Siapa yang tidak mati dalam dunia ini? Kematian adalah hal yang pasti akan dilalui oleh semua makhluk hidup. Kematian menurut Kristen adalah hal yang patut disyukuri karena kita beroleh hidup yang kekal nantinya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa harimau mati meninggalkan belangnya dan gajah mati meninggalkan gadingnya. Dapat dikatakan bahwa manusia yang meninggal akan meninggalkan kenangan kepada sesama kita baik itu keluarga mau pun teman dekat. Karena tujuan hidup orang Kristen adalah mempunyai hidup yang serupa akan gambar dan rupa Allah. Makna kelahiran Yesus yaitu memberikan kita teladan untuk mengikuti jejakNya. Amsal 22 : 1 juga mengatakan bahwa nama baik lebih berharga daripada kekayaan dan kasih lebih besar daripada emas dan perak. Tanda-tanda kematian menurut Kristen bukan hanya kematian secara fisik saja melainkan secara roh juga.
Manusia yang meninggal akan meninggalkan keteladanan untuk menjadi panutan dan contoh hidup bagi orang lain. Tokoh yang menjadi teladan bagi orang percaya adalah Yesus Kristus. Ia manusia yang tidak berdosa dan tidak bercacat cela yang pernah hidup di muka bumi ini. Tidak hanya semasa hidupnya saja ia memberikan teladan tetapi, saat mati di kayu salib pun Ia memberikan contoh bagi manusia. Ia memberikan contoh agar kita mengikuti jalanNya. Seperti yang ditulis dalam 1 Petrus 2 : 21, kita dipanggil karena Kristus telah menderita dan telah meninggalkan teladan supaya kita mengikuti jejakNya. Di dalam keseharian, terkadang kita mendapatkan penghinaan dan ketidakadilan karena mempertahankan iman kita. Ada beberapa keteladanan yang bisa kita contoh dari Yesus untuk dipraktekkan di kehidupan sehari-hari dengam pertolongan roh kudus tentunya agar kita bisa menghadapinya :
- Teladan dalam Penderitaan
1 Petrus 2 : 21 mengatakan, kita telah dipanggil karena Kristus telah menderita untuk meninggalkan teladan bagi kita. Yesus sendiri mengtakan bagi tiap orang yang mengikutnya haruslah menyangkal dan memikul salib. Yesus telah menderita lebih dulu daripada kita dan Ia juga telah menunjukkan kasihNya jadi kita sebagai anaknya haruslah mencotohnya dengan tidak mudah sakit hati karena Bapa kita lebih dulu menderita dan mengajarkan kasih.
- Teladan Pengampunan
Yudas adalah murid Yesus yang mengkhianati dan menjualNya kepada musuhNya di Taman Getsemani sesaat sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Walau pun begitu, Yesus tidak marah melainkan menyapanya dengan kalimat sapaan sahabat. Yesus mengajarkan untuk mengasihi musuh kita bukan malah membalasnya. Saat Ia disalibkan, Ia juga mengampuni orang-orang yang menyalibkanNya melalui doaNya.
- Teladan Kerendahan Hati
Rasul Paulus mengatakan dalam Filipi 2 : 6-8 bahwa Yesus adalah Allah yang tidak menganggap dirinya kesetaraan dengan Allah sebagai milikNya yang harus dipertahankan melainkan Ia mengosongkan diriNya dan mengambil rupa sebagai hamba dan menjadi sama seperti manusia dan merendahkan diriNya serta taat sampai mati di kayu salib. Yesus rela meninggalkan semuanya untuk menjadi manusia padahal dalam Yohanes 10 : 30 mengatakan bahwa Ia dan Bapa adalah satu.
- Teladan Kemurahan Hati
2 Korintus 8 : 9 menuliskan bahwa karena kasih karunia Tuhan lah kita sebagai anakNya dijadikanNya kaya. Dari Yesus lahir Ia lahir dalam kemiskinan, dibesarkan dalam kemiskinan, bahkan sampai mati pun kuburanNya bukan milikNya. Ia memberikan semuanya kepada kita anakNya karena Ia murah hati.
- Teladan tidak berdosa
1 Petrus 2 : 22 menuliskan bahwa Yesus tidak pernah berbuat dosa dan mulutNya tidak pernah mengatakan dusta. Yesus mengajarkan kepada kita sebagai muridNya untuk menjaga hati dan pikiran agar tidak berbuat dosa meski pun penderitaan datang di kehidupan kita. Dengan berdoa dan mengucap syukur, Tuhan menjaga kita dari dosa yang ada di dunia ini.
- Teladan tidak pernah menipu
Saat Yesus dianiaya dan disalibkan, Ia tidak pernah sedikit pun berbicara bohong agar dibebaskan hal ini dapat kita contoh karena hendaknya hanya kebenaran sajalah yang ada pada diri kita walau badai kehidupan menerpa.
- Teladan tidak mencaci maki
Roma 12 : 14 mengajarkan kita untuk memberkati orang yang menganiaya kita bukan untuk mengutukinya. Yesus juga berkata dengan mulutnya sendiri untuk mengasihi dan mendoakan orang yang menganiaya kita.
Manusia mempunyai sifat alami untuk membalas karena kita sakit hati dengan apa yang mereka perbuat kepada kita. Tetapi Yesus sudah memberikan teladan untuk mengubah rasa sakit hati dengan kebahagiaan jika kita teguh dan mempunyai hati yang tekun.
- Teladan kesabaran
Roma 12 : 12 mengingatkan kita untuk bersukacita dalam pengharapan dan bersabar dalam kesesakan serta tekun untuk berdoa. Yesus mengajarkan kita untuk bersabar dan menunjukkan kasih karena Ia menjanjikan kepada kita untuk beroleh kehidupan kekal.
- Berserah kepada Allah
1 Petrus 2 : 23 menuliskan bahwa ketika Yesus dicaci maki dan menderita Ia tidak membalas melainkan berserah kepada Allah karena Yesus tahu bahwa Allah yang akan mengadilinya dengan adil.
Ketika kita sebagai manusia sudah lelah akan penderitaan yang tiada habisnya maka kita bisa mencontoh Yesus dengan menyerahkan segala perkara kepada Tuhan karena Ia pasti mempunyai caranya sendiri untuk menyelesaikannya di luar akal kita sebagai manusia yang terbatas. Jadi, sebagai anakNya janganlah takut dan putus asa karena kita mempunyai Allah yang kuat, hidup, adil, dan lebih besar dari masalah kita.
- Teladan dalam beriman
1 Petrus 2 : 24 menuliskan bahwa Yesus telah memikul dosa kita di atas kayu salib supaya kita tidak binasa karena dosa. Penebusan dosa yang sudah dikerjakan Yesus adalah inti dari alasan kenapa Ia datang ke dunia melalui pengajaranNya mengenai kebenaran yang mutlak yang tidak bisa dibantahkan agar kita sebagai orang percaya tidak sia-sia percaya kepadaNya. Yesus adalah juruselamat manusia dan kita orang percaya menerima anugerahNya dengan cuma-cuma dan mendapatkan kehidupan kekal bukan kematian kekal.
Kita sama-sama berharap untuk berbuat kebaikan lebih banyak, menjaga sopan santun, lebih lagi rendah hati, lebih bersabar, dan banyak mengampuni dalam praktek keidupan sehari-hari. Mari kita saling mengingatkan untuk memperbaiki diri untuk lebih baik lagi ke depannya.