11 Ayat Alkitab tentang Pengampunan bagi Umat Kristiani

Hukum kasih dalam Alkitab yang kedua memerintahkan kita untuk mengasihi sesama. Salah satu bentuk dari kasih adalah pengampunan. Kita semua menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Pada dasarnya, kesalahan-kesalahan itu diperlukan untuk memproses manusia dan membuatnya lebih baik. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masing-masing pribadi memiliki karakter yang berbeda sehingga terkadang terdapat ketidakcocokan antara satu dengan yang lain.  Namun, sebagai anak Tuhan, kita harus belajar menerapkan hukum kasih dan mengampuni kesalahan orang lain.

Bagaimana kita bisa mengampuni orang lain? Ingat kembali mengenai pengampunan dosa dalam Kristen yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Dia rela disiksa dan disalib karena dosa yang tidak diperbuat-Nya. Apabila kita menyadari seberapa mahal harga yang dibayar-Nya untuk menyelamatkan kita dan seberapa besar kasih-Nya kepada kita, maka kita akan lebih mudah untuk mengasihi dan mengampuni orang lain.

Dalam artikel ini akan dirangkum beberapa ayat Alkitab tentang pengampunan, sebagai berikut:

  • Kolose 2:13-14

“Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.”

Dalam Perjanjian Lama, manusia melakukan ritual untuk penghapusan dosa dengan penyembelihan hewan korban. Segala dosa yang seharusnya diterima manusia dilimpahkan kepada hewan yang tidak bersalah. Namun, dalam Kitab Imamat dikatakan bahwa ritual penyembelihan itu hanyalah bayangan akan penghapusan dosa di masa yang akan datang.

Dan itu telah digenapi dengan kematian Yesus Kristus. Kalau kita percaya akan identitas Allah Tritunggal, maka otomatis kita juga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tak bisa dibayangkan seberapa besar kasih Tuhan sehingga Dia datang sendiri ke dunia untuk dikorbankan demi mengampuni segala pelanggaran kita. Dan pengorbanan ini merupakan dasar bagi umat Kristiani mengapa perlu mengampuni sesama.

  • Matius 6:14-15

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Kita harus menerima bahwa semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Bahkan kita sendiri pun juga demikian. Janganlah kita menghakimi orang lain dan merasa benar, melainkan ampuni kesalahan mereka. Dan jangan gengsi untuk mengakui kesalahan maupun memaafkan kesalahan. Bapa kita telah mengampuni dosa kita yang begitu besar dan sebagai timbal baliknya kita juga harus melakukannya untuk orang lain. Dendam adalah emosi yang tidak sehat dan akan membuat hati kita penuh dengan kebencian dan iri hati. Selain itu, Tuhan juga tidak akan mau mengampuni kita.

  • Markus 11:25

“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”

Ayat ini memiliki makna yang tidak jauh berbeda dengan ayat sebelumnya. Namun, di sini ditekankan bahwa sebelum kita datang kepada-Nya dan berdoa, pertama bersihkanlah hati kita dari perasaan-perasaan jahat seperti kebencian. Ampuni segala kesalahan yang diperbuat orang lain kepada kita. Supaya Bapa kita di sorga juga mau mengampuni kita.

  • Efesus 4:31-32

“Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”


Sesama manusia, hendaklah kita menanamkan hukum kasih dan membuang perasaan-perasaan jahat seperti kemarahan, fitnah, apalagi pertikaian. Tanamkan sifat ramah-tamah terhadap yang lain dan juga landaskan kasih sebagai dasar dalam berinteraksi dengan orang lain.

Allah telah memberikan contoh nyata bagaimana kasih yang sejati itu dengan diri-Nya sendiri. Dia datang ke dunia dan rela dikorbankan demi menebus dosa-dosa manusia. Perbuatan-Nya ini menunjukkan betapa besar kasih Allah pada manusia. Dan kasih itu bersifat agape atau tidak menuntut balas.

  • 1 Yohanes 1:9

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”

Saat datang kepada Tuhan, rendahkanlah diri kita di hadapan-Nya. Akui segala kesalahan dan dosa-dosa kita. Belajarlah untuk jujur terhadap diri sendiri dan kepada Tuhan. Walau sebenarnya, tanpa kita mengakui, Tuhan juga sudah tahu kesalahan-kesalahan kita. Namun, dengan kita mengaku dosa dan menyesalinya, Ia akan mengampuni segala dosa dan menyucikan kita.

  • Kolose 3:13

“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”

Salah satu buah-buah Roh Kudus adalah kesabaran. Dengan kesabaran, kita akan lebih mudah menerima situasi dan kondisi, sehingga kita juga akan lebih mudah memaafkan kesalahan yang orang lain perbuat kepada kita. Apabila Roh Kudus ada dalam diri kita, maka Ia akan menyingkirkan hal-hal yang tidak baik, seperti dendam, kebencian, dan iri hati.

Roh Kudus akan memilih untuk mengampuni. Dan dengan Roh Kudus kita akan mampu untuk merasakan penyertaan, kasih, dan pengampunan Allah kepada kita sehingga kita juga lebih mudah untuk mengampuni orang lain.

  • Mazmur 86:5

“Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.”

Allah tahu bahwa manusia memiliki banyak kelemahan dan Dia menerima kita apa adanya. Tidak perlu memiliki target untuk menjadi sempurna, melainkan berusahalah perbaiki sifat-sifat buruk kita. Allah lebih melihat hati, Dia suka dengan orang yang mau berusaha dan memiliki hati yang tulus. Apabila kita sungguh-sungguh minta maaf, maka Dia akan mengampuni karena Dia memiliki kasih setia yang berlimpah bagi orang yang berseru kepada-Nya.

  • Lukas 23:34

“Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.”

Kalimat ini Yesus katakan ketika Dia disalibkan. Dalam keadaan dizalimi pun, Yesus masih mampu mengampuni orang lain, bahkan Dia meminta Bapa di surga untuk mengampuni orang-orang yang berbuat dosa itu. Sebagai umat Kristen, kita perlu mencontoh kebesaran hati Yesus dan belajar mengampuni orang lain. Kebencian tidak akan membuat kita bahagia bahkan akan menjauhkan kita dari Allah. Ampuni orang lain dan kita akan merasakan kedamaian dan kemenangan.

  • Matius 18:21-22

“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali”

Apa sebenarnya maksud ayat ini? Apakah seperti yang dikatakan Yesus bahwa kita harus mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh? Sebenarnya arti dari perkataan Yesus bukanlah demikian, melainkan Yesus memerintahkan kita untuk selalu mengampuni kesalahan orang lain. Walaupun mereka telah menyakiti kita berkali-kali, maafkanlah mereka juga selama berkali-kali. Tidak pernah ada kata cukup untuk mengampuni. Tidak ada batasan jumlah untuk mengampuni. Karena Yesus sendiri pun mengampuni kita berkali-kali pula. Dia telah menerima dan menanggung segala dosa kita dengan kematian-Nya. Dia bahkan menjamin keselamatan bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Sekarang Dia di surga untuk menyiapkan tempat bagi kita.

  • Lukas 17:3-4

“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”

Ayat Alkitab tentang pengampunan ini memiliki arti yang hampir sama dengan ayat sebelumnya. Namun di sini lebih ditekankan seberapa banyak kita perlu mengampuni, yaitu sebanyak kesalahan yang orang lain perbuat kepada kita.


Namun, sepertinya sulit ya untuk mengampuni orang sebanyak itu, apalagi jika mereka melakukannya selama berulang-ulang. Dan dalam praktiknya, mungkin kita akan marah dan kesal. Tapi percayalah, bahwa dalam mengampuni kita juga perlu belajar untuk sabar dan mengendalikan diri. Wajar apabila awalnya kita merasa kesulitan, tapi yakinlah bahwa alah bisa karena biasa.

  • 1 Petrus 3:10-12

“dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: ‘Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.’”

Jangan balas kejahatan dengan kejahatan, karena rantai kejahatannya tidak akan berhenti. Melainkan balas kejahatan dengan kebaikan. Ampuni dan berkati orang-orang yang bersalah kepada kita. Karena apabila kita masih memiliki dendam, maka hidup kita tidak akan damai. Jika kita ingin memiliki hari-hari yang baik, maka jagalah hati, perasaan, dan ucapan. Biarlah semua yang keluar dalam diri kita dapat membangun orang lain, memberi kedamaian, dan sukacita bagi lingkungan. Karena mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang benar dan Dia memalingkan wajah dari orang-orang yang berbuat jahat.

Sekian artikel mengenai ayat Alkitab tentang pengampunan. Semoga ayat-ayat di atas dapat memberikan pencerahan tentang seberapa pentingnya hal pengampunan kepada pembaca. Terima kasih.