Pengertian Reformasi Gereja dan Perkembangannya

Saat ini kita tahu bahwa ada dua agama Kristen yang diakui yaitu Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Perbedaan Kristen Protestan dan Kristen Katolik berada pada tatanan gerejanya serta beberapa kepercayaannya. Jika ada yang bertanya mengenai bagaimana Kristen menjadi dua ‘bagian’, kita biasa menghubungkannya dengan istilah reformasi gereja. Namun, apa itu reformasi gereja? Reformasi gereja merupakan sebuah proses sejarah ketika sekelompok orang berpisah dari gereja Katolik dan menyatakan diri sebagai Kristen Protestan. Reformasi ini menjadi kelanjutan dari Renaissans. Renaissans memiliki prinsip untuk menikmati hidup dan mengutamakan manusia dalam segala sesuatu. Berkebalikan dari itu, Reformasi memiliki pandangan bahwa manusia makhluk yang jahat dan bejat sehingga manusia butuh iman Kristen yang sesungguhnya. Meski terdapat perbedaan, keduanya sama-sama melawan gereja Katolik yang mendominasi abad pertengahan. (Baca juga: Sejarah Reformasi Gereja)

Pada abad pertengahan, kehidupan sosial di Eropa didominasi oleh gereja Katolik. Gereja memberikan pengaruh dalam setiap aspek baik kemasyarakatan maupun kebudayaan Eropa. Hal ini membuat gereja saat itu melupakan tugasnya. Mereka lebih mementingkan hal-hal untuk mendapatkan kekayaan dan kekuasaan yang lebih luas lagi. Mereka melupakan kepentingan jemaatnya. Saat itu, gereja melakukan penarikan pajak dengan jumlah yang besar. Pajak ini membuat kekayaan yang melimpah untuk gereja. Sayangnya, pihak gereja malah sibuk untuk membangun gereja-gereja yang mewah di Vatikan serta berfoya-foya dengan kekayaan tersebut. Hal ini membuat pihak bangsawan menjadi pihak yang mendukung penuh Reformasi Gereja yang dilakukan oleh para reformis. Selain itu, mereka juga ingin melepaskan diri dari Romawi Katolik serta membangun negara sendiri.

Arti dan Sejarah Reformasi Gereja

Pengertian Reformasi Gereja dimulai oleh Martin Luther dari Jerman. Ia adalah seorang biarawan yang tidak dikenal oleh khalayak luas, tetapi juga merupakan seorang teolog yang brilian. Ia mencetuskan perihal tentang Reformasi Gereja pada abad ke-14. Saat itu, banyak orang mulai bertanya-tanya tentang otoritas gereja internasional dan para pendetanya. Hal ini dimulai dengan penolakan atas supremasi Gereja terhadap para Raja. Selanjutnya, muncul upaya untuk menghilangkan otoritas Gereja di dunia politik. Mereka menginginkan Gereja cukup sebagai sebuah badan spiritual. Keinginan ini semakin meningkat seiring dengan terungkapnya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan Gereja. Gereja terbukti melakukan kolusi dan nepotisme, menjual surat pengampunan dosa, dan lainnya. Inilah beberapa pengertian dari reformasi Gereja yang perlu kalian ketahui apa dari terbentuknya reformasi Gereja tersebut, sebagai berikut:

  • Martin Luther memulai gerakannya ketika ia mendapatkan pengertian yang baru tentang keselamatan. Melalui kehidupannya di biara, Luther percaya bahwa keselamatan hanya didasarkan oleh iman. (Baca juga: Ekklesia)
  • Keselamatan tidak bergantung oleh apa yang manusia lakukan, baik atau buruk, benar atau salah. Ia percaya bukan kegiatan sakramen, misa, atau kegiatan gereja lainnya yang membawa keselamatan.
  • Luther semakin tidak senang dengan praktik-praktik gereja saat itu sehingga, pada 31 Oktober 1517, ia menempelkan 95 tesis di depan pintu gereja Wittenberg, Saxonia. Tesis terssebut menentang adanya penjualan surat pengampunan dosa.
  • Penjualan itu dianggap korup dan tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Surat pengampunan dosa seharusnya sesuatu yang didapatkan dengan ikhlas bukan dengan paksaan dari pihak Gereja. Menurutnya, apa yang gereja lakukan saat itu sudah menodai ajaran Alkitab. (Baca juga: Cara Bertobat Orang Kristen)

Pada 1520 M, Luther keluar dari keanggotaan gereja dan membangun gereja baru. Ia meminta Kaisar Roma dan pangeran Jerman untuk melakukan reformasi terhadap gereja dan berhenti setia Paus. Tentu hal ini mendapatkan ditolak oleh Gereja. Namun, nyatanya, orang-orang Jerman mendukung Luther. Situasi panas antara Luther dan Gereja pun dimulai. Luther berhasil bersembunyi di Kastil Wartburg dan ia menerjemahkan Injil Perjanjian Baru ke bahasa Jerman. Setelah adanya teknologi mesin cetak, gagasan Luther semakin menyebar luas. Mengingat ada banyak orang yang tertindas oleh praktik Gereja, semakin banyak orang pula yang mendukung gagasan Luther ini. Mayoritas pendukung ajaran Luther adalah kaum bangsawan dan petani. Jerman merupakan negara agraris, tetapi petani saat itu merasa sangat tertindas oleh Gereja. Melalui Reformasi ini, para petani berani memberontak. Namun, Luther sendiri tidak setuju dengan pemberontakan ini sehingga ia sendiri turun tangan untuk menyelesaikannya. Ajaran Luther pun turut menekankan bahwa pemerintahan negara pun memiliki peran dan tanggung jawabnya sehingga Gereja tidak bisa melupakan mereka. Ada beberapa konflik yang dialami selama masa sejarah pengertian reformasi Gereja dibentuk, sebagai berikut:


  • Konflik antara Luther dan Gereja selesai dengan perjanjian Ausburg yang dilakukan pada 1555 M. Perjanjian itu berisi bahwa setiap pangeran menentukan agama dari rakyaktnya.
  • Dengan perjanjian tersebut, Jerman Utara menjadi mayoritas protestan, sedangkan wilayah selatan serta Bavari tetap Katolik Roma. Tidak hanya mengenai keselamatan, Luther juga menentang adanya hukum bahwa rohaniwan tidak boleh menikah.
  • Menurutnya pernikahan bukanlah sebuah dosa. Selain itu, pada masa itu terungkap kasus hubungan paus dengan wanita. Kasus yang paling gempar adalah Alexander VI yang memiliki 8 anak dengan wanita simpanan. Hal ini membuat Luther semakin gencar dalam menyebarkan ajarannya. Ajaran ini biasa disebut dengan anti monastisisme. (baca juga: Makna Kebangkitan Yesus)

Baca juga:

Tokoh Penting Reformasi Gereja

Selain Martin Luther, terdapat tokoh penting reformasi Gereja lainnya. Salah satunya adalah John Calvin. John Calvin merupakan seorang teolog dari Prancis. Ia memiliki peran penting menyebarkan Reformasi Gereja di luar Jerman dan Skandinavia. Calvin sendiri memiliki pandangan teologi yang lebih radikal. Ia percaya akan adanya takdir bagi setiap manusia. Nasib manusia nantinya telah ditentukan terlebih dahulu oleh Tuhan. Bagaimanapun, ajaran Calvin sangatlah dipengaruhi oleh pandangan Luther. Sama seperti Luther, ia juga mengajarkan doktrin asketisme duniawi, anti sakramen suci dan monastisisme. Selain itu, ada beberapa tokoh yang ikut dalam reformasi Gereja dalam beberapa keterangannya sebagai berikut:

  • Calvin juga memiliki murid yang ikut menjadi tokoh Reformasi. Murid tersebut bernama John Knox. Ia sendiri merupakan seorang imam Katolik dan juga notaris kepausan. Karena menjadi murid Calvin, pengaruh Calvin sangat besar untuknya. Baginya, kekristenan dan kemerdekaan nasional merupakan dua hal yang dapat berjalan beriringan. (baca juga: Pengertian Dosa Menurut Alkitab)
  • Ada pula seorang humanis yaitu Erasmus Desiderius Roterodamus. Ia menulis sejumlah puisi dan karangan prosa yang berisi kritikan terhadap kekuasaan gereja. Ia menerbitkan perjanjian Baru dalam Bahasa Yunani. Hasil terbitannya ini yang digunakan oleh Luther untuk mendorong Reformasi Gereja. (Baca juga: Penciptaan Manusia)
  • Selain itu, ada Zwingli yang merupakan pemimpin Reformasi Gereja di Swiss. Ia mendapatkan dukungan dari pemerintah serta penduduk Zürich untuk membawa perubahan dalam kehidupan bermasyarakat serta bernegara.
  • Tokoh reformasi lainnya adalah John Wycliffe. Ia adalah dosen, filsuf, teolog, pengkhotbah, serta penerjemah. Ia merupakan orang yang mulai untuk menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris. Doktrin Wycliffe didukung oleh pemerintah Inggris. Doktrinnya sering dipakai untuk meminta secara paksa para rohaniawan yang segan untuk membayar pajak. Pada saat itu, dengan cara ini, mereka dapat membiayai perang melawan Prancis. (baca juga: Penyaliban Yesus)

Baca juga:

Permasalahan dan Dampak Munculnya Reformasi Gereja

Gerakan Reformasi Gereja ini nyatanya memberikan dampak yang sangat besar hingga masa kini. Dampak paling awal yang dapat diamati adalah dari aspek sosial dan politik di Eropa. Negara-negara nasional kecil muncul, mereka tidak memiliki pusat kekuasaan seperti Kepausan Roma. Hal-hal seperti demokrasi, kebebasan individu, dan hak-hak politik bagi setiap individu pun semakin ditekankan. Meski terlihat baik, nyatanya Reformasi Gereja melahirkan kekuasaan absolut di Eropa. (baca juga: Dosa Turunan Menurut Kristen)

Reformasi haruslah bertanggung jawab akan adanya perang saudara, penghancuran karya seni yang berhubungan dengan Katolisisme. Kejadian terparah ada pada peristiwa berdarah pada malam St. Bartholomeus ketika pembantaian massal terjadi. Pemberontakan lainnya pun terjadi seperti pemberontakan untuk membayar pajak di Belanda sehingga para pemberontak dibantai. Kaum Protestan pun dianggap pengkhianat dan dilakukan teror dan pembunuhan terhadap mereka selama enam tahun, sebagai berikut beberapa dampaknya:


  • Dampak lainnya adalah Reformasi menyebabkan adanya kelompok-kelompok kecil pada agama Kristen. Kita seringkali hanya mengetahui pengertian reformasi Gereja membentuk dua kelompok Kristen yaitu Protestan dan Katolik. (baca juga: Menjadi Murid Kristus)
  • Lebih dari itu, terbentuk kelompok-kelompok Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, dan Katholikisme. Dari nama-nama kelompok tersebut, kita dapat melihat bahwa banyak orang mengelompokkan dirinya berdasarkan pelopor pemberi ajaran. Selanjutnya, setelah masa Reformasi pun, semakin banyak pula terbentuk kelompok pada agama Kristen yang sering kita sebut dengan denominasi.
  • Berdasarkan prinsip kepercayaan, memang tidak ada perbedaan yang berarti. Semuanya tetap bergantung pada Alkitab. Namun, hal ini membuat adanya perpecahan jemaat seperti Jerman Utara dan Jerman bagian selatan. (Baca juga: Gereja Terbesar di Dunia)

Dampak Reformasi Gereja yang kita rasakan saat ini adalah pemahaman yang kita miliki mengenai keselamatan. Kita menjadi semakin mengerti bahwa bukan tindakan kita, bukan prosesi yang menyelamatkan kita. Keselamatan datangnya hanya dari Allah. Reformasi juga menimbulkan banyaknya terjemahan Alkitab ke berbagai bahasa sehingga setiap orang bisa membaca dan memahami Alkitab. Kita juga jadi bisa membedakan mana praktek-praktek gereja yang mulai menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran Alkitab.

Reformasi Gereja adalah awal yang baru untuk kita memahami Tuhan lebih dalam lagi. Kiranya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada saat ini untuk semakin dalam lagi mengenal Tuhan. Dengan memahami Reformasi Gereja, kita seharusnya juga bisa semakin memahami makna keselamatan yang kita miliki. Tuhan memberkati.