Membicarakan tentang multikulturalisme, pada dasarnya pada Alkitab tidak banyak yang membicarakan terkait tentang multikultiralisme. Tetapi membicarakan tentang multikulturalisme tidak jauh tentang adanya kasih, ebaikan, kesetaraan dan keselamatan yang akan diberikan ke semua manusia tanpa terkecuali. Dalam Kitab Perjanjian Baru Galatia 3:28 tertulis semua manusia yang berasal dari berbagai suku, bangsa serta kelas sosial dipersatukan dalam Kristus. Artinya kasih Kristus diberikan bagi semua orang tanpa memandang asal-usul mereka. Kolose 3:11 lebih mempertegas lagi bahwa Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Untuk dalam meneladai sikap gereja kita harus mampu mengendalikan diri dan harus berlajar menerima apapun yang ada di sekeliling kita. Dalam sejarah agama kristen yang terpenting adalah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan menjalankan amanatnya sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab.
Jangan pernah membeda-bedakan seseorang siapapun itu hanya karena latar belakangnya berbeda dengan kita, bisa dari suku, bangsa, budaya, kelas sosial, pandangan hidup, dan latar belakang lainnya yang sejalan dengan anda. Menjadi manusia beriman harus memiliki sikap-sikap dalam Yesus seperti menerima, menghargai, dan mengasihi sesamanya. Dalam artikel ini akan menjelaskan tentang sikap gereja terhadap multikulturalisme yang tumbuh dan berkembang bersama masyarakat untuk dapa dikendalikan. Hal ini mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen untuk menjadikan tujuan hidup orang kristen.
- Dapat menghargai dan dapat menerima seseorang tanpa harus melihat latar belakangnya seperti orang-orang yang berbeda suku, budaya, adat istiadat, kebiasaan, cara pandang, cara berpikir dan agama yang berbeda. Hidup ruadakun bersama tanpa harus ada perselisihan yang terjadi.
- Dapat menolong antar sesama dan memperlihatkan serta menunjukan solidaritas kepada semua orang tanpa melihat latar belakangnya. Karena untuk menolong orang harus didasari oleh keikhlasan.
- Jangan pernah memandang remeh orang-orang yang berbeda suku, budaya, adat istiadat, kebiasaan, cara pandang, cara berpikir dan agama yang berbeda. Jangan pernah berfikir latar belakang siapa yang lebih baik dan lebih buruk. Karena sesungguhnya di hadapan Allah semua sama.
- Tetap berfikir positif terhadap semua orang tetapi harus tetap kritis terkait tindakan-tindakan maupun peristiwa yang memang tidak sesuai dengan ajaran dan norma pada umumnya.
- Menjadikan adanya hukum kasih menjadi suatu landasan dan pedoman dalam kita bergaul kepada semua orang dan jangan sampai ada perselisihan diantara perbedaan latar belakang seseorang.
- Allah telah menciptakan manusia pada bagian yang sama untuk saling mengisi dan melengkapi sehingga umat dapat memiliki kesadaran terhadap multikultur yang ada di lingkungan. Di dalam suatu berbagai suku, budaya, adat, kebiasaan serta geografis yang berbeda-beda. Gereja yang multikultur, setiap persekutuan memang dibuat berdasarkan adanya perbedaan karena komunitas Kristiani juga berdiri berdasarkan pada perbedaan. Karena sebenarnya nilai-nilai yang dimiliki buday dan suku yang positif dapat memperkaya liturgi di dalam ibadah.
- Memberitau sebagai umat beriman, haruslah menhindari beberapa sikap yang tidak mencerminkan ajaran gereja dan ajaran Alkitab sebagai umat Kristen yang beriman, yaitu primordialisme, etnosentrime, diskriminatif, stereotip. Hindari sikap-sikap tersebut dan mulailah untuk menanamkan unsur kebersamaan, solidaritas, kerjasama, dan hidup berdampingan secara damai di dalam perbedaan dan menjalani kehidupan yang damai bersama-sama.
Demikian penjelasan mengenai sikap gereja terhadap multikulturalisme. Sebagai umat Kristen dalam membangun adanya multikulturalisme haruslah berpedoman kepada ajaran iman Kristen demi mencerminkan karakter Kristen sejati. Bergaul dan bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda suku, budaya, adat istiadat, kebiasaan, cara pandang, cara berpikir dan agama yang berbeda harus memiliki tujuan untuk dapat memperkuat iman dan diharapkan untuk semakin beriman kepada Allah. Semoga bermanfaat dan terima kasih.