Dalam zaman modern ini kita mengenal istilah homoseksual sebagai lawan atau kebalikan dari heteroseksual. Sifat heteroseksual berarti memiliki ketertarikan seksual terhadap lawan jenis, sedangkan sifat homoseksual memiliki ketertarikan seksual terhadap orang dengan jenis kelamin yang sama dengannya. Selain itu, kita kenal juga istilah biseksual, yaitu ketertarikan baik terhadap jenis kelamin yang sama maupun berbeda.
Dalam Kristen kita mengenal adanya pengampunan dosa oleh pengorbanan Kristus di kayu salib, tidak peduli dosa apapun yang sudah dilakukan selain dosa menolak Kristus. Bagaimana dengan hal ketertarikan seksual, terutama terhadap jenis kelamin yang sama? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan mencoba memahaminya melalui ayat-ayat Alkitab berikut.
1. Markus 10:6-8 & Imamat 20:13
“Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.”
Markus 10:6-8
“Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.”
Imamat 20:13
Markus 10:6-8 secara spesifik mengatakan bahwa Tuhan pada awalnya menciptakan laki-laki dan perempuan. Dalam beberapa ayat Alkitab tentang pernikahan Kristen kita ketahui bahwa hubungan intim atau seks antara laki-laki dan perempuan merupakan ide Tuhan untuk dilakukan dalam ikatan pernikahan kudus.
Karena hubungan itu juga ide dari Tuhan, maka kita ketahui bahwa ketertarikan seksual pada dasarnya juga Tuhan ciptakan untuk terjadi antara laki-laki dan perempuan (antara lawan jenis). Bahkan, salah satu hukum Taurat yang tercatat dalam Imamat 20:13 secara tegas mengatakan bahwa hubungan seksual antara laki-laki dengan laki-laki (jenis kelamin sama) adalah kekejian dan hukumannya adalah hukuman mati.
2. Roma 1:25-27
“Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.”
Dalam poin sebelumnya kita ketahui bahwa ketertarikan seksual pada awalnya diciptakan untuk terjadi hanya antara lawan jenis. Jika demikian, mengapa di zaman sekarang homoseksual semakin marak kita temukan? Rupanya, kejatuhan manusia dalam dosa dan sifat ngeyel yang tidak menerima kebenaran Tuhan namun justru mengubah-ubah kebenaran itu (Why. 22:18-19) dan juga penyembahan kepada ilah lainlah yang menjadi penyebabnya. Kejatuhan dalam dosa menyebabkan manusia rentan terhadap serangan iblis dan kekerasan hati manusia yang tidak mau menerima kebenaran firman menyebabkan Tuhan mengizinkan terjadinya ketertarikan seksual terhadap jenis kelamin yang sama.
3. Ibrani 13:4
“Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.”
Walaupun Tuhan izinkan adanya ketertarikan seksual antar jenis kelamin yang sama, bukan berarti Tuhan telah mengubah penilaian-Nya dan memandang hal itu baik adanya. Maksud dari diizinkan dalam hal ini adalah walaupun Tuhan berkuasa menghapuskan hal itu namun Ia tidak melakukannya. Namun, hal itu tetaplah tidak benar karena tidak sesuai dengan rencana Tuhan.
Dalam Ibrani 13:4 dikatakan bahwa umat Kristen tetap diharapkan untuk menghormati perkawinan, termasuk di dalamnya hubungan seks, sebagaimana telah dirancangkan oleh Tuhan, yaitu antara laki-laki dan perempuan, suami setia dengan istrinya dan sebaliknya (baca juga: Beristri Dua Dalam Kristen).
Melakukan hubungan seks yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan (di luar pernikahan, antara sesama jenis, atau antara lebih dari satu suami dan satu istri) berarti mencemarkan apa yang dipandang kudus oleh Tuhan. Bahkan, hanya memandang orang lain dengan nafsu pun sudah dianggap berzinah dalam hati (Mat. 5:28).
4. Galatia 5:16, 18, 24
“(16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. … (18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. … (24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”
Seperti yang telah disinggung dalam poin ketiga, Tuhan bisa saja langsung memusnahkan dunia yang penuh dosa ini seperti yang dilakukan terhadap Sodom dan Gomora yang juga melakukan dosa mengejar kepuasan seksual yang tidak wajar (Yudas 1:7-8). Namun, karena kasih-Nya, Tuhan masih izinkan manusia untuk hidup di dunia ini sekalipun kedagingan kita membuat kita rentan berbuat dosa.
Karena manusia telah jatuh dalam dosa, ketertarikan seksual terhadap sesama jenis mungkin dirasakan bukan hal yang dapat dikontrol oleh diri sendiri. Di sinilah kasih karunia dan Roh Kudus dalam setiap diri orang percaya turut bekerja. Segala keinginan daging yang menuju pada dosa dapat kita lawan bukan dengan kekuatan kita sendiri namun dengan pimpinan Roh Kudus, Penolong dan Penghibur yang Yesus janjikan untuk kita. Roh Kudus menolong kita dalam kehidupan sehari-hari untuk mengenal Kristus lebih dalam sehingga Kristus semakin besar sedangkan kita, termasuk segala macam keinginan daging kita, semakin kecil (baca juga: Ayat Alkitab Tentang Hedonisme).
Dari kelima kutipan ayat ini kita dapat mengetahui lebih jauh apa yang Alkitab katakan mengenai homoseksual, bahkan juga biseksual. Keduanya pada dasarnya bukanlah kehendak Tuhan. Walaupun demikian, hendaknya kita tidak semata-mata menghakimi kedua kecenderungan seksual tersebut namun membantu mengingatkan bahwa Kristus mengasihi kita dan pengenalan akan Yesuslah yang dapat melepaskan kita dari berbagai macam dosa.