Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, segala pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Baik dalam hal komunikasi, informasi, maupun mobilisasi. Semuanya dapat dilakukan dengan serba cepat. Ternyata, baik disadari maupun tidak, pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi sudah masuk ke dalam gereja-gereja. Dari lampu penerang di dalam gereja sampai lcd yang digunakan saat puji-pujian merupakan hasil dari perkembangan teknologi.
Teknologi dapat mempermudah kita dalam beribadah dan memberikan fasilitas yang memadahi sehingga kita dapat beribadah dengan nyaman. Namun, di sisi lain, teknologi juga bisa membuat jemaat menjadi malas dan mudah meremehkan sesuatu. Misalnya, dalam penggunaan Alkitab digital yang ada di smartphone. Hal ini sebenarnya tidak dilarang, namun terkadang saat ponsel menerima pesan masuk, jemaat jadi tidak fokus dan perhatiannya mudah teralihkan. Dari ilustrasi singkat ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa teknologi memiliki dampak positif maupun negatif.
Walau demikian, bukan berarti kita akan diam saja dan bersikap apatis terhadap perkembangan teknologi. Pada dasarnya, manusia memang diberi skill dan intelektual untuk berinovasi dan menciptakan sesuatu. Kemampuan itu adalah anugerah yang diberikan Tuhan. Kita tahu bahwa hidup penuh dengan pilihan. Dan menghentikan kreativitas manusia bukanlah sebuah pilihan.
Pilihan kita hanya ada dua, yaitu bersikap acuh-tak acuh dengan konsekuensi menjadi yang terbelakang, atau bersikap bijaksana dan menjadi berkembang. Tentu sebagai orang Kristen yang memiliki karakter Kristen sejati, kita akan memilih pilihan yang kedua. Kita perlu bijaksana dalam menanggapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu, bagaimana caranya?
Berikut akan diuraikan sikap Kristen terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Lihat Tujuannya
Coba kita lihat di dalam Alkitab bagaimana Allah berbicara mengenai teknologi. Di sini Alkitab tidak akan berbicara secara spesifik mengenai teknologi, namun ini adalah bukti bahwa Allah mendorong manusia untuk lebih berkembang.
- Pertama, saat Allah memerintahkan Nuh untuk membuat kapal yang akan menjadi tempat tinggal Nuh beserta seluruh keluarganya saat Allah menurunkan air bah. Bahkan dalam kisah tersebut, Allah menentukan sendiri bagaimana ukuran maupun bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal.
- Contoh lain bisa kita lihat dalam Keluaran 25:9. Di ayat tersebut Allah Tritunggal memerintahkan Musa untuk membuat Kemah Suci. Allah juga memberikan petunjuk bagaimana dimensi, ruang, dan bahan yang diperlukan untuk mendirikan Kemah Suci.
Dari dua contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa Allah tidak menghalangi manusia untuk mengembangkan teknologi, bahkan Ia menuntun manusia untuk berkembang dan menciptakan sesuatu karena Ia menghendaki segala sesuatu dengan tujuan yang baik.
Namun, berbeda apabila motivasinya tidak benar. Kita akan melihat bagaimana respon Allah terhadap perkembangan teknologi yang memiliki tujuan yang tidak baik.
- Pada Kejadian 11:1-9, diceritakan bagaimana Allah memporak-porandakan menara Babel. Di sini bukan berarti Allah tidak setuju dengan pendirian menara tersebut, namun Allah melihat apa motivasi manusia saat mendirikannya, yaitu untuk mencari nama dan ingin menyamai Allah. Sikap ini merupakan salah satu ciri-ciri sombong menurut Kristen dan sangat tidak dikehendaki oleh Allah.
- Dalam Yohanes 2:16, kita bisa melihat bahwa Allah menentang penggunaan Bait Suci yang tidak sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk menjadi area komersil.
Dari cerita-cerita di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sejak awalnya manusia memang diciptakan dengan akal budi dan daya cipta. Manusia diciptakan serupa dan se-gambar dengan Allah yang merupakan pencipta manusia. Jadi Allah tidak akan membatasi kreasi manusia apabila manusia memiliki motivasi yang benar untuk berkarya.
- Memuliakan Allah dengan IPTEK
Bagaimana cara kita menilai bahwa sesuatu diciptakan untuk tujuan yang baik atau tidak?
Dari contoh-contoh yang ada di poin pertama, Allah mendorong manusia untuk meningkatkan keahlian, pengertian, kemampuan, dan pengetahuan agar dapat menciptakan sesuatu demi kemuliaan Allah. Salah satunya adalah bait Allah. Namun, bukan berarti kita akan berpikir sempit dan menganggap bahwa kemampuan yang perlu kita tingkatkan adalah segala hal yang berhubungan dengan gereja. Tentu itu salah satu contoh yang baik, tetapi bukan merupakan satu-satunya.
Kita bisa memuliakan Allah dengan kontribusi kita terhadap lingkungan sekolah, lingkungan sosial, maupun dalam lingkup nasional. Kalau kita menjadi teladan yang baik dan mampu melakukan sesuatu untuk manfaat orang banyak, bukankah hal tersebut patut dibanggakan? Bukan berkat kemampuan dan kepintaran kita, melainkan karena Allah yang memberikan Roh-nya sehingga kita dapat menyelesaikan sesuatu. Dan orang-orang akan melihat hal itu sehingga nama Allah yang akan dipermuliakan.
Jadi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa iman Kristen memandang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hal yang baik. Namun, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bagaimana pengaruhnya terhadap manusia tergantung dari motivasi, memiliki tujuan yang baik atau tidak. Agar kita tidak terperangkap dampak negatif dari IPTEK kita memerlukan hikmat Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai pedoman. Seperti yang dikatakan pada Amsal 1:5 yang yang menasihati kita untuk menambah ilmu, namun dengan pertimbangan. Untuk mengetahui cara memiliki sikap hidup yang benar, Anda dapat membacar artikel cara hidup orang Kristen yang benar.
Sekian artikel mengenai sikap Kristen terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan membuka pikiran pembaca. Jangan takut untuk berkarya apabila kita memiliki tujuan yang benar. Biarkan Roh Kudus bekerja dalam hidup kita dan Tuhan akan senantiasa menyertai kita. Terima kasih.