Di dalam setiap agama, terdapat kegiatan bernama puasa yang tentunya sudah kita semua kenal. Saat puasa, kita tidak makan atau minum dengan ketentuan tertentu. Di Katolik, terdapat beberapa jenis puasa. Puasa wajib yang dilakukan oleh umat Katolik adalah puasa Pra Paska. Namun, puasa umat Katolik tidak hanya itu saja. Salah satu puasa yang sering dilakukan adalah puasa mutih.
Puasa mutih sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh umat Katolik. Puasa mutih malah lebih banyak dilakukan oleh orang awam. Menurut Wikipedia, puasa mutih merupakan bentuk puasa atau pantang makan dan minum kecuali nasi putih dan air putih. Puasa jenis ini biasanya dilakukan oleh penganut kejawen dan pelaku supranatural. Bagi mereka, puasa mutih dilakukan untuk mendapatkan suatu tujuan yang biasanya berhubungan dengan ilmu gaib.
Namun, tentu puasa mutih Katolik berbeda. Katolik tidak mendukung adanya kuasa ilmu gaib. Hal ini dijelaskan dalam ayat Alkitab tentang paranormal dan juga dalam ayat Alkitab tentang ramalan. Berikut penjelasan puasa mutih Katolik
Cara Puasa Mutih Katolik
Berikut cara melakukan puasa mutih Katolik.
- Puasa mutih Katolik dilakukan pada hari Rabu dan Jumat selama 24 jam.
- Pada puasa mutih Katolik, umat hanya memakan roti tawar atau gandum dan meminum air putih.
- Puasa mutih Katolik tidak mengonsumsi makanan atau minuman lain, khususnya yang memiliki rasa.
- Roti dapat dimakan kapan saja umat merasa lapar dan air dapat diminum kapan saja umat merasa haus.
- Selama melakukan puasa mutih Katolik, umat tetap beraktivitas seperti biasanya. Namun, perlu melakukan doa Rosario juga untuk melengkapi rangkaian puasa. Kita juga perlu melakukan penyembahan yang benar menurut Alkitab.
- Jika tidak ada roti, boleh diganti dengan makanan pokok lain seperti nasi atau ubi. Hindari makanan yang berasa. Namun, sebisa mungkin, tetap usahakan menggunakan roti tawar.
- Bagi umat yang merokok, saat melakukan puasa mutih Katolik, umat tidak diperbolehkan untuk merokok.
- Seperti puasa Katolik lainnya, umat perempuan yang haid tetap diperbolehkan untuk melakukan puasa mutih Katolik.
Selain cara tersebut, ada cara lain melakukan puasa mutih Katolik.
- Puasa mutih Katolik dilakukan 3 hari, 7 hari, atau 40 hari tergantung kemampuan masing-masing.
- Umat dapat memakan apa saja, tetapi harus tawar, tanpa garam, tanpa rasa.
- Makanan yang boleh dimakan hanya makanan yang berwarna putih seperti nasi, telur putih.
Kegunaan dan Manfaat Puasa Mutih Katolik
Puasa mutih bagi orang awam berhubungan dengan ilmu gaib. Namun, puasa mutih Katolik tidak seperti itu. Berikut kegunaan dan manfaat puasa mutih Katolik.
- Tidak seperti puasa lainnya, puasa mutih Katolik tidak fokus dengan menahan lapar. Puasa mutih Katolik lebih fokus kepada bagaimana umat mampu mengganti kebiasaan yang sudah rutin dilakukan. Hal ini membantu kita untuk mengganti kebiasaan berbuat dosa.
- Puasa mutih Katolik juga berguna untuk mengingatkan kita bahwa Tuhan sudah memberikan diri-Nya sebagai Roti Kehidupan. Pemberian diri yang Tuhan lakukan merupakan hari saat Tuhan menetapkan ekaristi, yaitu hari Kamis. Ini mengapa puasa mutih Katolik dilakukan di hari Rabu, sebelum Kamis, dan hari Jumat, setelah Kamis.
- Puasa mutih Katolik membantu kita untuk menguduskan kembali hati kita dan memusatkan perhatian kita pada Tuhan, khususnya saat berdoa.
- Puasa mutih Katolik juga membantu kita mengurangi rasa serakah dan membantu kita untuk sungguh-sunggu menyesal atas dosa yang telah kita lakukan sebelumnya.
- Puasa mutih Katolik membantu kita lepas dari rasa tergantung akan kebutuhan jasmani dan juga dari emosi yang tidak seimbang seperti yang dikatakan ayat Alkitab tentang amarah.
- Puasa mutih Katolik jika dilakukan dengan benar akan memberikan rasa sukacita seperti pada ayat Alkitab tentang sukacita.
Itulah cara, kegunaan, dan manfaat puasa mutih Katolik. Puasa mutih Katolik memang belum diresmikan oleh gereja. Namun, puasa mutih Katolik disarankan oleh penampakan Bunda Maria di Medjugorje. Sebagai bentuk penghormatan kepada Bunda Maria, puasa mutih pun sebaiknya dilakukan oleh umat Katolik. Penampakan di Medjugorje itu sendiri pun belum mendapatkan pengakuan resmi dari gereja Katolik.
Tentu saja kita perlu memiliki motivasi dan kerinduan yang benar untuk melakukan puasa ini. Ingatlah bahwa puasa ini kita lakukan untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Puasa merupakan doa yang dilakukan oleh tubuh kita. Ketika kita mulai merasa lapar dan tergoda oleh makanan lainnya, kita perlu berserah pada Tuhan. Kita menyerahkan rasa lapar kita, motivasi puasa kita kepada Tuhan, seperti yang tertulis pada ayat Alkitab tentang berserah.
Mengingat bahwa tubuhpun merupakan bait Allah, kita tetap harus memperhatikan kondisi tubuh kita. Sesuaikan puasa dengan kemampuan tubuh kita. Selain itu, kita juga perlu memperbaiki tingkah laku kita, menghindari diri dari dosa, dan lebih lagi semakin taat dan dekat pada Tuhan. Tingkah laku kita seharusnya menjadi bentuk pelayanan kita yang sesuai dengan ayat Alkitab tentang pelayanan. Mari kita mencoba melakukan puasa mutih Katolik. Segala kemuliaan bagi nama Tuhan. Tuhan memberkati.