3 Syarat Masuk Surga Menurut Alkitab dan Ajarannya

Sebagai orang kristen, sudah tahukah kita apa saja syarat untuk masuk ke kerajaan sorga menurut alkitab? Banyak orang berpikiran bahwa apabila mereka menjadi orang yang baik dan hidup religius, maka itu akan menjadi bekal mereka untuk masuk sorga. Namun pertanyaannya, seberapa yakinkah kita kalau kita benar-benar baik? Apakah dengan cara membandingkan diri kita dengan sesama? Apakah dengan membandingkan diri kita dengan tetangga yang suka menggosip membuat kita merasa baik karena kita tidak pernah menggosip? Apakah kita merasa baik karena kita tidak pernah mencuri, berzinah, membunuh, dan berbuat dosa lainnya yang menurut kita dosa besar? Lalu bagaimana kalau lingkungan kita adalah perkumpulan orang-orang alim yang ke gereja setiap kali ada ibadah sedangkan kita hanya beribadah di hari minggu? Lantas, apakah kita akan merasa buruk? Dari ilustrasi tersebut kita tahu bahwa tidak ada standard yang pasti manusia dapat dikatakan baik. Toh, pandangan-pandangan itu juga menurut kacamata manusia.

Tapi ada satu hal yang pasti, yaitu bahwa Tuhan penuh dengan kemuliaan dan standard baik menurut-Nya adalah kita harus kudus dan suci. Kita tahu  bahwa Tuhan Maha Adil, siapa yang menabur maka dia pun akan menuai.  Siapa yang melakukan kebaikan maka dia akan mendapat kebaikan. Begitu pula sebaliknya. Semua orang bisa melakukannya, bahkan orang yang tidak mengenal Tuhan sekali pun. Tuhan mengasihi semua orang dan setiap orang memiliki berkatnya masing-masing. Setiap orang bisa sukses apabila mereka bekerja keras. Setiap orang bisa berhasil apabila mereka tekun. Banyak orang yang humanis namun tidak mengenal Tuhan. Lalu, dengan bermodalkan kebaikan ‘kah manusia dengan syarat masuk surga menurut Alkitab? Apakah berbuat baik bisa menjadi standard yang mutlak sebagai syarat untuk masuk ke kerajaan sorga? Tidak kan? Kalau iya, maka tidak ada bedanya kita menganut agama kristen atau menganut kepercayaan lainnya.

Asal Mula Terjadinya Dosa

Satu-satunya cara agar kita layak di hadapan Allah adalah kita harus hidup suci. Tidak berdosa. Karena dosa sekecil apa pun tidak bisa ditoleransi sebab Allah Maha Kudus. Bukan karena Allah tidak mengasihi kita, namun karena eksistensinya sebagai Allah. Karena Dia Allah. Dosa kecil atau dosa besar sama-sama akan membawa manusia kepada maut. Mengapa? Analoginya begini, misalkan terdapat air murni dalam sebuah gelas. Apabila  air itu ditetesi tinta satu tetes saja, maka air itu sudah tidak murni lagi. Begitu pula manusia. Dosa kecil atau besar tetap saja dosa. Kita semua sudah berdosa, bahkan saat kita baru lahir oleh karena dosa keturunan. Sejak Adam dan Hawa memakan buah pengetahuan, itu sudah menjadi tanda bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk berdosa.  Maka, di dalam kitab Yesaya 64: 6 dituliskan, “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.”

Karena manusia telah berdosa, maka hubungan manusia dengan Allah otomatis terputus. Allah yang suci tidak bisa bersama manusia yang berdosa. Manusia harus menjalani maut. Namun, itu semua tidak dilakukan-Nya. Mengapa? Karena Dia mengasihi kita. Karena kasih-Nya yang begitu besar, Dia memberikan sebuah jalan keluar agar kita dapat berhubungan lagi dengan Allah. Jalan itu terjawab melalui karya penebusan oleh Yesus Kristus. Yesus Kristus merupakan satu-satunya jalan pendamaian manusia dengan Allah. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa kita menuju keselamatan.

“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14: 6)

Adakah yang dapat menyangkal firman itu? Apakah karena Yesus yang mengatakannya dan bukan Allah sendiri maka kita tidak percaya? Bukankah kita tahu bahwa Yesus telah melakukan banyak sekali mujizat dan memberitakan berbagai ajaran tentang kebenaran syarat masuk surga menurut Alkitab. Siapa lagi kalau bukan Allah sendiri yang memberikan kuasa itu. Dan juga, sebenarnya nabi-nabi sudah bernubuat beberapa ratus tahun sebelumnya bahwa akan lahir Juru Selamat manusia. Seperti dikatakan Yesaya 7:4 bahwa akan ada seorang perempuan muda mengandung dan melahirkan anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Nubuat tentang-Nya juga dituliskan di Yesaya 9:6, Mikha 5: 2, Zakharia 9: 9, Mazmur 22:16-18, Yesaya 53:3-7, dan masih banyak lagi. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sudah merencanakan kedatangan Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya.

Cara Masuk Surga Dalam Alkitab


Mengapa satu-satunya jalan hanyalah melalui Yesus Kristus? Seperti yang sebelumnya telah dikatakan, bahwa oleh karena manusia telah berdosa, maka mereka harus menerima hukuman yaitu maut. Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri karena mereka sendiri telah berdosa. Harus ada penebus dosa yang kudus agar manusia bisa selamat. Roma 3:23 mengatakan bahwa semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, maka jalan satu-satunya ialah melalui Yesus Kristus, putra-Nya yang tunggal, yang tak bercacat dan tak bercela yang mampu menebus dosa manusia. Lalu apa yang perlu kita lakukan supaya kita bisa masuk ke kerajaan sorga? Percayalah kepada-Nya dan menjadi pengikut-Nya. Nah, sampai poin ini mungkin sebagian besar orang kristen sudah tahu ya bahwa satu-satunya jalan hanya melalui Yesus Kristus. Lantas, apakah hanya sampai di sini saja? Tentu tidak.

Banyak orang mentolerir perintah-perintah Allah karena mereka pikir jika Allah penuh kasih maka dosa apa pun pasti akan diampuni,  lalu ada juga yang berpikir bahwa hanya dengan percaya saja kita akan selamat, dan anggapan-anggapan lain yang terkesan menyepelekan. Memang Allah penuh kasih dan Ia akan mengampuni dosa-dosa kita, tapi Allah lebih tahu maksud hati kita. Pikiran-pikiran itu sebenarnya hanyalah cara manusia untuk membenarkan perbuatannya yang salah. Padahal, syarat untuk masuk syarat masuk surga menurut Alkitab tidak hanya berhenti di sini. Percaya juga perlu bukti nyatanya. Saat manusia memutuskan untuk mengikut Yesus, mereka harus menerima konsekuensinya. Menurut Lukas 9:23, ada tiga konsekuensi untuk menjadi pengikut-Nya.

  • Menyangkal dirinya

Kita tahu bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk berdosa. Sehingga mereka kerap kali melanggar perintah-perintah Tuhan bahkan sengaja mengabaikannya. Namun, saat manusia memutuskan untuk mengikut Kristus maka mereka harus mau merubah kehidupannya yang lama dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya. Bagaimana caranya? Inilah yang disebut dengan menyangkal diri sendiri dan lahir baru oleh roh. Mematikan keinginan daging dan membiarkan Roh Kudus yang berkehendak. Walau begitu, bukan berarti manusia sangat dibatasi dan terkesan memiliki aturan yang ketat. Yang Tuhan mau yaitu manusia berperilaku sesuai dengan dorongan Roh Kudus. Seperti

Galatia 2:20 mengatakan, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

Tidak hanya itu, manusia yang sungguh-sungguh ingin mengikut Yesus harus selalu menempatkan perintah-Nya di atas kepentingan-kepentingan pribadi. Yesus mengatakan bahwa siapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Nya, ia tidak layak bagi-Nya; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Nya, ia tidak layak bagi-Nya. Pernyataan ini bukan berarti kita harus meninggalkan keluarga kita untuk mengikut Dia, namun yang Dia mau adalah supaya kita menempatkan Dia di tempat terbaik di hati kita.

  • Memikul salib

Memikul salib artinya manusia mau menanggung bebannya masing-masing. Yesus mengatakan pada Matius 10:38, bahwa barang siapa yang tidak memikul salibnya dan mengikut Dia, maka orang itu tidak layak bagi-Nya.

Dengan memikul beban, Tuhan ingin kita berproses. Karena Tuhan menciptakan manusia dengan suatu tujuan yang besar dan tentu saja kita tidak akan dapat sampai ke sana kalau Tuhan tidak mengajarkan dan mendidik kita. Maka dari itu, dengan memikul salib, Tuhan ingin kita bertumbuh dan berkembang di dalam-Nya. Tapi tenang saja, Tuhan pasti akan memberikan beban sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

  • Mengikut Dia

Kenapa dikatakan bahwa orang kaya lebih sulit untuk masuk ke kerajaan sorga? Bukan karena menjadi kaya adalah suatu hal yang buruk, tapi karena orang kaya akan lebih sulit untuk melakukan perintah yang pertama yaitu menyangkal dirinya. Bisakah dia meninggalkan hartanya dan mengikut Yesus? Kemungkinan besar dia akan merasa keberatan, ya. Karena itulah, dia akan lebih enggan untuk mengikut Yesus. Karena orang yang mau mengikut Yesus harus mau meninggalkan kehidupan duniawinya dan  melakukan perintah serta kehendak-Nya. Mereka harus mau hidup senantiasa dalam Yesus.

Tapi walau begitu, bukan berarti orang percaya akan hidup kesulitan selama hidupnya. Bukan itu maksud Allah. Allah punya rencana-rencana besar dan Dia mau kita mengorbankan kepentingan kita supaya rencana Allah bisa terwujud. Bahkan sebenarnya, Allah menginginkan kita supaya hidup dalam kelimpahan seperti yang dikatakan Yohanes 10:10 Apabila kita melihat ketiga konsekuensi tersebut, mungkin kita menganggap bahwa syarat untuk masuk ke kerajaan sorga menurut alkitab sangatlah sulit karena kita harus hidup sempurna dan meninggalkan keinginan-keinginan duniawi. Namun sebenarnya, Tuhan tidak ingin kita berpikir seperti itu. Tuhan lebih melihat hati dan kesungguhan kita. Seberapa besar kerinduan kita untuk mau hidup di dalam-Nya.

Manusia memang berdosa, namun jangan biarkan dosa-dosa itu mengintimidasi kita sehingga kita berpikir kita tidak layak untuk Dia. Asal kita bersungguh-sungguh, Roh Kudus akan menuntun dan mengajarkan kita untuk menjadi lebih baik dan menuju kesempurnaan. Dan jika orang percaya melakukan perbuatan dosa karena kelemahannya, tentu saja mereka tetap akan mendapat hukuman, yaitu hukuman duniawi. Namun hukuman itu merupakan bentuk kasih Tuhan kepada kita. Supaya kita dapat belajar dan mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan. Tuhan ingin yang terbaik untuk kita.