Salah satu ritual yang terdapat dalam agama Kristen yaitu sakramen. Sakramen merupakan sarana penganugerahan rahmat kepada orang yang beriman. Pada aliran Katolik sendiri terdapat tujuh sakramen dengan cara beribadah agama Katolik yang masing-masing memiliki makna tertentu, salah satunya adalah sakramen minyak suci. Dari tujuh sakramen tersebut dibagi menjadi tiga jenis yaitu inisiasi, penyembuhan, dan panggilan. Sakramen minyak suci termasuk dalam jenis sakramen penyembuhan. Ada dua tahap saat pelaksanaan ritual ini. Pertama, liturgi sabda, lalu kedua, pengurapan minyak suci yang dilakukan oleh imam dengan mengoleskan minyak yang telah diberkati pada dahi dan tangan si sakit.
Pada hirarki gereja Katolik mula-mula, sakramen minyak suci atau yang biasa disebut pengurapan orang sakit hanya dilakukan bagi seseorang yang berada dalam kondisi sekarat atau mendekati ajal. Tujuannya adalah untuk menghantarkan manusia ke kehidupan selanjutnya. Akibatnya, banyak orang yang takut untuk melakukan sakramen ini, sehingga semakin hari sakramen ini semakin jarang digunakan. Namun, sejak Konsili Vatikan II, terjadi perubahan mengenai fungsi dari sakramen minyak suci. Kendati demikian, sekarang pun masih banyak orang yang enggan untuk mendapat pengurapan minyak suci ketika sedang sakit, karena mereka beranggapan hal tersebut akan mempercepat kematian.
Fungsi dan Tujuan Pengurapan Minyak Suci
Untuk mempertegas tujuan dari sakramen ini, kita bisa melihat Kitab Hukum Kanonik 1004; KGK 1514 yang mengatakan bahwa pengurapan orang sakit dapat diberikan kepada orang beriman yang telah dapat menggunakan akal budi, mulai dari berada dalam bahaya karena sakit atau usia lanjut. Maka, jelas bahwa sakramen tidak serta merta mempercepat kematian, melainkan dilakukan pada siapa pun yang membutuhkan pengurapan untuk kesembuhan dan kekuatan.
Nah, di sini akan dibahas apa saja makna dalam sakramen minyak suci, yang sebenarnya memiliki arti yang cukup luas. Dulunya, terdapat perdebatan mengenai makna pengurapan minyak suci. Banyak teolog berpendapat bahwa pengurapan ini khusus untuk penyembuhan secara fisik. Ada juga yang beranggapan pengurapan ini hanya dilakukan satu kali, yaitu pada orang yang tidak dapat melakukan jenis-jenis dosa dalam Alkitab lagi. Namun seiring perkembangannya, pengurapan minyak suci di maknai tidak hanya untuk penyembuhan fisik tetapi juga rohani:
- Pengampunan Dosa
Dalam kondisi sakit, mungkin beberapa orang akan mengalami kesulitan untuk melakukan ritual pengakuan dosa. Maka, pengampunan dosa dapat diterima melalui sakramen minyak suci apabila orang tersebut mengakui dosanya dengan sungguh-sungguh. Yakobus 5:15 mengatakan bahwa doa yang datang dari iman akan memberikan pengampunan. Namun, apabila orang tersebut masih kuat, sebaiknya untuk melakukan sakramen ekaristi terlebih dahulu.
- Penghiburan dan Kekuatan
Sakramen minyak suci juga bertujuan untuk memberi kekuatan pada seseorang yang berjuang melawan rasa sakit. Penghiburan itu sendiri didapat karena saat dalam kondisi sakit seseorang lebih mudah untuk merasakan penderitaan Yesus Kristus saat disalibkan. Dengan begitu, si sakit lebih mampu merasakan penyertaan Yesus.
Adapun dengan sakramen minyak suci ini, kita meminta buah-buah Roh Kudus untuk senantiasa bekerja, supaya si sakit senantiasa diberikan sukacita, kedamaian, kesabaran, dan buah-buah Roh Kudus lainnya.
- Persiapan untuk Kehidupan Abadi
Pada usia lanjut atau sakit keras, sakramen minyak suci bisa dimaknai sebagai persiapan untuk peralihan menuju kehidupan yang akan datang, dan juga supaya si sakit diberikan perlindungan, dijauhkan dari roh jahat, serta diberikan penyembuhan jiwa.
Itulah beberapa ulasan tentang Sakramen ini tidak hanya ditujukan bagi orang-orang yang akan mengalami kematian, tetapi juga bagi mereka yang sedang sakit dan lemah.