10 Sakramen Dalam Gereja Katolik dan Penjelasannya

Sakramen dalam agama Kristen memiliki makna sebagai sarana penganugerahan rahmat oleh Tuhan kepada orang-orang yang beriman. Terdapat tujuh sakramen dalam gereja Katolik yang umum dilaksanakan. Sakramen tersebut dibagi menjadi tiga kategori, yaitu inisiasi, penyembuhan, dan panggilan.

Dan untuk masing-masing sakramen, akan dijelaskan sebagai berikut:

  • Sakramen Babtis

Sakramen ini merupakan sakramen yang wajib dilakukan bagi seluruh umat Katolik. Bisa dibilang sakramen ini merupakan sakramen yang paling mendasar, karena apabila seseorang belum dibabtis, maka mereka tidak dapat melakukan keenam sakramen lainnya. Dengan adanya babtisan secara Katolik, menyimbolkan bahwa seseorang merupakan penganut Katolik dan berada dalam kesatuan gereja Katolik.

Babtisan secara umum sebenarnya memberi makna bahwa seseorang telah menerima Kristus, dan percaya mereka akan diselamatkan melalui penebusan-Nya. Sehingga, para orang tua akan membabtiskan bayi beberapa hari setelah mereka lahir. Mereka percaya bahwa bayi yang baru lahir membawa dosa asal, dosa yang berasal dari dosa Adam dan Hawa. Maka dari itu, bayi perlu disucikan agar dosa-dosa itu tidak membayangi kehidupan.

Selain sebagai pemberian keselamatan, babtisan juga menandakan bahwa kita mau ambil bagian dalam kehidupan-Nya. Yesus datang ke dunia untuk menjadi saksi tentang keselamatan Allah Tritunggal. Sehingga, bagi kita yang telah dibabtis, itu artinya bahwa kita mau untuk menjadi bagian dalam kesaksian-Nya serta menyatakan kebenaran-Nya bagi dunia, yaitu dengan menjadi terang dan garam dunia.

Dalam gereja Katolik, terdapat empat macam babtisan yang biasa digunakan, diantaranya adalah:

  1. Batis bayi : Seperti yang sebelumnya disebutkan, babtis bayi dilakukan beberapa hari setelah bayi lahir di dunia. Tujuannya adalah untuk menghapus dosa asal.
  2. Babtis dewasa : Babtis ini merupakan babtis kedua kalinya, dan dilakukan apabila seseorang telah dewasa secara jasmani maupun rohani. Dia secara sadar mau untuk mengikut Kristus karena dia percaya Kristus.
  3. Babtisan rindu : Seseorang dikatakan telah menerima babtisan rindu apabila dia memang benar-benar berniat menjadi Katolik dan masuk gereja Katolik, serta dia telah melakukan masa katekumenat, namun dia meninggal sebelum melakukan babtisan yang sebenarnya.
  4. Babtisan darah : Babtisan darah sebenarnya hampir sama dengan babtisan rindu. Keduanya sama-sama berniat menjadi Katolik, sama-sama telah melakukan masa katekumenat, dan sama-sama meninggal sebelum melakukan babtisan. Perbedaannya hanya pada babtisan darah penyebab seseorang meninggal adalah karena membela imannya.
  • Sakramen Krisma

Sakramen krisma adalah sakramen dalam gereja Katolik yang dilakukan apabila seseorang telah melakukan sakramen babtis. Makna sakramen ini sebenarnya adalah penyempurnaan inisiasi babtis. Apabila dalam babtis, seseorang menerima rahmat pengudus dari Roh Kudus, maka dalam krisma orang tersebut akan menerima rahmat Roh Kudus yang melengkapi. Awal mula adanya sakramen krisma didasarkan pada pemberian Roh Kudus dalam Kitab Perjanjian Baru. Lebih tepatnya, dalam Kisah Para Rasul 19:5-6, yang mengisahkan bahwa orang-orang yang telah dibabtis baru dapat menerima Roh Kudus setelah Paulus menumpangkan tangannya kepada mereka. Makanya, dalam sakramen krisma terdapat ritual penumpangan tangan. Penumpangan tangan sendiri memiliki makna pengalihan kekuatan ilahi berupa penugasan dan penyembuhan.

Untuk dapat melakukan sakramen krisma, seseorang harus sudah memiliki akal budi dalam iman dan pemahaman terhadap makna sakramen krisma itu sendiri. Sakramen krisma memiliki dua makna penting, yaitu sebagai pendewasaan dan pengutusan. Dikatakan pendewasaan karena mereka yang telah melakukan sakramen krisma akan menerima kekuatan dari Roh Kudus sehingga mereka dapat memikul tanggung jawab Kristiani, baik dalam iman maupun perbuatan. Lalu mengapa dikatakan pengutusan, tentu saja karena mereka akan ditugaskan untuk menyatakan Kristus melalui perbuatan dan imannya.


  • Ekaristi

Nah, sakramen inisiasi terakhir ini juga merupakan bagian dari penyempurnaan inisiasi. Ekaristi berasal dari kata Yunani yaitu eucharistia, yang artinya ucapan syukur atau ucapan terima kasih. Selain itu, ekaristi juga dimaknai sebagai alat pemberian rahmat dan pemberian keselamatan dari Allah. Seperti yang dapat kita ketahui dalam artikel makna sakramen ekaristi, bahwa roti dan anggur dalam ekaristi akan dikonsekrasikan menjadi Tubuh dan Darah Yesus.

Jadi, setiap kali kita makan roti dan anggur dengan iman, maka kita akan mendapat buah penebusan Kristus dan dosa-dosa kita akan diampuni. Dan perlu kita ketahui, bahwa adanya sakramen ekaristi didasarkan oleh perintah Tuhan Yesus sendiri pada perjamuan terakhir-Nya, yaitu meminta kita untuk menjadikan roti dan anggur sebagai peringatan akan Dia.

Ekaristi dalam gereja Katolik rutin dilakukan setiap hari minggu, bahkan bisa juga pada hari-hari biasa. Makna dalam sakramen ekaristi adalah sebagai pengingat akan karya penyelamatan Allah, bersatu dengan Kristus, dan juga sebagai wujud kesatuan dengan jemaat dan membentuk satu tubuh dalam Kristus.

  • Sakramen Tobat

Alasan mengapa sakramen tobat masuk dalam kategori sakramen penyembuhan yaitu karena fungsinya sebagai penyembuhan rohani. Manusia perlu disembuhkan dalam hal rohani karena perbuatan dosa mereka. Dosa diyakini bersifat merusak, baik hubungan antar manusia maupun hubungan dengan Allah. Dan manusia perlu memulihkan hubungan tersebut melalui melakukan sakramen tobat.

Seseorang yang telah dibabtis namun kembali melakukan dosa dapat melakukan sakramen tobat. Sakramen ini ditujukan bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin bertobat. Tidak hanya tangisan dan rasa sesal karena emosi sementara, melainkan mereka juga harus memiliki sikap hati yang mau berubah. Walaupun memang, setelah manusia melakukan sakramen tobat, bukan berarti mereka tidak akan berdosa lagi, namun yang Allah nilai di sini adalah kesungguhan kita untuk menjauhi perbuatan dosa. Karena Allah akan mengampuni mereka yang memiliki niat tulus.

Sebagian besar gereja melaksanakan sakramen pengakuan dosa setiap hari Minggu. Namun, apabila sakramen ini benar-benar dibutuhkan mendesak, maka kita bisa memanggil Romo dan menjadwalkan pertemuan sendiri. Pengampunan dosa didapat melalui perantaraan pelayan Tuhan. Tetapi, bukan kekuatan mereka yang digunakan, melainkan karena Tuhan sendiri yang memberikannya dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Walaupun seseorang telah melakukan sakramen tobat, bukan berarti mereka akan terbebas dari hukuman. Mereka akan mendapat pengampunan, namun mereka tetap akan menanggung akibat perbuatan dosa yang mereka lakukan.

  • Sakramen Pengurapan Orang Sakit

Sakramen pengurapan orang sakit atau yang biasa disebut makna sakramen minyak suci merupakan sakramen yang ditujukan bagi mereka yang sakit atau lemah secara jasmani. Sakramen ini juga biasa dilakukan bagi mereka yang lemah karena lanjut usia.

Dalam sejarah sakramen pengurapan orang sakit, banyak perubahan makna mengenai sakramen ini seiring dengan perkembangan jaman. Sebenarnya adanya sakramen ini didasarkan oleh tindakan Yesus yang mau menyembuhkan dan mengampuni banyak orang berdosa. Oleh karena inilah, sakramen pengurapan orang sakit tidak hanya dimaknai sebagai penyembuhan, melainkan juga pengampunan.

Selanjutnya, seiring bergantinya abad, terjadi perubahan mendasar makna mengenai sakramen pengurapan orang sakit. Yang paling drastis adalah ketika sakramen ini dianggap sebagai sakramen khusus bagi mereka yang sedang mendekati ajal. Tak ayal, orang jadi segan untuk melakukan sakramen pengurapan orang sakit.

Namun pada abad ke-16, gereja kembali menelaah dan berusaha untuk mengembalikan makna sakramen ini ke makna semula, dan beberapa tindakan serta pemberian pemahaman kepada jemaat pun dilakukan. Sehingga saat ini sakramen orang sakit bisa dimengerti sebagai sakramen penyembuhan untuk orang sakit, tidak hanya bagi mereka yang sekarat. Walau begitu, memang masih ada beberapa orang yang masih enggan melakukan sakramen ini.

  • Sakramen Pernikanan

Pernikahan dianggap sebagai suatu sakramen dalam kepercayaan Katolik, yaitu sebagai salah satu cara Tuhan untuk menyatakan cinta kasih-Nya dan menjadikannya sebagai sarana penyelamatan. Pasangan yang dapat melakukan sakramen pernikahan adalah mereka yang telah dibabtis secara Katolik.

Apabila dua insan telah disatukan dalam pernikahan itu tandanya mereka telah menjadi satu daging dan tak dapat dipisahkan. Hubungan antara suami dan istri juga digambarkan sebagai ikatan tak terpisahkan antara Kristus dan umat-Nya. Oleh karena itulah dalam ajaran Katolik, pasangan yang sudah menikah tidak boleh bercerai. Gereja juga enggan untuk melakukan sakramen pernikahan bagi orang yang sudah menikah sebelumnya.

Dalam Kitab Hukum Kanonik, terdapat lima gagasan mengenai tujuan pernikahan, sebagai berikut:

  1. Perjanjian kasih antara suami dan isteri
  2. Kesediaan untuk hidup senasib dan sepenanggungan dalam berbagai aspek kehidupan
  3. Untuk mensejahterakan suami dan isteri
  4. Melahirkan anak
  5. Sarana penyelamatan Allah

Untuk lebih jelasnya mengenai tujuan pernikahan dalam kepercayaan Katolik, Anda dapat membaca artikel tujuan sakramen perkawinan.

  • Sakramen Imamat

Sakramen imamat atau yang biasa disebut sakramen pentasbihan dilakukan khusus bagi mereka yang akan menjadi pelayan Tuhan di gereja, seperti imam, diakon, atau uskup. Pelaksanaan sakramen imamat hanya boleh dilayani oleh uskup. Setelah seseorang sudah ditasbihkan melalui sakramen ini, itu tandanya mereka harus membaktikan dirinya sebagai citra Kristus. Mereka harus bisa menggambarkan Kristus melalui perbuatannya.

Namun, tidak setiap orang dapat menerima sakramen ini. Hanya orang-orang terpilih saja, yaitu mereka yang ditunjuk-Nya. Sebelum melakukan sakramen untuk menjadi imam, seseorang dituntut untuk menjalankan program seminari, yang meliputi studi filsafat dan teologi, dan juga menjalankan suatu program formasi yang biasanya berupa retret, pengarahan rohani, pengalaman apostolat, dan lain sebagainya. Dan untuk menjadi seorang diakon, terdapat program pendidikan untuk pentasbihan yang diatur oleh Konferensi Waligereja Indonesia.

Lainnya

  • Sakramen Inisiasi
  • Sakramen Penyembuhan
  • Sakramen Panggilan

Demikian sepuluh sakramen dalam agama Katolik, semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca. Terima kasih.