Katolik. Sekolah-sekolah Katolik juga meliburkan siswa-siswanya dalam beberapa Hari Kudus tersebut:

  • Natal: memperingati kelahiran Yesus. Biasanya diadakan misa pada Malam Natal dan Hari Natal.
  • Adven: dilakukan 4 minggu sebelum hari Natal. Biasanya patung-patung di altar gereja akan ditutupi kain ungu, menandakan Gereja sedang menantikan kedatangan Penebus. Pada masa ini, di gereja ada lingkaran adven yang berisi 4 lilin. Lilin-lilin tersebut akan dinyalakan satu per satu setiap minggu, sampai hari Natal tiba. Pujian Kemuliaan tidak dinyanyikan pada saat ini.
  • Rabu Abu: permulaan puasa Prapaskah. Umat Katolik akan mengikuti misa pada hari Rabu Abu dan menerima coretan abu berbentuk tanda salib di dahi mereka. Ini adalah simbol berkabung selama masa Prapaskah. Sekolah-sekolah Katolik biasanya meliburkan siswanya agar dapat mengikuti misa Rabu Abu di gereja masing-masing.
  • Prapaskah: dilaksanakan selama 40 hari sebelum Paskah, dimulai dengan Rabu Abu. Pada masa ini, umat Katolik akan berpantang dan berpuasa, dan mengumpulkan hasil puasanya dalam bentuk Aksi Prapaskah (biasanya berbentuk sembako atau uang). Aksi Prapaskah ini nantinya akan disumbangkan kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu.
  • Tri Hari Suci: dimulai dari Kamis Putih (Perjamuan Terakhir), Jumat Agung (Sengsara dan Kematian Yesus), dan Sabtu Suci / Sabtu Sepi (Yesus tetap di dalam makam). Pada ketiga hari ini, diadakan misa besar setiap hari. Sekolah-sekolah Katolik meliburkan siswanya pada 3 hari ini. Jumat Agung juga dijadikan hari libur nasional.
  • Paskah: dirayakan pada hari Minggu, menandakan bangkitnya Tuhan Yesus. Diadakan misa besar.
  • Kenaikan Tuhan Yesus ke surga: dirayakan 40 hari setelah Paskah. Hari ini juga dijadikan hari libur nasional.
  • Pentakosta: dirayakan 10 hari setelah Kenaikan Tuhan Yesus, atau 50 hari setelah Paskah. Hari Pentakosta adalah perayaan turunnya Roh Kudus untuk mengobarkan semangat para rasul dalam mewartakan kebangkitan Tuhan.

Saya hanya menulis tata cara beribadah gereja Katolik secara singkat. Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi saudara-saudara sekalian (baik Kristen maupun non-Kristen) untuk lebih memahami iman Katolik.