6 Cara Pindah Agama dari Protestan Ke Katolik Pada Masa Tahapannya

Pada dasarnya, setiap agama memiliki keyakinan dan tradisi masing-masing. Dan hal itulah yang membedakan antara satu agama dengan yang lainnya. Untuk berpindah dari satu agama dengan yang lain tidak bisa dilakukan sembarangan. Selain merubah kepercayaan kita terhadap banyak hal, juga memerlukan beberapa prosedur yang harus diikuti supaya dapat diterima oleh agama yang baru. Apalagi untuk agama Katolik, seseorang perlu melewati banyak tahapan yang panjang dengan tujuan kemurnian niat orang tersebut akan lebih teruji. Selain itu, orang tersebut juga akan lebih mengenal dan bisa menguasai prinsip-prinsip iman Katolik. Proses ini biasanya menghabiskan waktu selama satu tahun. Karena hal tersebut, banyak juga orang yang gagal mengikuti pelajaran sehingga harus ditunda sampai ia benar-benar siap menjadi seorang Katolik.

Pada artikel ini, akan dijelaskan bagaimana cara untuk pindah agama dari Protestan menjadi Katolik, yang sebenarnya juga berlaku untuk siapapun dari agama apapun yang ingin menjadi seorang Katolik. Dan berikut adalah cara untuk menjadi seorang Katolik:

  1. Percaya Bahwa Yesus adalah Juru Selamat

Ini adalah syarat pertama dan utama untuk menjadi seorang Katolik. Ia harus memiliki iman kepada Tuhan Yesus Kristus dan percaya sepenuhnya bahwa Ia adalah satu-satunya jalan keselamatan bagi umat manusia. Pasti cara pertama untuk  pindah agama dari Kristen menjadi Katolik ini sudah tidak asing lagi bagi kaum Protestan. Bahkan sudah sangat akrab dengan hal tersebut, karena bagi umat Protestan, Yesus adalah satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup. Namun masalahnya adalah, bahwa untuk menjadi seorang Katolik tidak hanya membutuhkan iman kepada Yesus, melainkan ia juga harus bersedia dibabtis secara Katolik. Dan babtisan inilah yang prosesnya sangat panjang.

  1. Dibabtis Secara Katolik

Dalam proses babtis ini, seseorang harus mengikuti pelajaran selama satu tahu yang paling tidak harus hadir dalam empat puluh kali pertemuan. Namun, waktu termasuk dalam kebijakan pastural sehingga kita juga bisa berunding dengan pastur untuk mempercepat waktunya apabila hal tersebut sudah cukup mendesak, tidak harus satu tahun asal mencakup empat puluh kali pertemuan. Misalnya, pertemuan bisa dilakukan lima kali dalam seminggu, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih singkat. Biasanya, kasus percepatan babtis ini dilakukan oleh mereka yang akan menjalani sakramen pernikahan.

Persiapan Melakukan Tahap Baptis Pindah Agama

Dalam periode babtis, seseorang akan melewati 4 masa dengan tiga tahapan, sebagai berikut:

  1. Masa Simpatisan atau Masa Prakatekumenat

Pada masa babtis pertama ini, seseorang boleh mengikuti semua kegiatan keagamaan Katolik, seperti doa-doa, perayaan ekaristi pada ibadah hari Minggu maupun pada ibadah hari biasa. Yang belum bisa diikuti adalah sakramen dalam gereja Katolik, seperti sakramen babtis, sakramen krisma, sakramen pengakuan dosa, sakramen ekaristi, dan lain sebagainya. Selain itu, mereka yang masih menjadi simpatisan juga belum dapat menerima komuni suci. Jadi, sebelum sebelum resmi menjadi Katolik, seseorang akan mengenal terlebih dahulu bagaimana tata cara ibadah Katolik dan tradisi-tradisinya. Masa prakatemumenat ini akan berakhir dengan ditandainya upacara tahap I, yaitu Tahap Penerimaan Katekumen.

  1. Masa Katekumenat

Pada masa katekumenat, seseorang sudah akan mulai berhubungan dengan gereja dan keluarga Kristus. Di sini, katekumen akan mendapat banyak kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran pokok mengenai iman Katolik serta meningkatkan hidupnya sebagai seorang Katolik.

  1. Masa Persiapan Akhir

Pada masa ini seseorang akan mengalami penyucian dan penerangan. Ia akan akan melewati upacara-upacara kecil yang bersifat sakramentali dan menerima sakramen inisiasi. Pada zaman dahulu, katekumen tidak boleh melakukan sakramen ekarisiti sebelum ia dibabtis. Baru setelah dibabtis, uskup akan meletakkan tangannya kepada katekumen dan mengurapi dengan minyak yang telah diberkati atau yang sering disebut minyak krisma. Sehingga upacara ini kemudian disebut sebagai sakramen krisma. Dalam agama Katolik, terdapat tiga sakramen inisiasi, yaitu sakramen babtis, sakramen krisma, dan yang terakhir ekaristi. Dan seseorang tidak boleh menerima ekaristi apabila belum dibabtis, maka dari itulah babtis dipandang suatu yang amat penting dalam proses inisiasi.


Anda dapat mengetahui lebih lanjut mengenai sakramen babtis dan ekaristi serta mengetahui bagaimana hubungan keduanya dalam artikel makna babtis kudus bagi orang percaya dan makna sakramen ekaristi. Selain dilakukan saat proses inisiasi, sakramen ekaristi juga akan terus dilakukan selama seseorang menjadi Katolik. Namun, namanya bukan inisiasi lagi, karena sesungguhnya ekaristi adalah tujuan sekaligus langkah terakhir dari semua proses inisiasi Kristen. Namun pada masa sekarang, tiga sakramen inisiasi dapat dilakukan secara terpisah. Hal ini berlaku bagi orang-orang yang lahir dari orang-tua yang beragama Katolik. Misalkan, babtis dilakukan sejak bayi. Kemudian, krisma dilakukan ketiga seseorang beranjak remaja. Dan setelah sakramen krisma, umat dapat menerima komuni pertama.

  1. Masa Mistagogi

Masa ini biasa disebut juga dengan masa pendampingan babtisan baru. Di sini mereka yang baru dibabtis pasti memerlukan bimbinan untuk mendalami hidup sebagai seorang Katolik.

Sekian artikel mengenai cara pindah agama dari Protestan menjadi Katolik. Sebenarnya, cara-cara tersebut lebih bersifat umum, yaitu bisa berlaku untuk semua orang. Hanya saja, mungkin banya orang Protestan yang sudah mengetahui dasar-dasarnya sehingga terasa lebih mudah. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca. Terima kasih.