Situasi sebelum adanya pengertian reformasi gereja adalah jatuhnya kekaisaran Romawi kuno yang mengakibatkan Eropa kacau balau saat itu. Masyarakat Eropa mengalami masa-masa suram kala itu yang dikenal dengan zaman atau abad kegelapan. Pada saat itu, kehidupan sosial di Eropa didominasi oleh Gereja terbesar di dunia maksudnya di sini gereja memberikan pengaruh dari segala aspek baik aspek kemasyarakatan sampai aspek kebudayaan di Eropa sehingga membuat gereja lupa akan jati dirinya sendiri. Gereja lebih mementingkan dirinya sendiri seperti mendapatkan kekuasaan yang lebih luas atau kekayaan yang lebih melimpah lagi dan parahnya lagi mereka lupa akan kepentingan jemaatnya. Saat itu, gereja mulai menarik pajak dalam jumlah yang besar hal ini memberikan kekayaan berlimpah untuk gereja tapi, sayangnya pihak gereja malah sibuk membangun gereja-gereja yang mewah di Vantikan dan befoya-foya dengan uang pajak yang mereka pungut dari jemaat. Hal ini yang membuat aktivis mencetukan untuk segera melakukan reformasi dan melepaskan diri dari Romawi Katholik serta ingin membangun negara sendiri. Ada pun ciri-ciri zaman kegelapan yang seperti tertulis di atas adalah :
- Masyarakat hidup agraris
- Munculnya feodalisme
- Seluruh kehidupan berpusat pada ajaran gereja selebihnya akan dianggap menyimpang berarti berdosa
- Paus memiliki kedudukan yang sangat tinggi yakni berkuasa dalam bidang keagamaan mau pun politik
- Budaya Romawi kuno dan Yunani kuno tersingkirkan
Asal-Usul Reformasi Gereja
Di tahun 1520, Luther keluar dari keanggotaan gereja dan membangun gereja baru. Ia meminta Kaisar Roma dan Pangeran Jerman untuk melakukan reformasi dan berhenti untuk setia pada Paus tapi, hal ini mendapat penolakan dari gereja. Namun nyatanya, orang-orang Jerman mendukung gagasan dari Luther. Akibatnya, situasi ini pun memanas dan Luther bersembunyi di Kastil Wartburg dan menerjemahkan aliktab injil perjanjian baru ke dalam bahasa Jerman. Setelah terciptanya mesin cetak maka tersebar luaslah gagasan Luther. Mengingat banyaknya orang yang tertindas akibat ulah gereja maka dapat dikatakan banyak pula pendukung gagasan Luther. Ajaran Luther pun menekan bahwa pemerintah juga ikut turun tangan bertanggung jawab sehingga gereja tidak melupakan tugasnya. Ada beberapa konflik yang terjadi selama pengerjaan reformasi gereja yakni :
- Pada tahun 1555 M, perselisihan Luther dengan gereja berhasil diselesaikan dengan perjanjian Ausburg. Perjanjian Ausburg berisi tentang pangeran-pangeran Jerman berhak menentukan agama bagi rakyatnya
- Karena perjanjian tersebut, di daerah Jerman wilayah utara mayoritas rakyatnya beragama Kristen Protestan sedangkan di wilayah selatan dan Bavari mayoritas rakyatnya beragama Katholik Roma.
- Luther juga berpendapat bahwa rohaniawan boleh untuk menikah karena menurutnya pernikahan tidaklah suatu dosa.
- Luther juga gencar mengajarkan ajarannya yang disebut dengan anti monastisisme. Karena pada masa itu terungkap bahwa seorang Paus didapati mempunyai hubungan dengan seorang wanita dan Alexander VI mempunyai 8 orang anak dengan wanita simpanan.
Kedudukan Paus yang sangat tinggi dan berkuasa hal ini menyebabkan ia menyimpang khususnya dalam hal keagamaan sehingga muncullah rasa kecewa dari orang-orang akibatnya muncullah upaya-upaya untuk memperbaiki hal ini dikenal dengan nama sejarah reformasi gereja. Terhitung dari sekarang, sudah lebih dari 500 tahun gerakan reformasi gereja digullirkan. Sudah banyak gereja yang belajar dan berbenah dalam berbagai hal dan tidak salah jika Martin Luther disebut sebagai epitom dari gerakan reformasi. Luther adalah reformator pertama yang menekankan reformasi teologis yang menekan perubahan ajaran agamawi daripada aspek moral mau pun isntitusional seperti yang dilakukan oleh reformator sebelumnya. Martin Luther beranggapan bahwa nilai moral akan dapat diperbaiki jika ajaran iman kepercayaan sudah benar diajarkan. Adanya praktek dan moral hidup sangat dekat dengan peningkatan sumber daya manusia. Tokoh-tokoh reformasi seperti John Calvin dan Ulrich Zwingli berterima kasih kepada gagasan Martin luther.
Dampak paling awal reformasi ini adalah dari segi aspek sosial dan poliltik di Eropa sehingga dapat melahirkan kekuasaan yang absolut di Eropa. Negara-negara nasionalis kecil bermunculan dan mereka tidak perlu memiliki kekuasaan yang terpusat pada kepausan di Roma.Setelah 500 tahun reformasi berlangsung, bagaimana semangat yang telah diwariskan gereja khususnya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia? Apa saja yang seharusnya dilakukan gereja dan warga jemaat? Karena pada dasarnya tidak ada kata selesai dalam reformasi gereja. Reformasi akan dilakukan terus-menerus dalam berbagai hal kehidupan gereja. Dalam masa perjuangannya, Martin Luther banyak mengecam banyak keburukan dalam gereja salah satunya adalah penyelewengan surat pengampunan dosa dan sistem kepausan. Luther juga menyerang ajaran substansiasi, kehidupan selibat para klerus, dan menuntut penghapusan kekuasaan Paus terhadap Jerman.
Penyebab-penyebab Reformasi Gereja
Pembaharuan gereja adalah pembaharuan yang terjadi di dalam gereja. Hal ini muncul dikarenakan banyak hal-hal menyimpang yang terjadi di dalam Gereja Katholik. Ada pun faktor-faktor penyebabnya adalah :
- Adanya penyimpangan yang dilakukan oleh Gereja Katholik atau sejarah agam Kristen yakni memperjualbelikan surat pengampunan dosa sebagai biaya perang salib
- Kampanye indulgensia untuk biaya pembangunan Gereja St. Petrus di Roma dengan sejumlah uang
- Munculnya faham humanisme yang memungkinkan orang mengetahui ajaran Yesus yang asli yang ditulis dalam bahasa Yunani kuno. Hal ini menyebabkan orang tahu bahwa terdapat ajaran gereja yang menyimpang dari ajaran Yesus
- Munculnya negara nasionalis-nasionalis di mana rajanya tidak lagi taat kepada Paus di Roma. Mereka menyadari kedudukannya sebagai kepala negara di negara yang didudukinya dan para raja mengakui Paus hanya sebatas kepala agama saja
Karena gereja terbukti melakukan kolusi, nepotisme, dan memperdagangkan surat pengampunan dosa maka perlu diketahui mengapa perlu dilakukannya reformasi gereja :
- Martin Luther memulai pergerakannya saat ia mendapatkan pengertian baru dari arti keselamatan sebenarnya. Ia percaya bahwa keselamatan dapat dikerjakan melalui iman
- Keselamatan tidak bergantung pada apa yang manusia kerjakan baik mau pun buruk. Keselamatan juga tidak bergantung pada sakramen baptis, misa, atau kegiatan gereja lainnya
- Luther tidak senang dengan kegiatan gereja saat itu sehingga pada 15 Oktober 1517, ia menempelkan 95 tesis di pintu gereja Wittenberg, Saxonia. Tesis itu berisi tentang pertentangannya terhadap perdagangan surat pengampunan dosa
- Perdagangan surat pengampunan dosa dianggapnya korup dan berdosa karena tidak sesuai dengan ajaran alkitab. Menurutnya, surat pengampunan dosa diberikan secara ikhlas dan bukan paksaan oleh pihak gereja. Ia berpendapat juga bahwa kegiatan ini telah menodai ajaran alkitab.
Selain Martin Luther, terdapat tokoh lain yang tidak kalah pentingnya dalam reformasi gereja yakni John Calvin. Ia adalah seorang teolog dari Prancis. Ia memiliki peran untuk menyebarkan reformasi gereja di luar Jerman dan Skandinavia. Calvin mempunyai pemikiran yang lebih radikal, ia berpikir bahwa akan adanya takdir bagi setiap manusia. Nasib manusia ini ditentukan oleh Tuhan. Ia juga mengajarkan mengenai doktrin asketisme duniawi, anti sakramen suci, dan monoastisisme.
Tujuan Adanya Gerakan Reformasi Gereja
Tujuan dari gerakan reformasi gereja adalah untuk mengembalikan fungsi ajaran Katholik. Pada perkembangannya mereka mendirikan Agama Kristen. Perkembangan ini terjadi sangat pesat terutama di daerah Jerman, Prancis, dan Inggris. Ada pun tokoh-tokohnya adalah:
- Marthin Luther seorang biarawan yang tidak terkenal di masyarakat tetapi seorang teolog yang brilian
- John Calvin seorang teolog dari Prancis
- John Knox adalah murid dari John Calvin. Knox adalah seorang imam Katholik dan notaris kepausan. Karena ajaran dari Calvin, menurutnya kekristenan dan kemerdekaan nasionalis dapat berjalan beriringan
- Erasmus Desiderius Roterodamus adalah seorang humanis. Ia menulis beberapa puisi dan prosa berupa kritikan untuk gereja. Ia juga menerbitkan perjanjian baru dalam Bahasa Yunani. Hasil terbitannya inilah yang menjadikan dasar bagi Luther untuk reformasi gereja
- Zwingli adalah seorang pemimpin reformasi gereja di Swiss. Ia mendapatkan dukungann dari pemerintah dan penduduk Zurich untuk membawa perubahan ke dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
- John Wycliffe adalah seorang dosen, filsuf, teolog, pengkhotbah, dan penerjamah. Ia juga merupakan orang yang menerjemahkan alkitab dari Bahasa Latin ke dalam Bahasa Inggris. Doktrinnya didukung oleh pemerinta Inggris. Doktrinnya juga sering dipakai untuk meminta secara paksa para rohaniawan yang segan untuk membayar pajak. Dengan cara ini lah mereka dapat membiayai perang melawan Prancis.
Ada pula gerakan kontra reformasi yakni gerakan yang melawan terjadinya reformasi agar Agama Katholik tidak terpecah akibat reformasi gereja. Tokohnya adalah para penganut setia Katholik Roma yang tidak rela agamanya terpecah belah yakni Paus Pius V, Raja Filipus II, Santo Ignatius dari Loyola, dan masih banyak lagi. Dan tujuannya adalah:
- Menghentikan perpecahan yang terus terjadi pada Agama Katholik
- Mengajak umat untuk kembali kepada Agama Katholik
Semenjak terjadinya perang agama, maka dikenal lah 2 agama berbeda yaitu Kristen Protestan dan Kristen Katholik. Perbedaan kedua agama ini terletak pada tatanan gereja dan beberapa kepercayaannya. Karena perang agama dan peran serta reformasi gereja lah agama ini terpecah menjadi 2. Mengingat kembali apa itu reformasi gereja? Reformasi gereja adalah suatu proses sejarah di mana sekelompok orang memisahkan diri dari Gereja Katholik dan menyatakan diri sebagai Kristen Protestan. Peristiwa ini juga merupakan kelanjutan dari renaissans. Renaissans mempunyai prinsip untuk menikmati hidup dan mengutamakan manusia dalam segala aspek kehidupan sedangkan reformasi mempunyai prinsip yang bertolak belakang dengan renaissans yaitu manusia adalah makhluk jahat dan bejat sehingga manusia membutuhkan iman Kristen yang sesungguhnya. Walau pun berbeda prinsip, mereka berdua memiliki kesamaan yaitu sama-sama menentang Gereja Katholik saat itu yang mendominasi pada abad pertengahan.
Salah satu unsur penting dalam pandangan Luther adalah keyakinannya yang kuat tentang imamat semua orang percaya. Dalam 1 Petrus 2:9, Luther menjadikan ayat itu sebagai dasar melakukan reformasi. Arah dan tujuan Luther melakukan reformasi adalah terkaitnya nilai-nilai potensi orang percaya. Bagaimana umat Tuhan memperbaiki keberadaannya di hadapan Tuhan dan sesama. Hal ini menjadi salah satu nilai keselarasan dalam upaya memperbaiki keberadaan hidup bergereja