Bagi setiap orang, melayani sebagai pastor maupun romo terlihat hal yang sama. Tetapi sebenarnya ada yang mendasar mengenai perbedaan pastor dan romo dalam hal bentuk-bentuk pelayanan di gereja, kehidupan dan tata organisasi gereja. Tentunya tidak banyak hal yang memberikan informasi akan hal ini. Bahkan sebagian umat Tuhan juga tidak paham benar dimana letak perbedaannya. Padahal ada beberapa hal dasar yang berbeda antara satu dengan lainnya, sekalipun sama-sama memiliki profesi sebagai pelayan Tuhan. Oleh karena itu, luangkan sedikit waktu untuk memahami berikut ini perbedaan pastor dan romo dalam menjalankan pelayanan mereka di gereja dan masyarakat.
1. Pendidikan
Dilihat dari segi pendidikan, keduanya memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Dalam sifat gereja Katolik apabila berminat menjadi pastor, maka sebelumnya harus mengikuti seminari sekolah teologi seperti layaknya seorang sarjana. Namun jika menjadi romo, maka pendidikan yang harus ditempuh yaitu menjalani pendidikan sebagai pastor kemudian setelah itu akan ditahbiskan menjadi romo. Oleh karena itu keduanya memiliki waktu tempuh pendidikan yang tidak sama. Menjadi romo butuh proses lebih panjang dari menjadi seorang pastor karena itu sebaiknya perlu cara berdoa dalam roh dengan sungguh.
2. Pelayanan
Dari segi pelayanan, umumnya seseorang terpanggil menjadi pastor sejak usia muda. Namun menjadi romo berarti harus siap melayani lebih lama. Seorang pastor belum tentu identik akan menghabiskan sisa waktunya untuk melayani. Karena masih ada jalan untuk tidak hidup berselibat dan kemudian tetap melayani Allah dalam jalan yang berbeda. Tetapi romo merupakan tugas suci yang harus diemban dan harus dipertanggung jawabkan secara penuh. Sehingga seorang romo akan memutuskan untuk hidup berselibat dengan bantuan karunia Roh Kudus hingga akhir hayatnya. Karena pada intinya pelayanan yang diutamakan yaitu fokus kepada Tuhan saja tanpa ada keluarga ataupun hal yang lain.
3. Kehidupan
Dari kehidupan maka kehidupan sehari-hari keduanya bisa jadi berbeda. Dalam agama Kristen seorang pastor boleh saja menikah dan berkeluarga. Pelayanan juga bisa jadi tidak terbatas dari satu sikap-sikap liturgi gereja saja. Namun berbeda halnya dengan romo di Katolik yang telah dipilih dan ditugaskan secara khusus di satu gereja. Sehingga romo tidak bisa memilih di lingkungan mana dia akan tinggal. Semua berdasarkan keputusan keuskupan dan ordo termasuk pimpinan Katolik yang mengepalainya. Sehingga otomatis sisa hidupnya dihabiskan untuk tinggal di gereja melayani secara penuh dan fokus pada Allah saja.
4. Panggilan
Dari panggilan, umumnya panggilan menjadi pastor bisa di usia berapapun. Tatapi romo merupakan peristiwa yang terjadi sesudah menjalani kehidupan pastori untuk meyakinkan diri melayani Tuhan selamanya di gereja. Sehingga tak heran jika usia pastor umumnya masih muda tetapi seorang romo sudah berusia lebih lanjut. Karena hikmat dari peranan Roh Kudus dalam gereja yang turun bagi seorang romo tentunya tidak mudah didapatkan.
Itulah beberapa perbedaan pastor dan romo yang cukup mendasar dalam kehidupan pelayan Tuhan yang sesungguhnya. Bagi banyak orang mungkin hal ini bukan hal yang penting dipahami. Tetapi esensi ini merupakan hal yang cukup penting bagi pelayan Tuhan yang memutuskan untuk melayani Tuhan dengan penuh. Karena pilihan menjadi romo dan pastor memiliki jalan yang sedikit berbeda meski dengan tujuan yang sama. Pada akhirnya, segala kemuliaan bagi Allah, apapun cara dalam menyampaikan firman dan melayani Tuhan. Baik itu perbedaan pendeta dan pastor ataupun perbedaan menjalankan peranan sebagai romo.