Sebelum kita mengetahui contoh-contoh wahyu dan iman dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa arti wahyu dan iman. Kata wahyu dalam bahasa Inggris adalah revelation, yang artinya pernyataan. Selain itu, kata wahyu juga sama maknanya dengan apokalipsis dalam bahasa Yunani, yang berarti penyingkapan atau pembukaan selubung. Dan menurut Alkitab sendiri, wahyu secara umum dapat diartikan sebagai pernyataan dan perkenalan diri Allah kepada manusia. Ada dua jenis wahyu, yaitu wahyu umum dan wahyu khusus. Wahyu umum lebih cenderung kepada kebenaran-kebenaran umum mengenai Allah. Contohnya, penciptaan alam semesta yang menyatakan kebesaran Allah yang tak terbantahkan. Sedangkan wahyu khusus berupa hal-hal ajaib yang dilakukan Allah dengan cara yang tidak biasa. Misalnya, saat Allah menampakkan diri-Nya, penglihatan-penglihatan, atau karya keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus.
Selanjutnya, apa itu iman? Iman berarti percaya. Iman hanya digunakan dalam konteks hubungan manusia dengan Allah. Apabila seseorang memiliki iman kepada Allah Tritunggal, itu artinya dia percaya dan menerima wahyu Allah. Bagaimana? Apakah kalian sudah bisa tahu perbedaan antara wahyu dan iman? Secara mudahnya begini, wahyu adalah aksi yang dilakukan Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia, sedangkan iman adalah reaksi yang diberikan oleh manusia kepada Allah atas wahyu-Nya, dan reaksi itu berupa kepercayaan dan ketaatan.
Nah, setelah kita mengetahui perbedaan wahyu dan iman, mari kita lihat contoh-contoh wahyu dan iman dalam perbedaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sebagai berikut:
- Wahyu Allah dan Iman Nuh
Pada jaman Nuh, semua orang di jaman itu telah menyimpang di hadapan Allah, kecuali Nuh yang tetap taat kepada Allah karena dia bergaul dengan-Nya. (Kejadian 6:9) Suatu hari, bangkitlah murka Allah kepada bangsa itu dan Allah berencana untuk membinasakan mereka semua. Tetapi karena Nuh dan keluarganya taat, Allah memerintahkan Nuh untuk membangun bahtera yang cukup besar sehingga bisa menampung Nuh dan keluarganya. Nuh pun melakukannya tanpa banyak bicara. Dan saat datang waktunya, Allah membinasakan semua orang dengan air bah sehingga tidak ada seorang pun yang tinggal kecuali Nuh dan keluarganya. Nah, kisah Nuh ini merupakan salah satu contoh wahyu dan iman dalam Perjanjian Lama. Allah menyatakan diri-Nya kepada Nuh dengan memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera, dan Nuh dengan sepenuh hati mau mematuhi Allah.
- Wahyu Allah dan Iman Abraham
Janji adalah salah satu bentuk wahyu Allah. Pada Perjanjian Lama, kita bisa mendapati janji-janji yang Allah berikan kepada Abraham. Pada Kejadian 15:5, Allah berjanji akan memberikan banyak keturunan kepada Abraham. Kemudian pada Kejadian 12:1-3, Allah menjanjikan tanah Kanaan sebagai warisannya. Karena Abraham merespon janji-janji Allah dengan iman dan taat dalam melakukan perintah-Nya, maka Abraham benar di mata Allah. (Kejadian 15:6) Ketaatan Abraham juga bisa kita lihat ketika Allah memerintahkannya untuk mempersembahkan Ishak, anaknya yang tunggal.
Di situ Abraham percaya bahwa Allah tahu mana yang terbaik, dan ia memutuskan untuk taat. Lalu apa yang terjadi? Allah ternyata melakukannya hanya untuk menguji Abraham, Allah tidak benar-benar menginginkan korban Ishak. Dan karena kesetiaannya, Allah akan melanjutkan perjanjian-Nya kepada Abraham. Namun pada suatu kali, Abraham menolak untuk mematuhi Allah saat Allah memerintahkannya untuk menyunatkan setiap laki-laki yang ada di rumahnya. Akibat ketidaktaatan Abraham, Allah memberhentikan berkat-berkatnya.
- Wahyu Allah dan Iman Musa
Suatu hari di semak berduri, malaikat Tuhan menampakkan dirinya di hadapan Musa melalui peristiwa semak duri menyala namun tidak termakan api. Malaikat itu mengatakan pada Musa bahwa Allah mengutusnya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Saat menerima perintah Allah, awalnya Musa menolak karena merasa tidak mampu untuk melakukannya. Dia adalah tipe orang yang tidak pandai bicara, bagaimana bisa dia mengatur bangsa yang jumlahnya tak terhitung itu. Tetapi Allah meyakinkan Musa bahwa Allah yang akan berbicara melalui bibir Musa. Dan Musa mempercayai-Nya. Selama membimbing bangsa Israel dalam perjalanan ke Kanaan, banyak sekali rintangan dan cobaan yang mengujinya, kebanyakan berasal dari bangsa Israel yang terus mengeluh. Tapi Allah membantu Musa dengan memberikannya kuasa untuk melakukan banyak mujizat, sehingga bangsa Israel bisa percaya pada Musa.
Namun pada akhirnya, Musa gagal melanjutkan mandatnya karena dia melanggar perintah Allah. Musa memukul batu dengan keras agar dapat mengeluarkan air, padahal Allah hanya memintanya untuk berkata saja. Karena itulah, Tuhan memberhentikan janji-Nya dan mengalihkan mandat untuk membimbing bangsa Israel kepada Yosua. Di penggalan cerita Musa, contoh wahyu yang Allah nyatakan adalah ketika Dia berjanji akan membantu Musa dan menyertai bangsa itu. Banyak sekali mujizat yang Allah tunjukkan kepada bangsa Israel dengan perantaraan Musa. Awalnya memang Musa percaya dan beriman kepada Allah, tapi pada akhirnya, oleh karena Musa tidak bisa menahan emosinya kepada bangsa Israel, dia memukul batu dengan keras untuk mengeluarkan air. Padahal Allah hanya meminta Musa untuk berkata saja, maka air itu akan keluar. Di sini Musa tidak taat kepada Allah. Maka Allah menghentikan janji-Nya kepada Musa.
- Wahyu Allah melalui Yesus Kristus
Wujud wahyu Allah yang paling nyata yaitu dengan makna kelahiran Yesus Kristus di dunia, dimana Allah mau merendahkan diri-Nya dan menjadi manusia untuk menyatakan diri-Nya. Ibrani 1:1-3 mengatakan bahwa sejak dulu kala Allah sudah berulang kali berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka di zaman akhir ini Allah berbicara kepada manusia melalui Anak-Nya yaitu Yesus Kristus. Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.
Di sini Yesus tidak hanya berperan untuk menyampaikan Firman Allah, melainkan Dia-lah Firman Allah yang hidup. Dia mengajarkan dan memberi kesaksian tentang karya keselamatan Allah melalui diri-Nya sendiri dengan adanya peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya. Dan sebagai orang Kristen, yaitu pengikut Kristus, sudah sepantasnya kita merespon pernyataan Allah dengan iman kepada Yesus Kristus, menaati ajaran-Nya, serta menjauhi jenis-jenis dosa dalam Alkitab.
Demikian beberapa ulasan dari bentuk contoh Wahyu dan juga Iman dalam bentuk perjanjian lama maupun juga perjanjian baru yang bisa anda ketahui.