Imunisasi atau vaksinasi adalah pemberian vaksin dalam tubuh manusia untuk meningkatkan kekebalan terhadap beberapa macam penyakit. Vaksin tersebut bisa berupa bakteri atau virus yang dilemahkan atau dimatikan. Biasanya, pemberian vaksin dilakukan pada bayi atau anak-anak dimana kekebalan tubuh mereka masih belum sempurna.
Walaupun setiap anak memiliki kekebalan tubuh masing-masing, para ahli kesehatan tetap menganjurkan vaksinasi karena tubuh bayi masih belum mengenali kuman-kuman yang mengakibatkan penyakit, selain itu vaksin juga dapat memberikan kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tertentu. Contoh penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi adalah cacar, polio, campak, gondong, dan lain sebagainya.
Menurut beberapa sumber, diketahui bahwa imunisasi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penurunan angka penyakit dan kematian. Dalam perjuangannya melawan penyakit, dilakukan banyak penelitian vaksin sehingga ilmu tentang vaksin semakin berkembang dalam dunia kedokteran
Namun, ternyata pemberian vaksin juga menimbulkan kontroversi dalam pandangan beberapa agama, salah satunya Kristen. Muncul beberapa pendapat beserta argumentasinya dalam menanggapi vaksinasi ini. Ada tokoh-tokoh agama yang pro, namun ada juga yang kontra. Nah, sekarang kita akan melihat bagaimana pandangan agama Kristen terhadap imunisasi dengan melihat dari dua perspektif yang berbeda, berikut uraiannya:
- Produksi Vaksin yang Mengunakan Jaringan Janin
Pembuatan vaksin diawali dengan pengumpulan virus. Kemudian virus-virus tersebut akan dibuat strain yang lebih lemah dengan cara ditumbuhkan dan diubah di dalam laboratorium. Nah, dalam pembentukan strain virus ini dibutuhkan suatu biakan sel yang terdiri dari cell line atau kelompok sel yang dapat bermultiplikasi untuk menumbuhkan virus. Beberapa biakan sel ini bisa didapatkan dari hewan, tetapi bisa juga dari janin manusia yang diaborsi.
Pada tahun 2005, Vatican Pontifical Academy for Life mengeluarkan suatu dokumen yang berisi tentang Refleksi Moral terhadap Vaksin Yang Diproduksi Dari Janin Manusia Yang Diaborsi. Dokumen tersebut dijadikan pedoman dalam hirarki gereja Katolik dan didapat beberapa poin penting, diantaranya :
- Alasan mengapa gereja tidak setuju terhadap vaksinasi dikarenakan oleh penggunaan janin manusia dalam produksi vaksin. Dilihat dari sisi moral, sangat tidak dibenarkan untuk memproduksi vaksin yang terbuat dari sel janin manusia karena dapat mendorong adanya aborsi yang disengaja dengan tujuan pembuatan vaksin.
- Lebih baik kita menggunakan vaksin alternatif yang dalam pembuatannya tidak bertentangan dengan moral manusia apabila vaksin tersebut sudah tersedia.
- Apabila vaksin dari sel janin adalah satu-satunya vaksin yang sudah ada, maka penggunaannya diijinkan namun hanya bersifat sementara dan melihat sisi bagaimana manfaat vaksin tersebut terhadap kepentingan kesehatan masyarakat.
Salah satu pertimbangan untuk poin nomor tiga ini terjadi pada pemberian vaksin rubella. Diketahui bahwa vaksin ini dibuat dengan menggunakan sel bayi yang diaborsi, namun masih memiliki vaksin lain sebagai alternatif. Sehingga gereja tetap menganjurkan orang tua untuk melakukan vaksinasi antirubella kepada anak-anaknya walaupun vaksin ini terbuat dari sel janin manusia.
- Tidak menempatkan anak-anak dalam resiko yang mempengaruhi kesehatan mereka.
- Mencari solusi agar tersedia vaksin alternatif yang dalam produksinya tidak menggunakan sel janin yang diaborsi. Hal ini bisa dilakukan dengan langkah-langkah kecil, seperti sosialisasi.
- Tubuh Adalah Bait Allah
Dalam 1 Korintus 3:16-17, Paulus mengatakan kepada jemaat Korintus bahwa tubuh kita adalah bait Allah Tritunggal. Tokoh Kristen menolak vaksinasi karena melihat vaksin dari sisi kandungannya, dimana vaksin adalah suatu zat yang dibuat dari bibit penyakit. Hal ini dinilai dapat merusak bait Allah.
Selanjutnya kita akan melihat bagaimana pandangan Kristen terhadap imunisasi atau vaksinasi dari sisi pro. Berikut alasan-alasan mengapa mereka mendukung pemberian vaksinasi.
- Vaksin Tidak Merusak Bait Allah
Pandangan bahwa vaksin dapat merusak tubuh tidaklah masuk akal. Memang vaksin berasal dari bibit penyakit, namun obat-obatan seperti antibiotik juga berasal dari ragi atau jamur yang memiliki kandungan racun. Karena pada dasarnya, semua obat-obatan adalah racun, hanya saja dosisnya rendah dan memerlukan dosis yang benar agar dapat bekerja secara optimal.
Seharusnya mereka juga tidak berpikir se-sempit itu untuk mengatakan bahwa vaksin dapat merusak bait Allah. Tidak perlu jauh-jauh menilai kandungan vaksin, bahkan obat batuk juga mengandung campuran alkohol yang memabukkan dan obat flu juga dapat membuat seseorang mengantuk.
- Tujuan Vaksin Adalah Untuk Hal Positif
Untuk memandang baik atau tidaknya sesuatu hal, kita perlu melihat dari sisi tujuannya. Apakah bermanfaat dan memiliki tujuan baik atau sebaliknya. Sebelumnya telah disinggung bahwa vaksin dapat menurunkan angka penyakit dan kematian. Dan berdasarkan ilmu kedokteran, vaksin memang perlu diberikan untuk mencegah seseorang terkena penyakit tertentu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pemberian vaksin memiliki tujuan yang positif bagi masyarakat banyak. Sehingga, perlu argumentasi yang lebih kuat untuk mengatakan bahwa vaksin seharusnya dihentikan.
Sekian artikel mengenai pandangan Kristen terhadap imunisasi. Semoga artikel ini dapat membuka pikiran pembaca terhadap imunisasi atau vaksinasi. Setiap orang memang berhak memiliki pendapatnya masing-masing, namun tentu kita perlu bijaksana dalam memutuskan sesuatu dan kita juga memerlukan alasan yang kuat untuk menolak atau mendukung sesuatu hal. Supaya kita diberi hikmat dan pengertian dalam menilai sesuatu, kita memerlukan Roh Kudus untuk mengarahkan. Agar kita juga dapat hidup sesuai karakter Kristen sejati dan menerapkan peran nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Terima kasih.