Sakramen krisma adalah salah satu dari tujuh sakramen yang ada dalam gereja Katolik. Sakramen ini juga biasa disebut sebagai sakramen penguatan yang akan menyempurnakan inisiasi dan melengkapi rahmat babtis. Apabila dalam sakramen babtis diberikan rahmat pengudus dari Roh Kudus, dalam sakramen krisma seseorang akan dianugerahkan rahmat Roh Kudus yang melengkapi. Orang yang dapat menerima sakramen krisma adalah mereka yang sudah memiliki akal budi dan memiliki kesadaran akan perbuatannya. Dengan melakukan sakramen krisma, seseorang akan menjadi anggota gereja secara resmi dan memiliki ikatan yang lebih kuat dengan gereja.
Adanya sakramen Krisma dalam tradisi Katolik didasarkan oleh cerita yang ada dalam Kisah Para Rasul 8:16-17. Dari ayat tersebut kita bisa mengetahui bahwa Roh Kudus belum turun di atas seorang pun kepada mereka yang dibabtis sebelum penumpangan tangan dilakukan. Dan dalam Kisah Para Rasul 19:5-6 juga menuliskan hal yang sama bahwa turunnya Roh Kudus pada orang-orang yang telah dibabtis terjadi setelah Paulus melakukan menumpangkan tangan. Karena itulah, substansiil penting yang ada saat pelaksanaan sakramen krisma adalah penumpangan tangan yang disertai juga dengan pengurapan minyak suci.
Dalam artikel ini, kita akan mengetahui bagaimana tata cara penerimaan sakramen Krisma dalam upacara misa Katolik, berikut uraiannya :
- Persiapan
Para calon penerima sakramen krisma akan dipanggil untuk masuk ke ruang imam oleh pastur atau katekis lain sesuai dengan kebiasaan gereja masing-masing. Anak-anak akan diantar oleh seorang wali atau orang tua mereka lalu berdiri di depan uskup.
- Homili
Setelah itu, uskup akan mengadakan homili singkat, ia akan menerangkan bacaan kepada calon penerima sakramen krisma dan kepada orang-orang yang menghadiri upacara sakramen krisma supaya mereka lebih memahami makna danĀ tujuan sakramen krisma.
- Pembaharuan Janji Babtis
Sebelumnya dikatakan bahwa sakramen krisma akan melengkapi rahmat babtis, jadi mereka yang akan menerima sakramen krisma pasti sudah pernah menerima sakramen babtis sebelumnya. Dalam tata cara penerimaan sakramen krisma, mereka akan mengulangi janji babtis itu di depan uskup dan para hadirin. Kemudian mereka akan menerima beberapa pertanyaan menyangkut iman mereka. Contohnya, apakah mereka percaya bahwa Allah Bapa merupakan pencipta langit dan bumi, apakah mereka percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Anak Allah yang tunggal yang dikandung dari perawan Maria, dan lain sebagainya. Intinya, pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan kesadaran penuh sehingga mereka yang boleh melakukan sakramen krisma dan dewasa dalam iman.
- Penumpangan Tangan
Penumpangan tangan ini adalah bagian inti dari pelaksanaan sakramen krisma. Para calon penerima sakramen akan didoakan supaya Allah Bapa mau mencurahkan kepadanya Roh Kudus, Roh yang akan menguatkan mereka dengan anugerah-Nya yang berlimpah. Dan semoga dengan berkat pengurapan, mereka akan menjadi serupa dengan Kristus.
- Pengurapan Minyak Krisma
Para calon akan dibimbing satu-persatu oleh wali krisma untuk dihantarkan kepada uskup. Wali masing-masing akan meletakkan tangan kanan ke atas bahu calon dan menyebutkan namanya kepada uskup. Uskup yang telah menerima minyak krisma dari diakon akan mencelupkan ibu jari pada minyak yang telah diberkati dan membuat tanda salib pada dari calon. Sambil menyebutkan nama calon, uskup akan memberikan tanda penerimaan karunia Roh Kudus. Sesudah pengurapan, uskup akan membasuh tangannya. Dan acara selanjutnya adalah doa umat yang disusul dengan doa penutup sakramen krisma oleh uskup.
Sekian artikel tentang tata cara penerimaan sakramen krisma dalam misa Katolik, semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada pembaca. Terima kasih.