Indonesia merupakan negara yang sangat luas. Tuhan tidak hanya memberkati Indonesia dengan berbagai hasil alam, tetapi juga dengan berbagai keberagaman. Indonesia beragam dengan berbagai agama. Indonesia beragam dengan berbagai bahasa. Indonesia beragam dengan berbagai suku. Indonesia pun beragam dengan berbagai kebudayaan. Sensus BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa ada 1.340 suku bangsa di Indonesia. Masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaannya tersendiri.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memberikan dua definisi kebudayaan. Definisi yang pertama adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia. KBBI memberikan contoh kebudayaan berupa kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. KBBI juga mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial. Pengetahuan ini digunakan oleh manusia untuk dapat memahami lingkungan serta pengalamannya. Kebudayaan kemudian menjadi pedoman tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Definisi ini menunjukkan bahwa kebudayaan sepenuhnya berasal dari manusia. Tidak ada campur tangan Tuhan secara langsung dalam kebudayaan.
Cara Menyikapi Kebudayaan Berdasarkan Iman Kristen
Sekali lagi, kebudayaan adalah hasil pemikiran manusia. Sebagai orang Kristen, kita sadar bahwa hidup kita berorientasi pada rancangan Allah. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam memandang dan menyikapi kebudayaan. Kita harus bijaksana seperti yang dikatakan ayat Alkitab tentang bijaksana. Setidaknya terdapat 5 macam bagaimana umat Kristen menyikapi kebudayaan.
- Antagonis atau oposisi yang berarti menolak kebudayaan dan memandang kebudayaan sebagai penghinaan terhadap Tuhan. Kebudayaan dianggap sebagai penyembahan terhadap berhala sehingga menduakan Tuhan. Kebudayaan menjadi hal yang sesuai dengan ayat Alkitab tentang penghinaan agama.
- Akomodasi atau persetujuan yang terbalik dengan sikap pertama. Umat Kristen dengan sikap ini tidak ambil pusing, setuju dengan setiap kebudayaan. Namun, mereka kemudian menganggap bahwa apapun kebudayaannya tidak tergantung pada agama.
- Dominasi atau sintesis menjadikan kebudayaan sebagai bagian dari iman Kristen. Namun, kebudayaan tersebut dibuat sedemikian rupa agar menjadi penyembahan bagi Tuhan.
- Dualisme atau pengutuban tidak menolak adanya kebudayaan. Namun, kebudayaan dianggap sebagai sesuatu yang sepenuhnya terpisah dari iman Kristen sehingga orang Kristen tidak bisa melakukan kebudayaan dan orang berbudaya tidak bisa mengaku dirinya orang Kristen.
- Pengudusan atau pertobatan tidak menolak ataupun menerima adanya kebudayaan. Umat Kristen dengan sikap ini berusaha menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada. Jika kebudayaan tersebut menghina Tuhan, mereka akan menolaknya. Sebaliknya, jika kebudayaan tersebut tidak menentang kebenaran firman Tuhan, mereka masih mampu menerimanya.
Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menebar kebencian termasuk pada kebudayaan. Kita dituntut untuk menjadi agen perubahan yang mampu mengubah kebudayaan yang sudah ada menjadi sesuai dengan kehendak Tuhan. Ingatlah bahwa kita adalah garam dan terang dunia. Bukan kita yang seharusnya ikut oleh arus kebudayaan, tetapi kita yang menggarami dunia ini.
Dari sekian banyak kebudayaan yang ada di Indonesia, kita perlu tahu bahwa tidak semuanya sesuai dengan iman Kristen. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menyikapi berbagai kebudayaan yang akan kita lakukan. Berikut beberapa contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen.
- Kebudayaan pernikahan adat Batak.
Setiap orang pasti mengetahui betapa mewahnya pernikahan adat Batak. Orang-orang Batak yang masih kental dalam kebudayaannya tidak mau mengadakan pernikahan yang sederhana. Pernikahan dijadikan ajang untuk menunjukkan kemampuan finansial. Dahulu, pernikahan dilakukan dengan menggunakan harta dari pihak Paranak atau mempelai pria. Namun, saat ini, beban biaya pernikahan dirasakan oleh kedua pihak. Hal ini merupakan contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen. Pernikahan tidak hanya menjadi hal yang penting untuk suami, tetapi juga menjadi hal yang penting bagi sang istri. Keduanya perlu berusaha, saling menopang satu dengan yang lainnya.
Selain itu, pada upacara pernikahan adat Batak, dilakukan penyelimutan dengan ulos. Pengantin diselimuti dengan ulos dengan tujuan untuk mendapatkan berkat. Namun, saat ini, penyelimutan dengan ulos hanya dilakukan sebagai sebatas simbol pemberian hadiah. Ini juga merupakan contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen. Berkat tidak datang dari penyelimutan ulos, tetapi datang hanya dari Tuhan saja. Namun, pemberian hadiah dapat dilakukan dengan tujuan ikut mendukung pernikahan tersebut.
- Pemakaian musik daerah untuk lagu rohani.
Dalam setiap daerah dengan berbagai kebudayaannya, terdapat ciri khas tersendiri termasuk musik daerah. Setiap daerah memiliki alat dan genre musiknya tersendiri. Nyatanya, musik ini tidak hanya dipakai untuk sekedar meningkatkan popularitas daerahnya. Musik daerah dipakai untuk memuji-muji Tuhan. Pemakaian musik daerah ini menjadi salah satu contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen.
Tuhan meminta kita untuk menggunakan segala yang kita miliki, segala kemampuan kita menjadi penyembahan yang benar menurut Alkitab bagi Tuhan. Hal ini tidak terkecuali dengan pemakaian musik daerah. Ketika kita diberikan karunia untuk memainkan alat musik daerah, kita dapat menggunakan itu sebagai sarana puji-pujian bagi nama Tuhan. Hal ini pun dilakukan oleh karakter Daud dalam Alkitab yang senang memuji Tuhan dengan kecapi.
- Kebudayaan untuk memakai pakaian yang sopan.
Di antara orang Jawa, terdapat sebuah ungkapan “Ajining raga saka busana”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa harga sebuah tubuh ditentukan oleh bagaimana pakaian yang dipakai. Pakaian yang dipakai harus sesuai dengan keperluan dan budaya yang dibutuhkan pada saat pemakaian. Tentu ini berarti pakaian tersebut harus sopan, tidak seenaknya. Memakai pakaian yang sopan akan membantu kita untuk menjaga tubuh kita. Hal ini tentu menjadi contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen.
Kristen mengajarkan bahwa kita harus menjaga tubuh kita. Tubuh kita haruslah kudus, tidak dipakai untuk menggoda orang lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita memakai pakaian yang sopan. Pakaian yang sopan membantu kita menghindari hukuman yang dikatakan ayat Alkitab tentang dosa perzinahan. Itulah contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen. Mungkin masih banyak di luar sana berbagai kebudayaan yang sesuai dengan iman Kristen. Kita dapat menilainya dengan mengerti terlebih dahulu tujuan dan dasar melakukan kebudayaan tersebut.
Penting bagi kita untuk tidak hanya sekedar memiliki iman, tetapi juga memiliki logika dan rasionalitas. Kita perlu berpikir sebelum melakukan suatu kebudayaan. Jangan hanya sekedar melakukannya tanpa sungguh-sungguh mengerti. Setelah mengerti, kita akan dapat membedakan mana yang sesuai iman Kristen dan mana yang tidak jika kita sungguh-sungguh mendapatkan manfaat membaca Alkitab setiap hari. Oleh karena itu, jangan lupa juga untuk terus rutin melakukan cara membaca ayat Alkitab setiap hari. Tuhan memberkati.