6 Makna Perjamuan Kudus Bagi Umat Protestan

Perjamuan kudus atau perjamuan Tuhan adalah istilah sakramen dalam agama Protestan. Sakramen ini memiliki makna yang sama dengan ekaristi dalam agama Katolik. Perjamuan kudus merupakan sakramen yang sakral, sehingga tidak setiap orang dapat merayakannya. Mereka yang boleh ikut serta dalam perjamuan kudus adalah mereka yang sudah dewasa secara jasmani dan rohani. Dan biasanya, kedewasaan ini ditandai dengan sakramen babtis dewasa. Apabila seseorang telah dibabtis, itu tandanya dia percaya dan menerima Kristus dalam kehidupannya. Sehingga ia boleh ikut ambil bagian dalam perjamuan kudus, karena perjamuan kudus adalah sakramen yang dilakukan untuk mengingat pengorbanan Yesus Kristus dalam menyelamatkan umat manusia.

Berbeda dengan Katolik dimana perayaan sakramen ekaristi dilaksanakan setiap hari minggu, pada agama Protestan perjamuan kudus dilakukan pada hari-hari tertentu, misalnya satu kali di awal bulan atau di akhir bulan saja. Dalam perjamuan kudus kita akan menerima roti dan anggur, dimana roti dan anggur tersebut merupakan tubuh dan darah Yesus sendiri. Apakah Anda merasa hal tersebut terdengar tidak masuk akal? Nah, banyak orang yang berpikir demikian, sehingga pengertian yang dipahami sebagian orang Kristen adalah bahwa roti dan anggur hanyalah lambang tubuh dan darah Yesus. Padahal, saat Yesus mengatakan pada murid-murid-Nya di perjamuan terakhir-Nya, Ia menegaskan bahwa roti dan anggur tersebut adalah tubuh dan darah-Nya.

Kita mungkin sulit percaya apabila kita hanya menggunakan logika manusia, tapi kita akan percaya kalau kita memakai iman. Dan memang, Yesus memiliki kuasa untuk mengubah roti dan anggur dalam perjamuan kudus menjadi tubuh dan darah-Nya. Sehingga apabila kita percaya bahwa roti dan anggur tersebut adalah tubuh dan darah Yesus, maka kita akan mendapat buah penebusan yang dilakukan oleh-Nya, yaitu keselamatan.

Setelah kita mengetahui gambaran umum mengenai perjamuan kudus, kita akan melihat apa saja sih makna dalam perjamuan kudus, dan berikut uraiannya:

1. Perintah Untuk Senantiasa Mengingat Yesus

Nah, sebelumnya telah disebutkan, bahwa  perjamuan kudus merupakan perintah langsung dari Yesus kepada murid-murid-Nya saat perjamuan terakhir-Nya.  Ia meminta supaya roti dan anggur menjadi peringatan akan Dia. Anda bisa mengetahui lebih jelas mengenai perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya pada Matius 26:26-28,  Markus 14:17-25, Lukas 22:7-22, Korintus 11:23-29, atau 1 Korintus 11:23-25.

Mungkin tanpa perjamuan kudus, kita juga akan tetap mengingat Tuhan Yesus. Namun terkadang, aktivitas duniawi seakan mendominasi pikiran, sehingga kita sulit merasakan pengorbanan Yesus yang menyelamatkan dan membebaskan kita dari maut. Bahkan mungkin, kita malah menjadi acuh tak acuh terhadap peristiwa tersebut. Maka dari itu, dengan mengikuti perjamuan kudus kita dapat kembali menyegarkan dan menguatkan ingatan kita akan Yesus Kristus, serta lebih mampu untuk merasakan cinta kasih-Nya.

Pada 1 Korintus 11:27, Paulus mengatakan bahwa barang siapa yang makan roti dan anggur dengan cara yang tidak layak, maka dia berdosa terhadap tubuh Tuhan. Ada beberapa kemungkinan mengenai apa yang dimaksud dengan “cara yang tidak layak.” Bisa jadi itu karena kita merayakan perjamuan kudus hanya untuk formalitas dan tidak memaknai dengan sungguh-sungguh roti dan anggur.

Sikap tersebut menunjukkan bahwa kita belum bisa memahami seberapa mahal harga yang dibayar-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Atau mungkin, kita memiliki jenis-jenis dosa dalam Alkitab yang belum kita bereskan, misalnya kita belum minta maaf karena kesalahan kita pada orang lain, atau kita masih memiliki kebencian dalam hati, atau bahkan kita belum mengakui dosa kita di hadapan Tuhan. Oleh kerana itu, sebelum melakukan perjamuan kudus, marilah kita selesaikan masalah hati kita agar kita layak menerima perjamuan-Nya.

2. Bersatunya Pribadi Kita Dengan Kristus

Dalam Yohanes 5:56-57, dikatakan bahwa siapa saja yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya maka ia akan tinggal di dalam Yesus dan Yesus di dalam Dia. Dengan mengikuti perjamuan kudus, otomatis kita akan menikmati perjamuan roti dan anggur.


Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa roti dan anggur tersebut bukanlah makanan biasa. Roti dan anggur dalam perjamuan kudus memiliki kuasa, namun bisa atau tidaknya kuasa itu bekerja tergantung pada iman kita. Apakah kita percaya bahwa roti dan anggur itu merupakan tubuh dan darah-Nya atau tidak. Dan apabila kita telah tinggal di dalam Yesus, seperti yang dikatakan Yohanes 15:4-5, maka kita akan bertumbuh di dalam-Nya karena Dialah adalah pokok anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Kita akan berbuah banyak dan buah-buah tersebut akan menyatakan Kristus melalui diri kita.

3. Mengingat Pengalaman Keselamatan Kita

Hey! Tuhan Yesus telah berkorban untuk kita, lhoh! Kita telah terbebas dari maut. Dan bagi siapa saja yang percaya kepada penebusan-Nya, maka merekalah orang yang merdeka.

Yesus telah menunjukkan cinta-Nya dengan mengorbankan diri-Nya sendiri, lalu apalagi yang perlu kita cari? Tidakkah kita cukup dengan kasih yang sedemikian besar. Jadi, jangan pernah kita merasa kesepian dan merasa tidak dicintai. Terkadang, karena manusia merasa tidak dikasihi, ia berusaha mencari kebahagiaan dan kekosongan hatinya dengan cara yang salah. Tapi, karena Yesus telah memerdekakan kita, maka hiduplah di dalam-Nya.

Lakukanlah hal-hal yang positif dan berusahalah raih visi yang Ia berikan pada kita. Jadikan Dia sebagai alasan dan dasar dalam melakukan segala sesuatu. Tunjukkan rasa terima kasih kita melalui pelayanan. Cintai sesama seperti Yesus mencintai kita.

4. Perintah Untuk Mengingatkan Mereka yang Belum Percaya

Nah, ini merupakan salah satu kewajiban kita sebagai orang yang percaya. Sebagai orang Kristen kita diutus untuk menjadi garam dan terang dunia. Kalau kita hanya bergaul dengan kumpulan orang-orang percaya, maka terang kita tidak akan kelihatan. Coba saja bayangkan, apakah lampu motor akan kelihatan sinarnya di siang hari? Remang-remang ‘kan? Tapi kalian tahu bahwa cahaya lilin kecil pun akan sangat berarti di malam hari.

Dari perumpamaan ini kita bisa merenungkan bahwa kita tidak akan jadi menjadi terang kalau lingkungan kita sudah terang. Bergaulah dengan semua orang. Terangi mereka dengan terang Kristus. Namun, bukan berarti kita seenaknya mengajari dan menghakimi mereka ya. Malahan, kalau kita memaksakan kepercayaan mereka, mereka tidak akan percaya dan jadi malas bergaul dengan kita. Karena isi kepala orang berbeda-beda dan sejak kecil mereka telah ditanamkan dengan kebenaran masing-masing. Kita tidak perlu banyak bicara untuk memberitakan tentang Kristus. Tunjukkan itu melalui perbuatan. Orang lain pasti bisa melihat.

5. Mengingatkan Akan Pentingnya Persekutuan

Dengan perjamuan kudus, kita didorong untuk lebih dekat satu sama lain sehingga kita dapat bersatu dalam tubuh Kristus. Itulah mengapa perjamuan kudus dilakukan bersama-sama dengan jemaat. Dalam perjamuan terakhir-Nya pun, Yesus melakukan perjamuan bersama-sama dengan murid-Nya. Maka dari itu, perjamuan kudus tidak bisa dilakukan hanya sendiri, karena kalau dilakukan sendiri akan memiliki makna yang berbeda.  Mengapa persekutuan itu penting, berikut alasannya:

  • Dengan Persekutuan, Kita Bisa Lebih Mengenal Tentang Keselamatan Allah.

Kumpulan persekutuan adalah kumpulan orang yang percaya bahwa mereka boleh hidup karena anugerah Allah yaitu keselamatan. Dan mereka juga sadar bahwa tidak seorang pun yang tidak berdosa. Dengan seringnya kita mengikuti persekutuan, kita akan lebih memahami hal tersebut dan lebih terbuka terhadap diri sendiri. Dan seiring dengan pemahaman terhadap diri sendiri, kita jadi lebih mampu menghargai hidup kita dan meresapi perjamuan yang memiliki makna yang sangat besar, yaitu mengingatkan akan keselamatan.

  • Belajar Untuk Saling Menerima.

Setiap orang pasti memiliki pribadi masing-masing, dan terkadang mungkin ada kepribadian yang tidak cocok dengan pribadi kita. Dengan persekutuan kita bisa belajar bahwa tidak semua orang bisa seperti yang kita harapkan. Kita tidak bisa merubah orang lain dan menuntut mereka seperti apa yang kita mau. Tapi, kita bisa merubah diri kita untuk lebih memahami orang lain. Gesekan dalam persekutuan gereja pasti selalu ada, tetapi apabila kita menjadikan Kristus sebagai tujuan kita bersekutu dan kita menjadikan kasih sebagai dasar dalam kita berbuat, maka persekutuan itu pasti akan bertumbuh dan masing-masing pribadi dapat belajar.


  • Tempat Bertumbuh

Apabila kita bergaul dengan orang-orang percaya, maka semakin hari keyakinan  dan iman kita semakin kuat di dalam Tuhan. Karena di situ kita bisa berbagi kisah hidup, mujizat Tuhan Yesus, kebaikan Allah, dan karya Allah Tritunggal dalam kehidupan masing-masing. Sehingga, semakin hari pun kita akan semakin bertumbuh dan berkembang secara rohani.

6. Sebagai Wujud Pengharapan Kita Terhadap Kedatangan Tuhan Yang Kedua Kali

Adanya peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus menyatakan bahwa Dia telah mengalahkan maut. Dia telah mati namun bangkit kembali. Peristiwa Kristus tersebut memberikan kita pengharapan bahwa suatu saat nanti kita akan dibangkitkan dari kematian dan akan mendapatkan tubuh kemuliaan. Mungkin saat ini kita memiliki beban berat dan memiliki banyak pergumulan hidup, tetapi Yesus sekali lagi berjanji bahwa Dia akan datang untuk kali kedua dan menjemput kita ke sorga, ke tempat yang telah disediakan-Nya. Maka dari itu, hiduplah dengan berpengharapan kepada-Nya. Percayalah bahwa kesulitan berlalu dan sesuatu yang indah akan datang pada waktunya.

Sekian artikel mengenai makna perjamuan kudus bagi umat Kristiani. Semoga uraian singkat ini bisa membantu kita lebih memahami makna perjamuan kudus, sehingga kita bisa lebih meresapi dan mengimani perayaan perjamuan kudus lebih dalam lagi. Terima kasih.