Di dalam Alkitab, seringkali kita temui bagian yang menceritakan mengenai silsilah dari salah seorang tokoh Alkitab. Sayangnya, nama-nama yang kita temui dalam silsilah tersebut adalah nama yang asing dan sulit pelafalannya sehingga kita pun sulit mengingatnya. Akibatnya, informasi mengenai silsilah tokoh tersebut terlewat begitu saja dari kepala kita.
Begitu juga halnya dengan silsilah Nabi Nuh, salah seorang tokoh besar dalam Alkitab. Sejak masih di sekolah minggu pun anak-anak sudah mendengar kisah mengenai Nuh, orang yang hidup berkenan di mata Tuhan sehingga dipilih untuk membangun kapal dengan tujuan menyelamatkan keluarganya dan berbagai macam pasangan hewan dari air bah. Bahkan, begitu hebatnya air bah tersebut hingga seluruh dunia tenggelam dan seluruh makhluk di dalamnya mati, kecuali Nuh dan keluarganya serta hewan yang ada di dalam kapalnya.
Nabi Nuh, yang namanya dalam bahasa Ibrani memiliki arti ketenangan (dalam bahasa Inggris diartikan rest atau perasaan tenang, damai, hingga dapat beristirahat) memiliki pohon silsilah yang menarik. Dalam Alkitab, kita dapat mengetahui silsilah dari Adam hingga Nuh dalam Kejadian 5, sedangkan daftar keturunannya dapat kita lihat dalam Kejadian 10.
Nah, dalam artikel ini kita akan fokus pada daftar keturunan Nabi Nuh. Nuh memiliki tiga orang anak yang diberi nama Sem, Ham, dan Yafet. Sebagai pengantar sebelum kita mempelajari lebih lanjut mengenai keturunan dari anak-anak Nuh, marilah kita lihat ayat berikut:
“Lagi katanya:
Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.
Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.” – Kejadian 9:26-27
1. Sem
Nama anak-anak Sem yang tercatat dalam Kejadian 11 adalah Elam, Asyur, Arpakhsad, Lud, dan Aram. Dalam Kejadian 11:10-26 dapat kita lihat nama-nama keturunan Sem, lebih tepatnya dari Arpakhsad, hingga Terah, ayah dari Abram yang kemudian Tuhan beri nama Abraham. Tuhan menyuruh Abraham untuk pergi ke tanah Kanaan dan ketika ia sampai ke dekat Sikhem yang saat itu masih didiami orang Kanaan, Tuhan berjanji bahwa negeri itu akan diberikan-Nya kepada keturunan Abraham.
Seperti yang kita ketahui, setelah puluhan tahun Abraham menunggu akhirnya Tuhan memberinya Ishak. Ishak kemudian memiliki dua anak, Esau dan Yakub. Yakub memiliki tiga belas anak – dua belas laki-laki dan satu perempuan. Yakublah yang kemudian diganti namanya menjadi Israel, bangsa yang dipilih Tuhan untuk kelak mendiami tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan.
Di ayat yang telah kita kutip sebelumnya, dikatakan “terpujilah TUHAN, Allah Sem”. Implikasi yang dapat kita tarik di sini adalah bahwa dari keturunan Sem, nama Allah akan dipermuliakan. Hal ini mungkin disebabkan oleh garis keturunan Sem yang darinya kita dapatkan silsilah Yesus dari Yusuf dan Maria dan karena iman Kristiani mempercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat, sehingga melalui Yesus, nama Tuhan dipermuliakan. (Baca juga: Karakter Kristus)
2. Yafet
Anak-anak Yafet menurut Kejadian 10 adalah Gomer, Magog, Madai, Yawan, Tubal, Mesekh, dan Tiras. Salah seorang keturunan Yafet, lebih tepatnya anak Yawan yang memiliki nama Tarsis, dipercaya menurunkan namanya kepada sebuah kota bernama Tarsis di Spanyol. Kejadian 10:5 mencatat bahwa dari keturunan Yafet berpencarlah bangsa-bangsa daerah pesisir. Alkitab King James Version pada ayat tersebut secara lebih spesifik menuliskan bahwa keturunan Yafet mendiami “isles of the Gentiles” (Gentiles = bangsa non-Yahudi; hal ini berarti bahwa mereka tinggal di luar wilayah Israel).
Setelah peristiwa runtuhnya menara Babel, keturunan Yafet menyebar ke Eropa Timur dan bagian utara Asia. Ada yang menyimpulkan bahwa mereka menyebar ke Yunani, namun ada pula yang menafsirkan bahwa kepulauan yang mereka datangi adalah kepulauan Asia dan Pasifik.
Nama Yafet sendiri dalam bahasa Ibrani memiliki arti luas atau perluasan. Hal ini menarik karena dalam berkat yang diucapkan Nuh pada ayat yang kita kutip di atas, Nuh memberkati Yafet dengan perluasan daerah kediamannya. Selain itu, Yafet juga mendapat hak untuk diam dalam daerah milik Sem.
3. Ham
Anak-anak Ham adalah Kush, Misraim, Put, dan Kanaan. Hal yang menarik di sini adalah dalam Kejadian 9:22, Ham disebut secara khusus sebagai “bapa Kanaan”. Dalam konteks perikop dimana panggilan “bapa Kanaan” tersebut muncul, Ham melakukan kesalahan terhadap ayahnya, Nuh, sehingga Nuh melayangkan kutuk terhadap Kanaan.
Setelah peristiwa the great flood, Nabi Nuh berprofesi sebagai petani anggur. Suatu hari, ia minum anggur hingga mabuk dan telanjang dalam kemahnya. Ham, anak bungsu Nuh, melihat hal tersebut dan menceritakannya pada kedua kakaknya, Sem dan Yafet. Sem dan Yafet melakukan hal yang menyiratkan bentuk penghormatan kepada ayah mereka: sambil berjalan mundur, mereka memasuki kemah Nuh dan menutupi tubuh Nuh yang telanjang dengan selimut tanpa melihatnya.
Dikatakan selanjutnya dalam perikop tersebut bahwa setelah mengetahui hal tersebut – perbuatan terpuji yang dilakukan Sem dan Yafet serta perbuatan yang tidak menghormati yang dilakukan oleh Ham – Nuh mengeluarkan kutuk bahwa Kanaan akan menjadi hamba Sem dan Yafet. Baca juga: Ayat Alkitab Tentang Keluarga dan Keluarga Kristen.
Tidak jelas mengapa Kanaan secara khusus disebutkan oleh Nuh untuk menjadi hamba dari Sem dan Yafet (dan keturunan mereka). Namun ayat yang menuliskan mengenai berkat dan kutuk yang diucapkan oleh Nuh tersebut kemudian menjadi kenyataan. Bangsa Israel kemudian mengusir orang Kanaan dari tanah mereka sendiri dan menikmati hasil tanah dan pekerjaan orang Kanaan.
Nah, kita telah melihat dan mempelajari keturunan Nuh dan penyebaran daerah kediaman mereka. Selain dapat mempelajari penyebaran tersebut, kita juga dapat mempelajari peristiwa yang melatar belakangi hasil akhir penyebaran tersebut. Kita juga melihat betapa menariknya bahwa kata atau nama-nama tertentu yang terkandung dalam Alkitab seringkali memiliki arti yang dapat diketahui dan ditarik relevansinya dengan peristiwa lain dalam Alkitab.
Karena itulah, ada baiknya jika kita dapat mendalami kitab suci kita dengan mindset bahwa ada hal menarik dan berguna yang dapat kita temukan bagi kehidupan kekristenan kita. Marilah kita terus tumbuhkan iman kita, salah satu caranya dengan tekun membaca firman Tuhan.