Syarat pernikahan Kristen adalah janji sakral yang diucapkan oleh dua orang mempelai di depan Imam. Setelah Imam memberikan pemberkatan kepada mempelai, kedua mempelai resmi menyandang status suami dan istri. Hubungan suami dan istri bukanlah hubungan yang sangat gampang seperti saat masih dalam fase pacaran. Hubungan suami-istri akan berlangsung seumur hidup sehingga tidak boleh disepelekan sama sekali.
Banyak persiapan dan pengorbanan yang harus dilalui oleh dua insan ini supaya mendapatkan gelar suami-istri. Itu juga tidak mudah. Hal tersebut akan semakin sulit ketika sudah menjalani sebuah hubungan pernikahan. Pernikahan itu juga memiliki etika. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pasangan suami-istri. Inilah hubungan suami-istri larangan dan diizinkan beberapa hal dalam pengertiannya di dalam Kristen:
1. Suami dan Istri tidak boleh bercerai
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah (Matius 5:32)
Seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya. Begitu pula sebaliknya, hubungan suami istri dalam Kristen dalam seorang istri tidak boleh menceraikan suaminya. Apa yang sudah dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Mungkin, hukum negara mengizinkan adanya perceraian dalam Kristen, tetapi Agama Kristen tentu melarang keras hal ini. Hanya Tuhanlah yang berhak menceraikan manusia melalui kematian.
2. Poligami itu Haram
Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu (Roma 7:2).
Seorang istri tidak boleh memiliki suami lebih dari 1. Begitu pula sebaliknya, seorang suami tidak boleh memiliki istri lebih dari 1. Jangan coba untuk melakukan poligami menurut Alkitab. Ketika kamu berpoligami, kamu tidak hanya menyakiti hati pasanganmu saja. Kamu juga sudah menyakiti perasaan Allah yang sudah menyatukan kamu dalam ikatan pernikahan. Pernikahan kedua hanya boleh dilangsungkan ketika pasangan suami atau istri itu dipisahkan oleh Tuhan melalui kematian.
3. Hubungan antara Laki-laki dan Perempuan
Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri. (Imamat 20:13)
Tuhan hanya mengizinkan pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Sayangnya, ada pasangan gay atau lesbi yang mengklaim bahwa mereka adalah juga adalah pasangan suami dan istri. Tuhan tentu tidak mengizinkan hal ini karena pernikahan antara laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan adalah hal yang diharamkan di dalam Kristen. Tuhan sudah memerintahkan kita untuk beranak-cucu kepada umat-Nya. Bila pernikahan tersebut dilakukan antara sesama jenis, bagaimana mungkin seseorang bisa memiliki keturunan?
4. Suami-Istri akan Membentuk Sebuah Keluarga Baru.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya. (Kejadian 2:24)
Satu hal yang harus dipahami oleh pasangan Kristen adalah hal ini. Mereka harus paham hubungan suami istri dalam Kristen kalau suami dan istri akan melepaskan diri dari pihak orang tua dan membentuk keluarga baru. Keluarga yang baru ini haruslah independen dan kebijakan mereka tidak boleh diintervensi oleh keluarga lama mereka. Mungkin, kita harus belajar dari orang tua kita tentang bagaimana caranya untuk membina sebuah keluarga, tetapi bukan berarti orang tua harus melakukan intervensi terhadap hubungan anaknya. Tidak jarang, intervensi orang tua terhadap pernikahan anaknya justru menyebabkan perceraian.
5. Suami dan Istri adalah Sahabat
Hubungan suami dan istri bukan hanya tentang perkara seks saja. Baik suami dan istri harus paham bahwa menikah itu bukan soal ranjang saja, tapi juga tentang sahabat yang sahabat sehidup semati yang hanya maut saja yang boleh memisahkan. Laki-laki harus mencintai perempuan yang dinikahinya. Begitupun sebaliknya, perempuan harus mencintai laki-laki yang dicintainya. Tidak jarang, suami hanya menjadikan istrinya sebagai objek pemuas seksual saja. Hal ini tentu salah karena dengan begitu si suami sudah menjadikan istrinya hanya sebagai budak pemuas seksual semata. Tuhan Allah tentu murka apabila ada pihak yang menikah hanya untuk melakukan seks semata bukan untuk menjalin hubungan sehidup semati. Tak jarang, hubungan yang dilakukan hanya untuk seks diakhiri dengan perceraian.
6. Suami dan Istri Membentuk Organisasi
Ketika dipersatukan oleh Allah, laki-laki dan perempuan adalah satu-kesatuan yang utuh. Mereka akan membentuk sebuah organisasi baru yang disebut dengan keluarga dengan suami sebagai kepala keluarganya. Ketika sebuah pernikahan dikaruniai oleh anak, maka mereka akan mendapatkan anggota keluarga yang baru. Manajemen yang efektif harus dilakukan oleh suami, istri, dan anak, mulai dari pengaturan keuangan, kebutuhan, hingga iman. Semuanya harus diperhatikan oleh suami dan istri. Yang terpenting adalah suami, istri, dan anak harus tahu masalah apa yang sedang dialami oleh anggota keluarga supaya masalah yang dialami oleh salah satu anggota keluarga tidak membesar.
7. Suami dan Istri Terikat dengan Ikatan Seksual
“Tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.”(1 Korintus 7:2-4)
Sangat jelas tertulis bahwa suami dan istri juga bersatu dalam hubungan yang intim. Hubungan seksual dibutuhkan oleh manusia supaya memperoleh anak karena Allah juga meminta manusia untuk beranak-cucu. Namun, bukan berarti manusia bebas untuk melakukan hubungan intim. Semuanya itu sudah dikontrol oleh Tuhan sendiri. Manusia tidak boleh sembarangan dalam hubungan suami istri dalam Kristen melakukan hubungan seks dengan sesama jenis. Seorang suami hanya boleh berhubungan badan dengan istrinya saja. Seorang istri hanya boleh berhubungan badan dengan suaminya saja. Bila suami atau istri berhubungan badan dengan orang selain pasangan mereka, maka mereka sudah melakukan zinah. Tuhan juga memerintahkan manusia untuk tidak berzinah. Salah satu hal yang harus dipahami oleh kita adalah salah satu penyebab kenapa virus HIV dan penyakit AIDS bisa menyebar begitu cepat karena hubungan seks yang menyimpang. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017, jumlah orang terbanyak yang terkena virus HIV berdasarkan profesi justru dari kalangan Ibu Rumah Tangga. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh sembarangan untuk melakukan hubungan seksual. Tuhan sudah memperingatkan kita untuk melakukan hubungan seksual dengan suami/istri saja.
8. Suami dan Istri adalah Satu Kesatuan
Suami dan istri bukan lagi dua invidu melainkan satu. Hal ini adalah ucapan Allah sendiri. Oleh sebab itu, suami dan istri harus saling melengkapi satu sama lain. Bukan hanya itu saja, suami juga harus mengetahui masalah yang dialami oleh istri dan istri juga harus mengetahui masalah yang dialami oleh suami. Masalah suami adalah masalah istri juga. Masalah istri adalah masalah suami juga. Permasalahan harus diselesaikan secara bersama-sama. Setiap pendapat antara suami dan istri itu setara, tidak ada yang merasa lebih tinggi derajatnya. Hal yang tentu diperhatikan dari satu kesatuan ini adalah suami dan istri itu haruslah seiman.
9. Bersatu dalam Tubuh Kristus
Suami dan istri itu haruslah seiman. Mereka harus memiliki iman yang sama, yakni meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia. Hal ini tidak bisa diganggu gugat lagi. Suami dan istri hukum nikah beda agama menurut Kristen. Kristen melarang keras pernikahan beda agama. Ketika bersatu dalam tubuh Kristus, pasangan suami-istri harus menerima kekurangan masing-masing pasangannya. Meskipun menerima kekurangan masing-masing, pasangan juga harus mendukung satu sama lain untuk menguranginya. Contohnya adalah suami yang merupakan perokok berat. Istri harus menerima kekurangan suaminya yang merupakan perokok. Meskipun begitu, istri tidak boleh banyak mendiamkan saja kekurangan tersebut. Istri harus membantu suaminya untuk mengurangi intensitas rokok sang suami. Bila istri juga memiliki kekurangan seperti boros dalam berbelanja, suami pun harus membantu istrinya untuk jadi lebih hemat. Itulah yang disebut dengan bersatu dalam tubuh Kristus.
10. Suami dan Istri yang Dikaruniai Anak Harus Merawat Anaknya dengan Baik
Anak adalah titipan Tuhan yang dititipkan-Nya kepada kita. Oleh sebab itu, suami dan istri harus bekerja sama untuk merawat anak mereka. Meskipun suami bertugas sebagai pencari nafkah, suami juga harus tetap melakukan komunikasi yang intensif dengan anaknya. Banyak kasus anak broken home terjadi karena komunikasi dengan ayahnya jarang terjadi. Kasus ini terjadi karena adanya miskomunikasi antara ayah dan anak. Oleh sebab itu, rawatlah anak yang dititipkan oleh Bapa kepadamu dengan baik. Zaman sudah semakin canggih. Komunikasi terhadap anak bisa dilakukan di mana saja. Meskipun anak sedang kuliah di Jerman, kita bisa menghubungi anak melalui gadget. Suami dan istri juga harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan anaknya sampai anaknya sudah resmi bisa dilepas pada jenjang pernikahan nanti.
Itulah hubungan suami dan istri yang diizinkan di dalam Kristen. Menikahlah dengan orang yang kamu cintai dan yakini bisa lalui bersama. Menikah itu tidak boleh terburu-buru karena itu menyangkut kehidupanmu seumur hidup. Salah memilih akan menyebabkan hal yang fatal. Jangan memilih pasangan oleh karena nafsu. Pilihlah pasanganmu berdasarkan iman dan melalui izin Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.Bila akhirnya dikaruniakan anak oleh Tuhan, jagalah anak titipan Tuhan itu. Share artikel ini kepada teman-teman dan sanak keluargamu yang baru saja menjalin hubungan suami dan istri.