Hubungan ekonomi dan iman kristen merupakan terlihat dari prinsip-prinsip ekonomi dan ajaran Yesus yang mengajarkan pada pengikut-Nya untuk tidak kehilangan kesukaan hidup dikarenakan harta (Luk. 6:24-25;18:24-25) dan dapat mendorong ke kehidupan yang murah hati 9luk. 18:22), hal itu disebabkan karena Yesus menerima ajaran Taurat tentang kepemilikan yang mutlak Allah atas harta dan tanggung jawab atas penatalayanan manusia atas hartanya dan mengenal prinsip gereja terhadap politik. Namun yang harus menjadi catatan adalah Yesus telah menyatakan bahwa di dalam diri-Nya yang terdapat hidup, ajarab dan karya-karya-Nya seluruh maksud Allah dan segala kuasa di langit dan di bumi bertumpu dan berjalan, mewujudkan ekonomi Allah dalam suatu penciptaan bagi umat baru. Umat pada perjanjian baru merupakan bagian dari kerajaan Allah, orang-orang yang menikmati berlakunya pemerintahan Allah yang memerdekakannya, hal ini yang membuat orang-orang dapat menikmati hidup untuk seutuhnya dan sepenuhnya serta dapat bersyukur dengan setiap pemberian Allah dalam sikap yang murah hati, menatalayanan, dan karena itu tidak akan terikat melainkan merdeka sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab. Di dalam Kristen, ekonomi Allah dapat memungkinkan ekonomi yang dijalankan oleh manusia tidak menjadi suatu hambaan sebatas materi, pemberhalaan yang terjadi pada harta benda, perbudakaan berupa keserakahan, melainkan bersyukur pada merdeka yang dirasakan, semarak yang menumbuhkan dan yang menyukakan hati Allah sesuai dengan sejarah agama kristen. Itulah yang dinamakan kehidupan ekonomi yang memiliki kualitas penuh harkat sejati karena memang dilandasi dengan Ekonomi Allah. Dalam artikel ini akan membahas tentang hubungan iman Kristen dengan ekonomi. Setelah ditelurusi apa yang terdapat pada Alkitabiah ini dapat ditarik kesimpulan awal yang terkait tentang prinsip-prinsip ekonomi dan menjadi tujuan hidup orang kristen
- Pernyataan yang dikatakan Allah secara khusus dan beberapa pernyataan Allah secara umum perlu dilihat sebagai dua kekuatan yang harmonis yang memiliki dampak kepada ekonomii, yang keduanya dengan terang dan dapat dipercaya berbagi tentang pola pikir dan mengambil keputusan pada ekonomi manusia.
- Allah adalah satu-satunya Pencipta-Pemelihara-Penebus, yang memiliki sumber dan pemilik mutlak dari segala karunia yang manusia nikmati yang ada dalam hidup ini mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen. Hanya Allah yang dapat dan boleh menerima kepercayaan, ketaatan, dan ketergantungan yang mutlak pada manusia
- Manusia memang diciptakan untuk Allah sebagai wakil Allah, Allah melimpahkan berbagai kemungkinan dan memberikan potensi untuk menikmati kebaikan-kebaikan Allah, menggunakan wibawa-Nya dengan penuh tanggung jawab, dapat mengembangkan segenap aspek hidup, serta ekonomi-sosial-politis yang ada dalam semangat syukur dalam menatalayan. Harta dan benda adalah suatu berkat yang diberikan oleh Allah.
- Harta dan benda baik adanya, harus disyukuri. Namun bukan itu yang terpenting di dalam kehidupan, karena hal ini tidak tepat untuk dijadikan suatu andalan dan orientasi hidup, bukan suatu ukuran mutlak tentang kerohanian. Kita hanyalah pemilik kedua setelah kepemilikan mutlak Allah yang telah menciptakan dan mengadakan semua hanya untuk kebaikan kita
- Dosa merupakan pemutar balikkan suatu prinsip-prinsip ekonomi dan akan mendatangkan kutukan yang dapat merusak dan menghancurkan. Wawasan ekonomi yang materialistis, egosentris, kompetitif yang tidak terkendali, sekuler, tidak dapat mensyukuri dan dapat memuliakan Allah, dapat menyingkirkan etika dan moral dari ekonomi dan bisnis, hal ini merupakan akibat dari kerusakan manusia yang memiliki banyak dosa. Reformasi yang terjadi terhadap kondisi jahat itu dapat terjadi apabila manusia pada umumnya kembali kepada prinsip-prinsip yang telah Tuhan nyatakan dalam hati nurani dan merupakan suatu prinsip dari keluruhan hidup dengan pertolongan Allah dan apabila manusia Kristen akan lebih konsisten maka harus memberlakukan prinsip etka Kristennya
Isu-isu ekonomi dalam Alkitab
Sepanjang sejarah manusia yang pernah terjadi, dari perjanjian ke perjanjian sampai pada akhirnya dalam Sang Penggenap Perjanjian, Allah akan menyelenggarakan Ekonomi-Nya yang memiliki anugerah, memerdekakan, dan memanusiawikan. Visi ekonomi Allah di dalam perjanjian lama akan digenapi dengan ekonomi yang hidup di dalam ajaran dan karya-karyanya yang merupakan suatu penebusan Yesus Kristen. Pada faktanya Alkitab banyak membicarakan tentang isu-isu ekonomi, dan karena itu akan membuat fakta mengejutkan tentang isu ekonomi yang dilihat dari kisah yang sedang kita siap untuk memasuki penciptaan, kejatuhan, perjanjian dengan Nuh, perjanjian dengan Abraham, keluaran dari Mesir, pemberian Sepuluh Hukum, kitab-kitab hikmat, kitab-kitab para nabi serta ajaran Tuhan Yesus dan gaya hidup jemaat mula-mula, yang merupakan ajaran pada rasuldan akan ditemui dengan banyak bahan untuk dapat menyimpulkan prinsip-prinsip ekonomi.
Dengan demikian itulah penjelasan tentang hubungan iman kristen dengan ekonomi. Dibalik keberatan yang terdapat pada awal dan akhir yang memiliki wawasan haruslah kita mengerti sebagai orang yang beriman dan harus menyingkirkan Allah dari realitas ekonomi. Maraknya korupsi dan isu politik yang ada ini dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pola pikir dan tingkah laku yang memberontak serta menolak adanya Allah dari percaturan bisnis dan kehidupan. Apabila Kristen dan Gereja harus berkontibusi nyata maka harus menyebabkan reformasi ekonomi ke arah yang lebih baik dan harus dimulai dengan pemikiran Alkitab