Yesus Kristus telah turun ke dunia. Pohon natal dan dekorasi lainnya mulai dipasang di rumah dan beberapa tempat umum. Sinterklas tidak lupa untuk ikut serta dalam menghibur anak-anak kecil. Itu semua adalah pertanda bahwa natal akan tiba sebentar lagi. Natal adalah hari peringatan lahirnya Sang Juruselamat Dunia, Kristus. Sudahkah kamu memaknai kedatangan Anak Manusia pertama kali di Kota Betlehem?
Di era modern ini, natal hanya sekedar seremonial biasa saja. Banyak manusia tidak memaknai kedatangan Yesus Kristus dengan benar. Buktinya, manusia makin tenggelam di dalam nafsu. Perang tidak kunjung berhenti. Korupsi merajarela. Pornografi dan Pornoaksi dibebaskan. Banyaknya gereja palsu dan nabi-nabi palsu muncul. Pernikahan sesama jenis pun dilegalkan di berbagai negara, seperti Amerika Serikat dan Jerman. Ateisme dan Gereja Setan tumbuh pesat di dunia. Hari Natal dijadikan sarana untuk melakukan seks bebas dan dosa lainnya. Manusia justru tidak melakukan ibadah dan perenungan diri saat Natal. Begitulah sekarang, tantangan gereja masa kini begitu banyak.
Makna Kelahiran Yesus bagi Manusia
Banyak yang bisa kamu pelajari dari Hari Natal. Namun, ada 3 hal penting yang harus kamu pelajari dari peristiwa terbesar dalam sejarah umat manusia tersebut. Berikut ini adalah pelajaran yang bisa kamu dapatkan dari kedatangan Putra Allah yang pertama kalinya di kota mungil Betlehem.
1. Kesederhanaan
Kelahiran Yesus Kristus ke dunia itu memiliki banyak makna yang tersirat. Kita harus meminta bantuan-Nya untuk membuka tabir yang tersirat itu. Bila kamu membaca Alkitab tanpa meminta bantuan Tuhan, semuanya akan menjadi sia-sia. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari peristiwa kelahiran Yesus Kristus atau Natal.
(Lukas 2:6-7) Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Yesus lahir di kandang domba. Sebuah fakta yang harusnya membuat kita sadar. Mesias dan Raja Dunia yang dijanjikan oleh Allah Bapa justru lahir di kandang domba, bukan di istana atau di rumah mewah. Yesus menunjukkan kesederhanaannya kepada umat manusia. Namun, dewasa ini, manusia tidak malu untuk memamerkan kekayaannya terlalu berlebihan. Bahkan, orang yang pamer harta sering kita jumpa di dalam gereja. Mereka menggunakan aksesoris emas yang belerbihan, tas mahal, make up yang terlalu tebal, dan baju mahal.
2. Kerendahan Hati
Banyak juga orang kaya yang justru tidak membantu orang-orang yang miskin. Mereka justru merendahkan orang miskin dengan stigma bodoh, kolot, dan tak beretika. Mereka lebih memilih memperkaya harta benda mereka dan lupa untuk memperkaya iman. Padahal, Tuhan Yesus sudah bersabda:
Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? (Yakobus 2:5)
Jangan pernah pamerkan kekayaanmu dengan berlebihan. Yesus sudah memberi kita pelajaran tentang kesederhanaan melalui kelahirannya yang begitu sederhana. Harta yang kau miliki itu tidak akan kau bawa saat kau menghadapi penghakiman nanti. Teladanilah sifat makna kelahiran Yesus Kristus yang hidup sederhana dari lahir sampai kenaikannya ke surga.
3. Mukjizat itu Nyata
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , mukjizat adalah kejadian (peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Peristiwa natal mengajarkan tentang sebuah mukjizat. Yesus lahir dari seorang perawan yang dikandung oleh Roh Kudus. Maria mengandung seorang anak melalui proses yang bagi kita semua tidak masuk akal. Bagaimana mungkin ada orang yang bisa mengandung seorang tanpa dibuahi dan perawan?
(Matius 1:23) “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel ” –yang berarti: Allah menyertai kita.
Melalui kisah inilah, Dia mengajarkan tentang mukjizat. Inilah sesungguhnya mukjizat-Nya yang pertama. Peristiwa kelahirannya yang begitu luar biasa adalah sebuah kemustahilan bagi manusia. Namun, hal ini mungkin dilakukan oleh makna kelahiran Yesus Kristus. Dalam melakukan pelayanan pun, Dia melakukan begitu banyak mukjizat.
4. Kepemimpinan
Yesus Kristus adalah manifestasi Allah dalam bentuk manusia. Bagi kita semua, Allah adalah Pencipta dan Pemimpin dunia dan surga. Dia datang ke dunia untuk menggembalakan domba-domba yang tersesat seperti yang tertulis di dalam:
(Mazmur 23:1) “Mazmur Daud. Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku“
Gembala bermakna sebagai seorang pemimpin yang akan menjaga domba-dombanya. Penggembala juga yang menuntun domba untuk pergi beraktivitas di padang rumput pada pagi hari dan juga kembali ke kandang pada sore hari. Gembala akan sangat sedih bila ada satu saja dombanya yang hilang. Gembala tidak hanya sekedar duduk diam saja. Dia mengawasi domba-dombanya terus-menerus. Apabila ada dombanya yang sedang sakit, sang gembala tentu akan langsung merawat dombanya itu. Itulah yang dilakukan oleh makna kelahiran Yesus Kristus. Dia berinkarnasi menjadi manusia dan turun ke bumi untuk menggembalakan umat-Nya yang tersesat dan sedang sakit. Dia tidak sekedar diam saja di Surga. Yesus turun langsung untuk memperbaiki semua kerusakan yang ada di dunia. Itulah sifat pemimpin yang baik. Pemimpin itu tidak harus memimpin saja, tetapi juga melayani.
5. Pelayanan
Yesus turun ke dunia tidak hanya sekedar memimpin umat-Nya saja, tapi juga ikut melayani umat manusia. Dia melayani masyarakat yang sakit, miskin, dan sedih. Yesus tidak memilih dalam bersahabat dengan siapapun. Bahkan, seorang penzinah dan pemungut cukai pun ditemaninya.
Lukas 22:25-26: “Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Raja-raja bangsa yang tidak mengenal Tuhan berkuasa atas rakyatnya, dan orang-orang yang berkuasa atas raja-raja itu disebut ‘Pelindung Rakyat’. Namun, kamu jangan seperti itu. Sebaliknya, yang paling besar di antara kamu harus bertindak seperti yang paling kecil, dan pemimpin harus menjadi seperti pelayan.”
Kita lihat pemimpin sekarang yang justru menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri. Mereka tidak menggunakan kekuasaannya untuk melayani rakyat. Bahkan, ada seorang ketua lembaga negara yang menggunakan kekuasaannya untuk lari dari jeratan hukum yang didapatkannya. Ada baiknya pemimpin di dunia ini memaknai Hari Natal dengan belajar dari-Nya tentang makna memimpin masyarakat.
Maknailah natal dengan baik. Jangan jadikan hari peringatan kedatangan Mesias ke dunia untuk pertama kali dengan hanya sekedar seremonial belaka saja. Belajarlah kesederhanaan, kepemimpinan, dan menjadi beriman dari kedatangan-Nya yang pertama kali. Perjalananan Yesus selama di bumi pun harus kau pelajari juga, baik itu perkataan dan perbuatan-Nya. Persiapkan dirimu karena Putra Allah akan datang untuk kedua kalinya.