Bagaimana pandangan kita terhadap masa depan? Suram? Tidak tentu? Atau bahkan, tidak ada harapan? Kalau kamu memiliki pemikiran seperti ini, katakan pada dirimu sekarang juga bahwa kamu salah. Kamu hanya belum mengetahui potensimu, kamu hanya belum memercayai dirimu sendiri. Atau mungkin kamu belum sepenuhnya percaya terhadap Tuhan Yesus Kristus dan meragukan-Nya. Apakah Dia akan mengabulkan apa yang kita inginkan? Apakah Dia sudah mendengar doaku?
Kemungkinan lain mengapa kamu mencari ayat Alkitab tentang masa depan adalah karena kamu sedang khawatir. Apa aku bisa kuliah tahun depan? Apakah aku memiliki kemampuan? Apa aku bisa berhasil suatu saat nanti?Apakah aku benar-benar punya masa depan yang baik? Nah, kalau kamu memiliki banyak keraguan, buka Alkitab-mu, dan renungkan ayat-ayat Alkitab tentang masa depan berikut ini.
- Matius 6:31-34
“Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu ciri-ciri Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Imani ayat ini, sobat. Percayalah bahwa pada dasarnya manusia tidak pernah puas. Karena itu ada yang namanya pengendalian diri. Mungkin kamu pernah berpikir, andaikan aku lebih pandai, andaikan aku lebih tinggi, andaikan kulitku lebih putih, andaikan aku seperti dia! Satu hal yang akan saya katakan kepada kalian, bahwa itu semua tidak akan cukup. Percayalah bahwa orang yang kalian anggap sempurna juga masih merasa kurang kalau dia tidak memiliki pengendalian diri dan hatinya masih kosong. Karena itulah, belajarlah mensyukuri segala yang kita punya.
Lalu apa yang akan memberikan kepenuhan pada hati kita? Jawabannya adalah Roh Allah. Maka dari itu di ayat ini dikatakan supaya kita mencari terlebih dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka percayalah kita akan mendapatkan semua yang kita butuhkan.
- Matius 6:25-26
“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”
Inti dari ayat ini masih sama seperti sebelumnya. Kita diajarkan supaya tidak khawatir terhadap apapun juga. Karena seperti yang dikatakan oleh Matius 6:27, kekhawatiran kita tidak akan menambah sehasta saja pada jalan hidup kita. Khawatir atau tidak, hidup kita akan sama saja. Malah, dengan kita khawatir itu sama saja kita tidak percaya kepada Allah. Padahal, burung-burung yang tidak memanen padi, tidak bekerja, dan tidak bersusah-payah pun dipelihara oleh-Nya, apalagi kita yang sangat dikasihi-Nya hingga Ia pun rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk dikorbankan.
- Lukas 12:22-23
“Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.”
Ayat ini kurang lebih hampir sama seperti yang dikatakan di Matius 6:25, karena kedua ayat ini ditulis oleh murid –murid Yesus dan memiliki sumber yang sama yaitu Yesus sendiri.
- 1 Petrus 5:7
“Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
Jika kamu masih kuatir, serahkanlah kekhawatiranmu kepada-Nya. Taruhlah kuatirmu di kaki-Nya. Memang bagi kita yang terbiasa khawatir, sulit untuk begitu saja menyerahkan semuanya kepada Allah. Mungkin kita akan ragu, apakah Allah akan bertindak? Namun, percayalah bahwa alah bisa karena biasa. Mulailah percaya sepenuhnya kepada-Nya. Ia tahu yang terbaik. Mungkin teman-teman belum bisa melihat kenyataan bahwa Allah benar-benar bekerja, namun untuk memulai keyakinan itu, teman-teman bisa mulai menonton video-video kesaksian, mengikuti KKR, berbagi dengan teman seiman, dan rajin-rajin membaca Alkitab. Tentu hal ini perlu waktu, dan kalau sobat percaya, maka Allah akan memberikan pengertian kepada sobat dan memberikan pengalaman nyata bahwa Ia bekerja untuk teman-teman.
- Yakobus 4:13-15
“Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: ‘Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung’, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: ‘Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.’”
Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk menyerahkan semua rencana-rencana kita kepada Allah. Alangkah baiknya kalau segala hal yang kita lakukan didoakan dulu. Apakah Allah berkenan atau tidak. Begitu pula dalam hal masa depan. Mungkin teman-teman sudah memiliki tujuan hidup atau cita-cita. Namun, apakah itu sesuai dengan kehendak-Nya? Kita tahu bahwa setiap orang diciptakan karena ada sebabnya. Dan Tuhan memiliki tujuan masing-masing untuk setiap kita. Karena itulah, serahkan segala keinginan dan masa depan kita kepada Tuhan.
- Amsal 19:20-21
“Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhan-lah yang terlaksana.”
Nah, ini yang perlu sobat lakukan agar bisa berhasil di masa depan. Belajarlah sebanyak-banyaknya. Belajar ini bukan hanya dalam hal akademik, melainkan belajar juga tentang kehidupan. Terimalah segala ajaran dan didikan yang kita terima. Renungkan apakah ajaran itu membangun atau tidak. Jangan merasa tahu segalanya. Jangan sombong karena itu yang akan menjatuhkan kita suatu saat nanti. Bersikaplah sesuai dengan karakter Kristen sejati, yaitu rendah hati dan jangan berhenti belajar.
Ayat ini juga mengajarkan supaya kita terus berharap. Milikilah mimpi yang besar. Walaupun kita tahu apa tujuan kita, namun tetap ingat satu hal. Berpasrahlah kepada-Nya. Serahkan harapanmu di dalam-Nya. Karena berpasrah bukan berarti menyerah.
- Amsal 24:14
“Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.”
Carilah hikmat, pengertian, dan pengetahuan dari Allah. Hikmat ini akan memampukan kita untuk memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang benar. Lalu bagaimana cara untuk mendapatkan hikmat Allah? Baca dan renungkanlah Alkitab. Dengan melalui peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya, Allah akan mengajarkan pengertian kepada kita.
- Filipi 4:6
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
Iman, pengharapan, dan kasih. Agar hidup kita berwarna, penuh tantangan, penuh terobosan, dan tentunya tidak membosankan, kita tentu butuh yang namanya pengharapan. Coba bayangkan kalau kita tidak memiliki harapan di dunia ini, kita pasti akan berpikir, untuk apa aku hidup? Kita butuh suatu tujuan. Kita butuh pengharapan dan keinginan yang dapat terus menggerakkan kita untuk maju ke depan. Dan nyatakanlah pengharapan itu kepada Allah. Berharaplah hanya di dalam-Nya dalam doa dan permohonan dan ucapan syukur, bukan dengan sungut-sungut.
- Amsal 28:13
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”
Sebagai orang Kristen, tentu nggak jaman ya kalau hidup ini hanya begitu-begitu saja. Hidup orang Kristen pasti luar biasa karena kita memiliki Yesus Kristus, sumber pengharapan kita dan mengerti akan arti penebusan dosa. Kita telah ditebus oleh-Nya dan kita memiliki masa depan yang cemerlang
- Matius 7:7-11
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Ayat ini merupakan kesimpulan dari penjelasan-penjelasan di atas. Kalau kita mau sesuatu, maka carilah, mintalah pada-Nya. Ayah kita saja tahu bagaimana memberi yang terbaik untuk kita, apalagi Bapa kita di sorga. Dia pencipta alam semesta. Dia maha tahu, Dia mengenal kita luar dalam, bahkan untuk hal-hal yang kita belum kenal sekalipun. Karena itu, Dia pasti tahu apa yang terbaik untuk kita dan Dia akan memberikannya kepada kita oleh karena kasih-Nya yang begitu besar.
Kesimpulan : Percayalah bahwa setiap manusia diciptakan berdasarkan gambaran-Nya. Kebanyakan dari kita yang memandang masa depan dengan tidak yakin dikarenakan oleh ketidakmampuan kita menilai diri kita sendiri. Mungkin ada yang merasa tidak punya kemampuan, atau mungkin merasa memiliki sifat yang terlalu sulit untuk dirubah.
Namun, yakinlah bahwa setiap manusia memiliki nilai yang besar di mata Allah. Kita hanya belum bisa melihatnya. Namun Allah bisa, Dia yang paling mengenal kita. Karena itulah, datanglah kepada-Nya. Minta Dia untuk membuka mata kita sehingga kita bisa melihat nilai kita. Sehingga kita punya harapan lagi. Sehingga kita bisa meraih masa depan kita. Dan seperti yang dikatakan dalam Matius 7:7-11, bahwa siapa yang mencari maka ia kan mendapatkan.
Sekian artikel mengenai ayat-ayat Alkitab tentang keluarga. Semoga artikel ini dapat memberi pencerahan kepada pembaca melalui ayat-ayat Alkitab di atas. Terima kasih.