Banyak yang telah mengatakan bahwa cinta itu buta, karena tidak memandang siapa yang dicintai dan bagaimana keadaannya. Banyak yang percaya, banyak juga yang menentang tentang pandangan cinta seperti itu. Hal ini berlaku juga bagi pasangan yang akan menikah dengan janda ataupun duda. Apakah itu sesuai dengan aturan yang telah diajarkan dalam Kristen ? Apakah hal ini telah bertentangan dengan Firman Tuhan?. Dalam sejarah agama kristen yang terpenting adalah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan menjalankan amanatnya sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab. Pada artikel ini akan dijelaskan secara singkat dan jelas tentang apakah diperbolehkan apabila menikah dengan janda menurut Kristen. maka dari itu akan dijelaskan beberapa ayat dalam Alkitab yang membahas tentang pernikahan yang dilakukan dengan janda atau duda, mari simakl yang akan dijelaskan di bawah ini :
- Di dalam Alkitab telah diatur secara tegas apabila “bagi anak-anak Tuhan, tidak ada per-ceraian”. Meskipun latar belakang pemilihan jodohnya keliru (dengan yang tidak seiman, bahkan dengan yang tidak takut Firman, berarti kemungkinan bertingkah laku abusive, kasar, kejam, dan sebagainya ( I Kor 7:12, I Pet 3:1). Tetapi bagi anak-anak Tuhan, peristiwa itu harus diimani dengan sikap, “apa yang sudah disatukan Allah, jangan diceraikan manusia” (Mat 19: 6). Pada intinya Alkitab tidak mengatur adanya perceraian, dan tidak memperbolehkannya dengan kondisi dan alasan apapun. Hal ini yang harus di tanamkan dan harus menjadi acuan oleh setiap anak-anak Tuhan dalam menjalani kehidupan sebagai umat Kristen demi mencerminkan karakter Kristen sejati.
- Walaupun pada aturannya telah diatur demikian, maka kondisi iman dan kedewasaan yang dimiliki anak-anak Tuhan tidak selamanya berjalan dengan baik. Sehingga pada kenyataannya tidak pernah selancar rencana dan tidak mampu lagi untuk bertahan dengan berbagai sebab dan alasan yang melatarbelakangi adanya perceraian. Hal ini yang biasa menjadi faktor terbesar mengapa perceraian sangat kerap terjadi dan sulit untuk dielakkan. Itulah yang Tu-han Yesus sebut “karena kete-garan atau kekerasan hatimu (Mat 19: 8). “Keinginan menghidupkan kebosanan dengan pasangan, dan meneruskan perjinahan dengan orang ketiga. Sehingga dalam konteks seperti itu, dan demi untuk mencegah “manipulasi Firman”, dalam ayat ini menjelaskan bahwa perceraian yang terjadi tidak jauh beda dengan melakukan perjinahan, sehingga dengan itu orang yang telah melakukan pernikahan dengan individu yang telah bercerah merupakan orang yang melakukan perjinahan (Mat 5:32, Markus 10:11-12). Paulus juga telah mengatakan bahwa , “yang sudah bercerai harus tetap hidup membujang atau kembali rujuk dengan pasangannya (1Kor 7:11). Hal ini seakan-akan menjelaskan bahwa memang tidak ada pilihan atau kemungkinan untuk bercerai. Hal ini mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen untuk menjadikan tujuan hidup orang kristen.
Memang benar adanya kebenaran suatu Firman Tuhan akan selalu absolut dan mutlak. Walaupun demikian, cara mempelajari peristiwa dengan kesaksian-kesaksian dari pengalaman orang-orang yang telah percaya di dalam jatuh bangun mereka dan akan terlihat belas kasih Tuhan yang telah diberikan kepada kita. “semakin besar dosa, semakin bertambah kasih karunia Allah” (Roma 6:1).
Demikian penjelasan mengenai apakah diperbolehkannya seseorang menikah dengan janda menurut Kristen. Seperti yang telah kita ketahui, dimana semua pernikahan yang telah terjadi dan perceraian yang telah dilakukan merupakan suatu perkajangan dari dosa yang tidak bisa diampuni. Memang benar adanya bahwa pendosa melihat bahwa cinta itu buta dan akan sulit untuk diperjuangkan serta dipertanggungjawabkan. Walaupun demikian, bagi umat yang telah bertobat maka suatu perceraian yang telah terjadi merupakan salah satu kesempatan yang diberikan untuk dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik. Semoga bermanfaat dan terima kasih.