Orang Kristen Advent harus melihat bahwa kebiasaan buruk pada akhirnya adalah masalah spiritual sejak zaman postmodern. Kita menganggap kebiasaan buruk merupakan ‘’dosa’’ yang seringkali menggoda kita. Faktanya adalah bahwa kita terbiasa melakukan sesuatu yang salah menyebabkan kita lupa tanggung jawab. Sebaliknya, hal itu bisa membuat dosa semakin buruk.
Pertanyaan yang muncul di kepala kita : “Tetapi aku sudah terlanjur melakukan banyak dosa … aku harus bagaimana?” Jawabannya adalah jika kita telah berbuat salah atau melakukan kebiasaan buruk, maka kita harus mengakui dosa kita dan kemudian “Tuhan itu setia dan adil’’ akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).
Kebiasaan buruk dalam kehidupan sehari-hari kebiasaan buruk Umat Kristen, juga terjadi dalam hidup kita yang sering dan dilakukan sengaja oleh kita sebagai umat Kristen sebagai berikut:
1. Mengutuki Dosa Orang Lain
Seringkali kita lebih jeli terhadap kesalahan orang lain daripada dosa kita sendiri, karena menganggap bahwa dosa mereka lebih besar dari dosa kita. Tidak ada dosa kecil atau besar, tetapi itu merupakan dosa turunan menurut Kristen (Matius 7:3). Masing-masing dari kita memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kita tidak seharusnya memandang bahwa kesalahan orang lain lebih besar dari kesalahan kita. Kita harus mendorong sesama kita untuk lebih sungguh mengikut Yesus tanpa saling menjatuhkan.
2. Tidak Tulus
Hal ini sering diungkapkan dalam hal pelayanan. Banyak anak muda dan ciri-ciri keluarga Kristen yang semangat melayani pekerjaan Tuhan, namun dengan motivasi yang salah, seperti hanya ingin dilihat, hanya ingin dipuji atau tenar. Apalagi, saat ibadah sedang berlangsung, banyak anak muda sering bermain Handphone (Yesaya 3:16), tertidur (Kisah Para Rasul 20:9. Amsal 6:4,10; 20:13), tidak membawa pengertian Kitab Injil (Ulangan 6:5-9) dan mengobrol atau bergosip-gosip (2 Korintus 12:20). Kita harus melakukan segala hal yang baik di mata Tuhan dengan hati yang tulus. Kita juga mau mencurahkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk Tuhan dengan tulus. Karena didalam Tuhan, jerih payah kita tidak akan pernah sia-sia.
3. Sering Meninggalkan Ibadah
Kebiasaan ini seringkali dilakukan orang Kristen dengan berbagai alasan seperti banyak kegiatan di sekolah, atau bahkan malas pergi ke gereja (2 Timotius 3:5), atau datang terlambat pulang cepat (Ibrani 6:12). Kita perlu mengingat kembali, Yesus telah lebih dulu melayani, dan inilah giliran kita untuk setia melayaniNya. Dengan setia beribadah, hal itu menandakan kita menghargai apa yang telah Yesus berikan kepada kita. Dia ingin kita mencapai tujuan ibadah yang sebenarnya: memuliakan Tuhan.
4. Tidak Mau Berteman Dengan Non-Kristen
Bagaimana orang tidak percaya menjadi percaya jika kita tidak mau berteman dengan mereka? Tidak salah jika kita memiliki banyak teman non-kristen. Kita harus rajin berkumpul dengan sesama orang yang melakukan kebiasaan buruk umat Kristen. Kita juga menjadi saksi Kristus dengan menyaksikan kebaikan dan kasih Tuhan supaya kita dapat merangkul jiwa-jiwa baru. Kita juga terus perbarui pengetahuan kita tentang Alkitab dan membagikannya kepada orang yang belum percaya.
5. Merasa Menjadi Kristen Yang Paling Benar
Banyak anak muda terlalu percaya dan atau pura-pura menganggap kita adalah “bayi-bayi rohani”. Menganggap diri sendiri paling rohani adalah hal yang salah (Kolose 2:18; Matius 6:5). Kita harus saling membangun hubungan dengan orang lain. Jika memang ada saudara kita yang baru mengenal Yesus, kita tidak boleh menganggap dia adalah “bayi rohani”, tetapi kitalah yang harus menjadi mentor saudara kita dalam mengikut Yesus dan bersama-sama melalui iman.
7. Memecah Persatuan
Beberapa bulan terakhir, banyak isu-isu sara, khususnya agama yang muncul dalam tantangan gereja pada masa kini. Yesus sudah memperingatkan kita bahwa di akhir zaman, kita sebagai murid Kristus akan dibenci, disiksa, bahkan dibunuh jika kita ingin bertengkar dengan musuh dan juga membuat huru-hara dalam gereja (Kisah Para Rasul 24:12). Alih-alih membela diri dan meneruskan perpecahan, kita harus membentuk komunitas Kristen yang bertujuan untuk mempersatukan dan saling menguatkan orang lain.
8. Berpakaian Tidak Pantas
Banyak anak muda Kristen tidak mencerminkan karakter Kristus melalui cara berpakaian. Misalnya, pakaian yang terlalu ketat, terlalu minim dan transparan terasa sangat tidak sopan jika dipakai saat kita ke gereja. (Wahyu 16:15; 2 Korintus 5:3; 1 Timotius 2:9). Kita harus menjaga sopan santun kita dalam berpakaian, terlebih jika saat beribadah dimana kita memiliki tujuan hidup orang Kristen untuk menghampiri takhta Allah.
9 Pacaran Beda Agama
Hal ini cenderung menjadi kesalahpahaman umum di antara anak muda Kristen. Hanya karena berpacaran dengan seseorang yang beda agama, dapat berujung pada proses berkencan yang bertekanan tinggi dalam hubungan tersebut (2 Korintus 6: 14-16). Jika kita sudah dewasa dan memahami cara berpacaran menurut Alkitab, maka kita harus memikirkan dan mencari pasangan hidup yang seagama. Kemudian, kita harus belajar tentang proses mengenal satu sama lain melalui berkencan dengan pasangan hidup, menjalani dengan santai dan tidak perlu terburu-buru. Karena belum tentu teman kencanmu akan menjadi pasangan hidupmu. Hal ini menjadi pokok penting dalam meneguhkan janji pernikahan Kristen. Isi janji tersebut mampu mencegah terjadinya penceraian, poligami, perselingkuhan antara pasangan hidup.
Itulah beberapa kebiasaan buruk yang harus kita hilangkan dari kehidupan kita. Kebiasaan berdosa bukanlah perkara mudah bagi kebiasaan buruk umat Kristen. Bagaimanapun, Roh Kudus berdiam di dalam diri kita dan bekerja untuk menyesuaikan kita dengan gambaran Kristus (Roma 8:31). Ketika kita jatuh, yang harus kita lakukan adalah cepat bangkit dan kembali mendekat kepada-Nya, mengakui dan menjauhi dosa, serta memberi diri untuk diperbarui oleh-Nya (Roma 12:1-2; Galatia 5:16). Selain itu, ada janji-janji Tuhan bagi orang percaya (1 Korintus 10:13) adalah Tuhan tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kemampuan kita.
Ayo kita sama-sama belajar memperbaiki diri dengan ‘menendang’ kebiasaan buruk yang kita lakukan supaya setiap tujuan hidup kita yang sudah disiapkan Tuhan dapat tercapai. Supaya setiap orang yang melihat kita juga melihat karakter Kristus dalam hidup kita (Yakobus 1:12).