Ibadah rabu abu merupakan ibadah yang biasa dilakukan di gereja setelah ibadah minggu yaitu transfigurasi Yesus. Peristiwa ini merupakan peristiwa pernyataan Kristus sebagai anak Allah yang ada dengan tubuh dari kemuliaann_nya. Maka dari itu adanya Minggu Transfigurasi merupakan bagian yang akan mengakhiri masa setelah minggu-minggu epifani, dan setelah itu maka umat akan memasuki awal masa Prapaskah, yaitu adanya rabu abu. Ibadah rabu abu merupakan awal prapaskah yang akan dilaksanakan selama empat puluh hari sampai pada kamis putih siang tiba. Pada masa tersebut selama empat puluh hari, umat akan dipanggil untuk melakukan puasa ataupun pantangan terhadap keinginan dan nafsu yang bertujuan untuk siap disaat perayaan peristiwa Paskah (kebangkitan Kristus). Dalam sejarah agama kristen yang terpenting adalah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan menjalankan amanatnya sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab.
Peristiwa Paskah dapat disimpulkan dan dirangkum menjadi 3 bagian hari suci, yaitu kamis putih, jumat agung, sabtu sunyi dan Paskah. Sehingga pada intinya rabut abu merupakan suatu persiapan yang dilakukan untuk umat secara rohani agar tetap layak untuk merayakan Triduum, maka dari itu usaha untuk dapat menghayati suatu karya bagi keselamatan Allah ada di dalam ibadah. Tidak sedikit yang menanyakan apa sebenarnya makna ibadah rabu abu, sehingga pada artikel ini akan menjelaskan tentang makna ibadah rabu abu. Hal ini mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen untuk menjadikan tujuan hidup orang kristen.
Ibadah Rabu Abu
- Yesus Kristus menyinggung tentang penggunaan kata “abu” hal ini ditujukan untuk kota-kota yang akan menolak untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, meskipun mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat dan telah mendengarkan adanya kabar gembira, saat itu Kristus berkata bahwa : “Seandainya mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu.” (Mat 11:21)
- Abu digunakan sebagai tanda dimana adanya permulaan Masa Prapaskah, yaotu masa dimana adanya persiapan selama 40 hari untuk menyambut Paskah. Adanya ritual dalam ibadah “Rabu Abu” telah ditemukan di dalam edisi awal oleh Greforian Acramentary yang telah diterbitkan sekitar abad kedelapan.
- Di sekitar tahun 1000 seorang iman Anglo saxon yang bernama elfric telah menyampaikan sebuah kotbah yang berisi tentang, “Kita membaca dalam kitab-kitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa mereka yang menyesali dosa-dosanya menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain kabung. Sekarang, marilah kita melakukannya sedikit pada awal Masa Prapaskah kita, kita menaburkan abu di kepala kita sebagai tanda bahwa kita wajib menyesali dosa-dosa kita terutama selama Masa Prapaskah.”
- Dengan adanya sejarah abad pertengahan, Gereja telah menggunakan arti “abu” sebagai tanda permulaan dari masa tobat Prapaskah, kita telah mengingat akan suatu hal yang tidak abadi kita dan suatu saat akan menyesal dosa-dosa kita.
- Masa Paskah merupakan tindakan belas kasihan yang begitu tulus yang telah dinyatakan kepada mereka yang merasa kekurangan, yang harus menjadi bagian dari silih kita, bagian dari tobat kita, dan pembaharuan hidup kita agar dapat mencerminkan tindakan kesetiakawanan dan keadilan yang sangat penting bagi datangnya suatu Kerajaan Allah di dunia ini.
Demikian penjelasan mengenai makna ibadah rabu abu. Informasi ini menginformasikan kita bahwa ibadah rabu abu merupakan ibadah yang berpusat pada Kristus, yang dengan adanya simbol abu tersebut kita diingatkan dan mampu menyadari bahwa umat memang membutuhkan penebusan Kristus, karena umat tidak akan dapat menyelamatkan diri dikarenakan kefanaan dan dosa yang telah ditanggung demi mencerminkan karakter Kristen sejati. Setiap umat Kristen membutuhkan belas kasihan dan kerahiman Allah, karena terdapat anggapan bahwa kita ini hanyalah debu dan sampai akhirnya nanti akan kembali lagi menjadi debu