Secara umum, munafik adalah sikap yang dilakukan seseorang dimana tidak ada kesesuaian antara apa dia lakukan dengan apa yang dia pikirkan. Dalam bahasa Yunani, awalnya kata munafik atau hipokrit mengacu pada seorang aktor. Mereka memainkan peran dan tidak menjadi dirinya sendiri.
Namun, pada jaman sekarang istilah munafik bisa digunakan dalam konteks yang bermacam-macam. Contoh sikap yang munafik adalah pejabat yang korupsi, seseorang yang membantu dengan mengharapkan imbalan, suka menghakimi orang lain padahal dirinya melakukan hal yang lebih buruk, dan masih banyak lagi.
Namun sekarang, kita akan membahas ciri-ciri orang munafik menurut Kristen. Tentu saja, kita akan menggunakan Alkitab sebagai sumber dan pedoman kita, berikut uraiannya:
- Pemain Sandiwara
Munafik memiliki arti bertindak berdasarkan kepalsuan. Apabila kita buka kembali Alkitab dan membaca asal-mula dosa menurut Alkitab, maka kita akan mengetahui bahwa Adam adalah manusia pertama yang bersikap munafik dan dia pula yang menurunkan gen munafik pada generasi-generasi setelahnya. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya dosa dasar alami manusia adalah bermain sandiwara dan tipu muslihat dengan Allah. Mungkin kita bisa bertanya kepada diri masing-masing, apakah kita pernah bersikap seolah-olah Allah tidak ada? Pernahkah kita membodohi Allah seakan Allah tidak tahu maksud hati kita?
- Menutupi Jati Dirinya dengan Kepura-puraan
Kita bisa melihat contoh orang munafik yang menutupi jati dirinya dengan kepura-puraan pada sosok Yudas Iskariot. Sebelum Yesus ditangkap, Yudas menghampiri dan mencium tangan Yesus dengan sangat lembut di taman Getsemani. Mungkin orang yang melihat sikap Yudas ini akan mengira bahwa Yudas sangat mengasihi Yesus. Padahal di balik itu, yang dilakukan Yudas sebenarnya adalah menyerahkan Yesus untuk ditangkap. Yudas tega mengorbankan Yesus hanya untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Tindakan Yudas ini merupakan sikap yang munafik karena menyembunyikan motif buruknya dengan berpura-pura tulus.
- Bersikap Egois dan Suka Melemparkan Beban Kepada Orang Lain
Dalam Matius 23:1-4, Yesus Kristus berkata kepada orang banyak termasuk murid-murid-Nya supaya mereka menuruti dan melakukan semua hal yang diajarkan oleh ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi jangan turuti perbuatan mereka karena mereka mengajarkan dan tidak melakukan. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu menyerahkan beban berat kepada orang lain, namun mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
- Suka Mencari Muka
Pada Matius 34:5-7 dijelaskan lebih lanjut mengenai ciri-ciri orang munafik menurut Kristen.
- Melakukan pelayanan dan pekerjaan baik hanya untuk dilihat oleh banyak orang.
- Suka pamer akan kekayaan, kebolehan, kemampuan, kepintaran, dan kelebihan-kelebihan mereka.
- Selalu ingin dihormati, sehingga para ahli Taurat dan orang Farisi itu suka duduk di tempat terhormat saat perjamuan dan tempat terdepan di rumah ibadat.
- Gila hormat dan ingin menjadi pemimpin yang terbesar.
Namun, Yesus mengatakan kepada orang banyak itu supaya siapa yang terbesar, hendaklah ia menjadi pelayan. Karena siapa yang suka meninggikan diri, maka ia akan direndahkan. Dan siapa yang merendahkan diri, maka ia akan ditinggikan.
- Menghalangi Orang yang Akan Datang Kepada Tuhan
Pada Matius 23:13, Yesus mengatakan celakalah orang yang menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Mereka sendiri tidak masuk, namun mereka merintangi orang lain untuk masuk. Mudahnya dapat dipahami begini, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak melakukan kewajiban dan hal yang benar di mata Allah, namun mereka menghalangi orang lain untuk melakukannya, sehingga mereka tidak memberitakan firman dan justru menyalahgunakan dengan menjadikannya topeng untuk menutupi niat buruk mereka. Yesus mengatakan tindakan ini adalah sikap yang munafik.
- Tidak Ada Kepedulian Satu-sama Lain
Ahli Taurat dan orang-orang Farisi menelan harta janda-janda dan orang yang tidak mampu demi memperkaya hartanya sendiri. Mereka mengelabui dan menutupi kedok buruknya dengan hal-hal rohani sehingga orang-orang percaya dengan mereka.
Padahal, sebenarnya orang-orang Farisi ini sangat cermat dan memerhatikan hukum sampai butir-butirnya, namun mereka mengabaikan prinsip kasih tentang Alkitab dan belas kasihan. Kata-kata mereka tidak sesuai dengan perilaku. Dari luar tampak suci, namun di dalamnya mereka penuh dengan keburukan.
- Motif yang Tidak Tulus
Dalam Matius 6:1-2, Yesus mengajarkan supaya kita tidak melakukan kewajiban agama hanya untuk dilihat orang lain, karena jika demikian kita tidak akan memperoleh upah dari surga. Seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat, mereka memberi sedekah hanya untuk mendapatkan pujian. Namun, apabila kita melakukannya dengan sembunyi-sembunyi, maka Bapa di Sorga akan membalas perbuatan kita yang tulus itu.
- Mengetahui Kebenaran Namun Tidak Menurutinya
Mungkin banyak orang yang sudah mengakui kebenaran bahwa Kristus adalah Tuhan, namun mereka tidak mengikuti-Nya. Sikap seperti ini sama saja dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang memiliki banyak pengetahuan akan hukum Taurat, namun tidak melakukan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu, bagaimana kita menghadapi kemunafikan yang ada di sekitar kita bahkan di lingkungan gereja? Mungkin kita akan muak, namun janganlah kita menutup diri. Karena jika kita memilih menjauhkan diri, kita tidak akan menemukan orang-orang yang memiliki hati tulus dan teman-teman yang sejati. Dan janganlah kita menghakimi orang lain.
Manusia memang mudah sekali menunjuk kelemahan orang lain dan mengabaikan kesalahannya sendiri. Apabila itu yang kita lakukan maka itu artinya kita sama saja bersikap munafik. Karena sesungguhnya, tidak seorangpun yang dapat lepas dari cap munafik karena setiap orang berusaha untuk menampakkan sisi baiknya.
Dan satu-satunya Pribadi yang tulus dan memiliki hati yang bersih adalah Tuhan Yesus Kristus. Yang perlu kita lakukan sebagai manusia adalah bersikaplah terbuka, namun gunakan logika untuk memilah-milah teman dan lingkungan agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang buruk.
Sekian artikel mengenai ciri-ciri munafik menurut Kristen. Semoga artikel ini dapat membantu kita merenungkan sikap kita sehari-hari dan selalu mencerminkan karakter Kristus melalui perbuatan kita. Terima kasih.