Setelah abad pertengahan yang disebut sebagai zaman kegelapan di eropa; muncul zaman renaissance, zaman aufklarung, serta terjadinya reformasi gereja. Pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai hubungan renaissance dengan munculnya reformasi gereja; dan pada kesempatan kali ini tuhanyesus.org akan memaparkan mengenai hubungan aufklarung dengan reformasi gereja.
- Aufklarung
Zaman Aufklarung merupakan masa yang disebut sebagai zaman pencerahan (Age of Enlighttenment) yang berlangsung pada tahun 1685 hingga tahun 1815 di Eropa. Pada zaman ini bangsa eropa memiliki optimisme yang tinggi terhadap rasio/ akal manusia, sebagai pencipta perubahan, kemajuan dalam peradaban manusia, dan tentunya kesejahteraan. Slogan utama pada zaman ini adalah kata-kata dari Immanuel Kant; yaitu: ”Sapere aude”. Yang artinya ‘beranilah berpikir sendiri.’
Pada zaman renaissance, berbagai perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan serta bidang humaniora seperti filsafat, politik, ataupun seni dan sastra berkembang dengan pesat. Namun belum dirasakan perubahan yang signifikan dalam hal kesejahteraan secara ekonomi. Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman mengemukakan bahwa permasalahannya bukanlah apakah manusia mampu atau tidak menggunakan akalnya untuk menciptakan kesejahteraan, tapi mengapa manusia belum menggunakan akalnya semaksimal mungkin untuk menciptakan kesejahteraan.
Jawaban Kant atas pernyataan tersebut adalah karena manusia belum berani menggunakan rasionya. Menurut Kant, bangsa eropa masih dikuasai oleh otoritas-otoritas lain, termasuk Kitab Suci, dan Gereja. Hal ini membuat bangsa eropa mulai meneliti dengan kritis segala sesuatu dalam kehidupannya menggunakan akalnya, dan membuat banyak perubahan terhadap pola piker manusia. Selain Immanuel Kant, terdapat beberapa tokoh penting lain dengan berbagai aliran pemikirannya dalam zaman aufklarung, yaitu:
- Rasionalisme: Descartes, Spinoza, dan Leibniz
- Empirisme: Francis Bacon, Thomas Hebbes, John Locke, dan D. Hume.
- Kantianisme: Immanuel Kant
- Idealisme: G. Fitche, F.W.S. Schelling, dan F.Hegel.
- Positivisme: Auguste Comte
- Pragmatisme: William Janes
- Fenomenologi: Edmund Husserl
- Eksistensialisme: Martin Heidegger
- Reformasi Gereja
Pengertian Reformasi Gereja merupakan upaya perbaikan dalam tatanan kehidupan, yang terlalu didominasi oleh otokrasi gereja. Gerakan ini pertama kali muncul di Jerman pada tahun 1571, yang diprakarsai roleh Marthin Luther. Latar belakang reformasi gereja adalah terjadinya berbagai penyimpangan yang dilakukan gereja, seperti:
- Terjadinya krisis moral dalam tubuh gereja, berupa penyelewengan kekuasaan yang dilakukan pejabat gereja, korupsi, hidup hedonis, pemungutan pajak, hingga perbuatan amoral dan meninggalkan hidup selibat (baca juga: poligami menurut Alkitab).
- Terdapat ketidakpuasan serta kekecewaan terhadap kepemimpinan gereja, dari kalangan internal gereja itu sendiri.
- Berkembangnya tradisi intelektual serta iklim kebebasan di eropa.
- Adanya ketidakpuasan dan kekacauan dalam bidang ekonomi.
- Berkembangnya nasionalisme, yang menggugat kedudukan paus sebagai penguasa sekuler.
- Reformasi Gereja dan Aufklarung
Reformasi gereja mempengaruhi dan dipengaruhi oleh zaman Aufklarung. Refromasi gereja memunculkan pemahaman demokratisasi politik, kesadaran individual akan hak-hak politiknya, serta kebebasan individu dan keberanian rakyat untuk melakukan kontrol terhadap kekuasaan. Gagasan penting dalam reformasi gereja yang sangat mempengaruhi zaman aufklarung adalah kebebasan individu atau suara hati, serta kesetaraan (baca juga: HAM menurut iman Kristen).
Sebelum reformasi gereja, hanya para klerus yang memiliki kuasa untuk membaca dan menafsirkan Kitab Suci. Luther mengkritik hal tersebut, dan mengatakan bahwa setiap orang Kristen merupakan manusia yang bebas sejak dilahirkan. Oleh sebab itu, setiap individu memiliki hak untuk membaca dan menafsirkan kitab suci. Hal ini juga mendorong perubahan pola pikir bangsa eropa, menumbuhkan keberanian untuk menggunakan rasionya sebagai manusi secara maksimal. Hal yang menjadi dasar utama zaman Aufklarung.