Kebutuhan akan uang adalah hal yang dialami oleh semua orang. Hanya saja, motivasi orang dalam mencari uang berbeda-beda – ada yang melakukannya untuk memenuhi kebutuhan (yang memang perlu dipenuhi), ada yang melakukannya untuk memenuhi keinginan (tidak harus dipenuhi), baik kebutuhan atau keinginan sendiri maupun orang lain seperti keluarga, teman, dll.
Apapun motivasi yang orang miliki dalam mencari uang, dalam proses maupun keberhasilannya dapat menyebabkan orang bersifat materialis. Jika kita lihat inti dari definisi materialisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia maka akan kita dapati bahwa sifat materialis cenderung mengutamakan pengadaan sesuatu hal yang dapat dibuktikan secara fisik atau dengan indra manusia. Akibatnya, sifat tersebut mengabaikan hal-hal supernatural termasuk kuasa Tuhan.
Hal ini mungkin membawa kita untuk berpikir akan ateisme, namun sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari umat Kristen juga bisa mengalaminya. Contohnya, dalam usaha kita untuk mendapatkan uang kita mungkin tanpa sadar merasa bahwa uang didapatkan harus dengan kerja keras, bukan karena mengandalkan Tuhan.
Definisi materialisme membuat materialisme sering dikaitkan juga dengan sifat ‘matre’ atau sifat yang fokus mengejar kekayaan. Sebagai manusia, umat Kristen juga bisa memiliki karakter yang kurang baik, termasuk materialis atau ‘matre’. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kita akan mencari tahu bagaimana sikap umat Kristen yang seharusnya mengenai materialisme melalui ayat-ayat berikut.
- Hal pengumpulan harta – Matius 6:19-21, 24
“(19) Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan
pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga
ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (21) Karena
di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. … (24) Tak seorangpun dapat mengabdi kepada
dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia
akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon.”
Matius 6:19-21, 24
Ayat tersebut merupakan perikop dalam Alkitab yang membahas mengenai pengumpulan harta. Dalam perikop tersebut kita dapati bahwa Yesus sendiri mengingatkan agar dalam hidup ini kita tidak mengejar harta duniawi seperti kekayaan, kuasa, hormat, dsb. Jika ingin mengumpulkan harta, baiklah kita mengumpulkan harta di surga karena tidak seperti harta duniawi yang pasti akan berlalu, harta di surga dapat kita miliki selama-lamanya.
Ayat 21 kemudian mengatakan bahwa hati kita cenderung condong pada hal-hal yang kita anggap sebagai ‘harta’ atau hal yang berharga. Ada kalanya di tengah usaha kita dalam bekerja kita memberikan usaha terbaik kita namun lupa untuk berserah kepada Tuhan. Inilah yang dimaksudkan dalam ayat 24, yaitu bahwa dalam bekerja hendaknya kita memiliki motivasi yang benar, yakni untuk menyenangkan hati Tuhan, bukan semata-mata untuk mendapat uang. Sebagaimana dikatakan dalam beberapa ayat Alkitab tentang tanggung jawab umat Kristen, bekerja dengan tekun sangatlah baik, namun kita tidak boleh melupakan tujuan kita sebagai umat Kristen untuk memfokuskan hidup kita pada Kristus.
Baca juga: Hukum Pembungaan Uang Dalam Kristen
- Kebutuhan materiil terjamin – Mazmur 23:1
“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.”
Mazmur 23:1
Pemeliharaan hidup adalah salah satu janji Tuhan bagi orang percaya. Seperti domba yang mengandalkan gembalanya untuk membawanya ke air dan padang rumput untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, kita dapat mengandalkan Tuhan Yesus, gembala yang baik untuk memenuhi kebutuhan kita. Ketika kita berserah pada-Nya, Yesus akan memimpin hidup kita sehingga sekalipun sedang dalam masalah, kita tidak akan berkekurangan. Bukan berarti kita bisa ongkang- ongkang saja, namun kita dapat bekerja dengan tenang, tidak khawatir karena memiliki iman bahwa Tuhan Yesus akan memelihara hidup kita (Mat. 6:31-33).
Dalam Alkitab English Standard Version “takkan kekurangan aku” memiliki terjemahan “I shall not want”. Artinya, bukan hanya kebutuhan kita terpenuhi sehingga tidak berkekurangan, kita juga bahkan dapat hidup dalam kelimpahan sehingga kita tidak sampai menginginkan atau merindukan (want) untuk memiliki ini dan itu (baca juga: ayat Alkitab tentang rejeki).
- Yesus ialah harta terbesar – Matius 6:33, 13:44-46
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Matius 6:33“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Matius 13:44-46
Dalam ayat mengenai pengumpulan harta, Yesus mengatakan bahwa hendaknya harta yang kita kumpulkan bukan harta duniawi, namun harta untuk di sorga. Selanjutnya, dalam Matius 6:33 kemudian Yesus menjelaskan bahwa kita tidak perlu khawatir dalam pemenuhan kebutuhan kita, tetapi hendaknya kita mengutamakan mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, yaitu Yesus, sang jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh 14:6).
Matius 13:44-46 mengatakan bahwa orang yang menemukan Kerajaan Sorga seperti orang yang menemukan harta terpendam atau mutiara yang indah dan berharga. Begitu berharganya harta atau mutiara tersebut hingga orang yang menemukannya rela melepaskan segala miliknya yang lain demi memiliki harta yang baru ditemukannya itu. Logikanya adalah, tentunya harta atau mutiara yang ia temukan tentunya jauh lebih berharga dari segala yang ia miliki sehingga walaupun ia jual segala miliknya ia tetap tidak akan rugi.
Aplikasinya bagi kita yaitu bahwa selama kita mengutamakan untuk mengenal Yesus melalui firman-Nya maka kita tidak perlu khawatir akan kebutuhan materiil kita. Sifat materialis yang secara sadar maupun tidak sadar kita miliki pun akan tergantikan dengan kerinduan untuk Yesus, seperti orang yang menjual segala miliknya dengan sukacita demi memiliki harta dan mutiara yang jauh lebih berharga.
Demikianlah kutipan empat ayat Alkitab tentang materialisme. Hendaknya kita ingat bahwa Yesus sudah berjanji akan memelihara hidup kita. Daripada mengejar harta materiil, marilah kita sebagai umat Kristen menumbuhkan kerinduan kita untuk mengenal Yesus Kristus.