Kematian menurut Kristen bukanlah akhir dari segalanya tetapi, ada beberapa pertanyaan mendasar mengenai seperti apa sengsara kematian Yesus? Kenapa Dia harus sengsara dan mati? Kenapa penyaliban Yesus terjadi sangat mengerikan? Apa yang bisa kita ambil dari wafatnya Yesus? dan bagaimana sikap kita menilai penderitaan? Pertanyaan-pertanyaan seperti sering kali keluar dari mulut kita. Karena itu mari kita ulas makna dari sengsara dan wafatnya Yesus :
1. Wafat Yesus adalah konsekuensi dari berita tentang kerajaan Allah
Yesus sudah memberi contoh bagaimana bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus dengan memberitakan tentang kerajaan Allah. Wafatnya Yesus tidak bisa dipisahkan dari riwayat perjalanan karyaNya dan hidupNya. Yesus sudah memberikan kita teladan apa tujuan hidup orang Kristen. Yesus sudah mengambil risiko dengan penderitaan dan kesengsaraanNya yang ditanggungNya. Yesus pun sudah memberitahukan kepada murid-muridNya bahwa Ia akan menderita dan mati di kayu salib. Tugas Yesus adalah untuk memberitakan kerajaan Allah yang dilakukanNya melalui firmanNya dan tindakanNya nantinya membawa diriNya ke dalam penderitaan.
Berita yang dibawa oleh Yesus dan tindakanNya dinilai sangat bahaya. Para penguasa, penatua Yahudi, para imam kepala, dan para ahli taurat dibuatNya tersinggung dengan segala yang dilakukan oleh Yesus. Yesus sadar bahwa kesaksianNya yang paling kuat dan paling terakhir adalah kesungguhanNya dalam membawakan berita tentang kerajaan Allah adalah mati demi wartaNya tersebut. Jika Yesus lari dari risiko untuk membakan berita kerajaan Allah maka lain lagi ceritanya bahkan mungkin Ia tidak mungkin dipercayai lagi. Alhasil, Yesus pun mau tidak mau mengambil sikap untuk menghadapi risiko dengan tegar. Yesus percaya dengan sikapNya yang Ia ambil akan membuat kemudian hari para muridNya berani ambil risiko seperti diriNya untuk memberitakan kerajaan Allah meski pun harus merelakan nyawa murid-murid Yesus.
2. Wafat Yesus merupakan tanda ketaatan dan kesetiaanNya kepada Bapa
Contoh kesetiaan dalam alkitab yang tiada duanya adalah Yesus karena Yesus menerima semuanya dengan rela karena itu lah yang dikehendaki Bapa untuk rencana penyelamatanNya. Yesus menilai kematianNya bukan sebagai nasib tetapi sebagai kurban yang mengeratkan perjajian baru antara Allah dengan manusia. Para murid Yesus sudah diberi contoh untuk melaukan apa pun demi kesetiaannya dengan kerajaan Allah. Tugas untuk memberitakan kerajaan Allah menuntut kesetiaan sapmpai menaruhkan nyawa. Peristiwa salib bukanlah kegagalan bagi Yesus melainkan awal dari bentuk karya Allah yaitu penyelamatan. Makna sengsara dan wafat Yesusadalah sebaagai penyelamat yang memperbaharui kehidupan manusia.
Yesus bangkit di hari ke-3 setelah hari kematianNya. Makna sengsara dan wafat Yesus membuktikan cinta kasih Allah kepada manusia. Yesus setia kepada kehendak Bapa sampai mati karena Ia menyadari bahwa kematianNya merupakan rencana dari Bapa. Yesus menyatakan firman yang ditulis di dalam yohanes 4 : 34 bahwa menuruti kehendak Bapa adalah makananNya. Yesus mati menggantikan ketidaktatan kita dengan ketaatanNya seperti yang dituliskan di dalam roma 5 : 19 bahwa ketidaktaatan satu orang membuat semua orang berdosa demikian juga ketaatan satu orang membuat semua orang benar. Dan seperti yang dituliskan ke dalam kitab yesaya 53 : 10-12 bahwa Yesus menyelesaikan tugasNya sebagai hamba yang menderita.
3. Wafat Yesus sebagai tanda bentuk solidaritas antara Ia dengan manusia
Menurut Paulus, bagi orang-orang yang percaya, Yesus disalibkan mempunyai arti baru sebagai kekuatan dan hikmah dari Allah. Wafatnya Yesus di kayu salib adalah karya Allah. Dengan Yesus disalib, kita tahu Allah menyertai hidup manusia an Allah yang berbelas kasih karena tidak pernah meninggalkan manusia sekali pun manusia menglami kesengsaraan Allah tetap beserta kita. Kesengsaraan dan wafatnya Yesus menjadi tanda agung akan kehadiran Allah yang Mahakasih. Allah dalamm diri Yesus adalah Allah yang solider dengan manusia. Ia telah hidup sebagai dan dengan manusia sampai mati sebagai manusia yang kematianNya pun kematian yang paling hina. Yesus rela mati disalib di antara 2 penjahat.
4. Wafat Yesus adalah bentuk untuk menyelamatkan manusia
Wafatnya Yesus yang mengerikan bukanlah suatu kebetulan melainkan bagian dari misteri penyelamatan Allah. Alkitab sudah menuuatkan tentang rencana penyelamatan Ilahi melali kematian hambaKu yang benar. 1 korintus 15 : 3 menuliskan bahwa Kristus telah mati karena dosa kita sesuai dengan Kitab Suci. Hal ini ditegaskan juga dalam 1 petrus 1 : 18-19 bahwa kita telah ditebus dari cara hidup kita yang sia-sia bukan dengan barang fana, perak, dan emas melainan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus yang tidak bernodan dan tidak bercacat. Kitab 2 korintus 5 : 21 juga menuliskan bahwa Yesus yang tidak mengenal dosa dibuatNya menjadi dosa karena kita dan karena Yesuslah kita dibenarkan oleh Allah. Penyerahan diri Yesus kepada Allah telah menyatukan kita kembal kepada Allah.
4. Kisah hidup Yesus tertulis di 4 kitab injil yaitu Matius, Markus, Lukas, Yohanes
Secara garis besar kisah sengsara Yesus sampai wafatNya dimulai dari Yesus berdoa di Taman Getsemani kemudian ditangkap di tempat yang sama lalu dibawa ke hadapan para penguasa kemudian disiksa setelah itu dijatuhi hukuman mati lalu memikul salib kemudian disalibkan di Bukit Golgota sebelum wafat Ia menyerahkan nyawaNya kepada kemudian wafat. Lebih sedih lagi karena orang yang melaporkan Yesus adalah muridNya yang bernama Yudas Iskariot dan saat Yesus ditangkap ketiga muridNya yang menemani Yesus berdoa di Taman Getsemani melarikan diri serta Ia disangkal oleh Petrus sebanyak 3 kali.
5. Wafatnya Yesus adalah untuk menebus dosa semua manusia di muka bumi
Yesus adalah Anak Domba Allah yang menurut orang Yahudi pengampunan dosa dilakukan makna sengsara dan wafat Yesus dengan mengorbankan anak domba kepada Allah jadi Yesus yang sebagai Anak Domba Allah harus menumpahkan darahNya satu kali untuk selamanya agar dosa semua manusia di muka bumi dihapuskan.
Dari wafatnya Yesus, kita belajar apa itu arti kata pengorbanan. Kita dapat belajar cara mengasihi karena Yesus pernah mengajarkan tidak ada yang lebih besar dari kasih seorang sahabat yang memberikan nyawanya bagi sahabatnya. Itulah beberapa makna yang dapat ita pelajari dari kematian Yesus di kayu salib.