Ada begitu banyak tokoh yang diceritakan di dalam Alkitab. Setiap tokoh memiliki kisahnya sendiri. Namun, apapun kisahnya, selalu ada hal yang dapat kita pelajari. Misalnya kita dapat belajar dari kehidupan Yusuf dalam Alkitab. Salah satu contoh tokoh Alkitab yang berkesan adalah Abraham. Kita mengenal Abraham sebagai bapa orang beriman. Sebutan itu tidak asal begitu saja dibentuk. Ada kisah, pengalaman yang dilalui oleh Abraham sehingga ia akhirnya mendapatkan julukan tersebut. Kisah ini diceritakan dalam berbagai ayat Alkitab tentang Abraham.
- Kejadian 12:1
Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
Ayat Alkitab tentang Abraham pertama kali menceritakan bagaimana Tuhan meminta Abraham yang saat itu bernama Abram untuk pergi dari negerinya. Kisah pertama tentang Abram ini sangat menunjukkan ketaatan Abram kepada Allah. Kita melihat dalam perikop Kejadian 12:1-9 bagaimana Abram tidak mempertanyakan maksud perintah Allah. Meski ia tidak mengerti, meski semuanya terlihat sangat mengawang, ia tetap taat sepenuhnya. Dahulu, Abraham mengerti perintah Allah karena Allah sendiri yang berbicara padanya. Saat ini, kita hanya dapat mengerti perintah Allah sebagai manfaat membaca Alkitab setiap hari.
- Kejadian 12:13
Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.”
Ketika Abram sampai ke Mesir, Abram takut diperlakukan dengan buruk karena Sarai, isterinya. Ia lebih memilih untuk berbohong, menutupi fakta bahwa Sarai adalah isterinya agar diperlakukan dengan baik oleh orang Mesir. Ayat Alkitab tentang Abraham dalam Kejadian 12:10-20 menunjukkan bahwa Abraham pun masih seorang manusia. Ia masih memiliki keinginan untuk diperlakukan baik oleh sesama. Ia masih memiliki kekuatiran. Ini menunjukkan bagaimana Abraham masih belum bisa kudus sama seperti Allah itu kudus. Sama seperti Abraham, kita pun sulit untuk terus bertransformasi semakin serupa dengan Kristus. Oleh karena itu, kita perlu mengevaluasi diri kita setiap hari. Kita dapat melakukannya dengan terlebih dahulu membaca ayat Alkitab tentang evaluasi diri.
- Kejadian 13:8-9
Maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.”
Perikop Kejadian 13 menunjukkan bagaimana Abraham sangat menghargai hubungan kekerabatannya dengan Lot. Ia menghindari adanya perkelahian antara ia dengan Lot. Oleh karena itu, ia memilih untuk mengalah dan berpisah dari Lot dengan membiarkan Lot yang memilih tempat yang ia ingini. Abraham tidak ingin adanya pembicaraan buruk antar kerabat seperti pada ayat Alkitab tentang membicarakan keburukan orang lain.
- Kejadian 14:14
Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan.
Abraham menunjukkan bahwa kasihnya kepada Lot, kerabatnya, tidak surut bahkan meski mereka sudah terpisah. Ia rela memberikan yang terbaik untuk menyelamatkan Lot.
- Kejadian 15:5
Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Saat Allah memberikan janji ini, Abraham sudah sangat tua dan ia belum memiliki keturunan sama sekali. Sarai pun diketahui sudah tidak dapat melahirkan lagi karena umurnya. Namun, ayat Alkitab tentang Abraham pada Kejadian 15 menunjukkan bahwa Abraham percaya sepenuhnya kepada janji Allah. Ia tidak meragukan sifat Allah yang penuh kasih dan selalu memenuhi janji-Nya. Abraham mengerjakan apa yang dikatakan ayat Alkitab tentang berserah.
- Kejadian 16:15
Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael.
Sarai yang sudah putus asa akhirnya memberikan Hagar, hambanya, kepada Abraham. Ternyata Hagar berhasil memberikan anak bernama Ismael sebagai keturunan Abraham. Ismael selanjutnya dikenal sebagai garis keturunan Abraham yang beragama Islam.
- Kejadian 17:5
Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Allah terus mengulang janji-Nya untuk menjadikan Abraham sebagai bapa sejumlah besar bangsa. Ia mengganti nama Abram menjadi Abraham, juga Sarai menjadi Sara. Allah juga meminta Abraham untuk berjanji menyunat setiap laki-laki.
- Kejadian 18:24
Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?
Ayat Alkitab tentang Abraham ini menunjukkan kasih Abraham yang sangat tulus tidak hanya ke kerabatnya, tetapi juga untuk segenap bangsa. Ia tidak segan untuk menaikkan doa syafaat bagi Sodom.
- Kejadian 21:2
Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.
Allah membuktikan kasih-Nya kepada Abraham. Ayat Alkitab tentang Abraham ini menunjukkan bahwa Allah kita adalah Allah yang setia akan janji-janji-Nya. Allah memberikan seorang anak laki-laki kepada Abraham yang kemudian dinamakan Ishak. Ini juga menunjukkan bagaimana Allah sanggup melakukan segala sesuatu ketika tidak ada seorangpun yang mengira bahwa Sara dapat melahirkan pada masa tuanya. Kehidupan Abraham dan Sara sesuai dengan ayat Alkitab tentang rumah tangga yang diberkati Tuhan.
- Kejadian 22:9-10
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Allah ingin menguji kepercayaan Abraham terhadap-Nya. Allah meminta AAbraham untuk menyembelih dan menjadikan Ishak sebagai korban bakaran. Ingatlah bahwa Ishak adalah anak satu-satunya dan Abraham sangat mengasihi Ishak. Namun, ayat Alkitab tentang Abraham ini menampilkan bahwa Abraham jauh lebih mengasihi Allah. Ia rela mempersembahkan Ishak ketika Allah memintanya demikian. Sikap Abraham ini menjadi contoh bentuk penyembahan yang benar menurut Alkitab.
Itulah ayat Alkitab tentang Abraham yang menceritakan sebagian besar kehidupannya. Setiap kisah menunjukkan bahwa Abraham layak disebut sebagai bapa orang beriman. Ada banyak hal yang perlu kita teladani dari Abraham. Ini akan membantu kita untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. Kiranya kita dapat meneladani Abraham, menjadi orang yang sepenuhnya percaya kepada Allah. Segala kemuliaan bagi nama Allah. Tuhan memberkati.