6 Kebijaksanaan dan Karakter Salomo dalam Alkitab yang Bisa Anda Ikuti

Dalam Alkitab, ada banyak kisah tentang tokoh-tokoh di masa lampau yang dapat kita pelajar. Melalui kisah-kisah tersebut, kita dapat mengerti berbagai kehendak Allah. Kita juga dapat mempelajari berbagai teladan dari tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, kita dapat belajar dari karakter Daud atau dari kehidupan Yusuf dalam Alkitab. Selain dari Daud dan Yusuf, kita pun juga dapat belajar dari Salomo. Salomo sendiri terkenal karena kebijaksanaan dan karakter Salomo.

2 Samuel 12:24 Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini

2 Tawarikh 5:1 Maka selesailah segala pekerjaan yang dilakukan Salomo untuk rumah TUHAN itu. Kemudian Salomo memasukkan barang-barang kudus Daud, ayahnya, dan menaruh perak, emas dan barang-barang itu dalam perbendaharaan rumah Allah.

Salomo adalah anak dari pasangan Daud dan Batsyeba setelah anak pertama pasangan ini mati. Salomo dikasihi oleh Tuhan karena Daud, ayahnya itu. Salomo, sebagai raja ketiga dari bangsa Israel, menjadi sosok pemimpin yang membangun bait Allah. Namun, ternyata Salomo pun masih seorang manusia. Ada hal-hal yang tidak dapat kita teladani dari Salomo. Berikut beberapa kebijaksanaan dan karakter Salomo dalam Alkitab.

Kebijaksanaan Salomo

Salomo merupakan tokoh Alkitab yang sangat terkenal dengan kebijaksanaannya yang sesuai dengan isi ayat Alkitab tentang bijaksana. Bahkan pada kitab Katolik, terdapat kitab Kebijaksanaan Salomo yang berisi berbagai hasil kebijaksanaan dan karakter Salomo. Di dalam Alkitab, setidaknya ada tiga kisah yang menceritakan kebijaksanaan Salomo.

  1. Salomo meminta hikmat kepada Allah.

1 Raja-raja 3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”

Sepanjang hidupnya, Salomo dua kali berhadapan langsung dengan Allah. Pada pertemuan pertamanya, Allah menawarkan kepada Salomo untuk meminta apa yang ia ingini. Sebagai manusia, Salomo bisa saja meminta kekayaan, umur yang panjang, atau hal lainnya yang menguntungkan untuknya. Namun, dibandingkan itu semua, Salomo lebih memilih untuk meminta hikmat, kemampuan untuk dapat menimbang perkara. Hal ini dipandang baik oleh Allah. Keputusan Salomo ini justru menunjukkan kebijaksanaan Salomo. Dengan bijaksana, ia memanfaatkan kesempatan yang Allah beri untuk keuntungan semua orang, bukan hanya keuntungan pribadinya.

  1. Salomo menemukan ibu yang sebenarnya dari seorang anak.

1 Raja-raja 3:27 Tetapi raja menjawab, katanya: “Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya.”

Pada perikop 1 Raja-raja 2:16-28, dikisahkan dua orang perempuan datang menghadap Salomo. Mereka memperebutkan seorang bayi, berusaha untuk meyakinkan Salomo akan siapa yang merupakan ibu bayi itu sebenarnya. Hal ini adalah perkara yang sulit karena dahulu tidak dikenal adanya uji genetik atau hal lainnya. Keputusan hanya dapat bergantung pada kejujuran kedua perempuan itu. Namun, keduanya memberikan kesaksian yang serupa sehingga sulit untuk menentukan siapa yang benar.

Tidak disangka, Salomo menggunakan cara yang cerdik untuk mengambil keputusan. Salomo menawarkan untuk memenggal bayi tersebut, membaginya sama rata. Respon kedua perempuan tersebut berbeda. Satu perempuan setuju, satu perempuan tidak setuju, lebih memilih untuk tidak membunuh bayi tersebut. Kebijaksanaan dan karakter Salomo tampak jelas ketika ia memutuskan bahwa perempuan yang tidak ingin bayi itu dibunuh adalah ibu bayi tersebut.


  1. Salomo menerima kunjungan ratu negeri Syeba.

1 Raja-raja 10:3 Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu.

Kebijaksanaan dan karakter Salomo sudah tersebar luas ke segala penjuru dunia, termasuk ke ratu negeri Syeba. Sang ratu ingin menguji sendiri kebijaksanaan dan karakter Salomo. Ia datang kepada Salomo dengan memberikan berbagai teka-teki. Luar biasanya, Salomo mampu menjawab setiap pertanyaan hingga ratu negeri Syeba pun mengakui kebijaksanaan dan karakter Salomo.

Karakter Salomo

Salomo memang dikenal dengan kebijaksanaannya. Namun, karakter Salomo tidak hanya sekedar kebijaksanaan. Ada karakter Salomo lainnya, karakter yang baik maupun karakter yang buruk. Berikut beberapa karakter Salomo.

1 Raja-raja 3:28 Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.

Sudah sangat jelas bahwa bijaksana menjadi karakter Salomo yang terutama. Ia mampu menjadi hakim yang luar biasa bijaksana berkat adanya penyertaan dan pertolongan dari Tuhan. Ia pun memiliki kitab yang menyaksikan kebijaksanaan Salomo.

  1. Rendah hati.

1 Raja-raja 3:7 Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.


Salomo merupakan anak dari Daud. Daud sudah memiliki kekuasaan yang luar biasa. Kekayaan Daud pun tidaklah sedikit. Namun, ini tidak menjadikan Salomo sombong. Salomo masih teringat bahwa menjadi raja bukan hanya sekedar relasi kekeluargaan dan kekayaan. Ia membutuhkan pengalaman, hikmat, dan pertolongan Tuhan. Ia tidak malu untuk mengakui kekurangannya itu dan meminta bantuan Tuhan. Sikap rendah hati Salomo ini menjadi bentuk penyembahan yang benar menurut Alkitab.

  1. Tidak mampu menahan hawa nafsu.

1 Raja-raja 11:3 Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.

Meskipun dengan segala kebijaksanaan dan karakter Salomo di hadapan rakyat, Salomo sendiri gagal menerapkan kebijaksanaan dalam kehidupannya sendiri. Ia tidak mampu menahan hawa nafsu untuk memiliki isteri dan gundik sebanyak-banyaknya. Bahkan, ia tidak segan untuk meninggalkan Allah hanya demi para isteri dan gundiknya. Hal ini tidak dipandang baik oleh Allah. Apa yang Salomo lakukan tidak sesuai dengan ayat Alkitab tentang rumah tangga.

Itulah kebijaksanaan dan karakter Salomo. Kita sadar bahwa sebagai manusia, Salomo pun tidak bisa menjadi seorang yang sempurna. Ia masih jatuh dalam dosa. Namun, kisah Salomo yang diceritakan dalam Alkitab menjadi teladan bagi kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Allah sudah memberikan karunia kebijaksanaan kepada Salomo. Kebijaksanaan itu seharusnya dapat ia pakai dengan sebaik mungkin untuk menjaga dirinya tetap lekat dengan Allah. Begitu pula dengan kita. Setiap karunia yang sudah Allah berikan kepada kita, seharusnya itu menjaga hubungan kita dengan Allah.

Meski begitu, kita juga dapat meneladani kebijaksanaan Salomo. Seperti Salomo, kita tidak bisa hanya memikirkan kepentingan diri kita sendiri. Kita tidak bisa terus-menerus meminta hal yang menyenangkan hati kita kepada Allah. Mintalah kebijaksanaan kepada Allah untuk menjalani hidup ini. Kebijaksanaan dan hikmat bisa kita dapatkan sebagai manfaat membaca Alkitab setiap hari. Selain dari kisah Salomo, kita juga dapat belajar tentang kebijaksanaan dari ayat Alkitab tentang wanita bijak. Segala kemuliaan bagi nama Tuhan. Tuhan memberkati.