8 Makna Minggu Palma yang Dirayakan Umat Katolik dan Protestan

Setiap agama memiliki berbagai macam hari peringatan. Begitu pula agama Kristen baik Protestan maupun Katolik misalnya Natal dan Pentakosta dengan makna Pentakosta bagi orang Kristen. Salah satu hari peringatan Kristen yang paling dikenal adalah Paskah. Seluruh umat merayakan kemenangan Yesus atas maut. Namun, kita perlu mengingat pula satu hari perayaan lainnya yang berkaitan dengan Paskah ini yang juga masuk dalam liturgi gereja Kristen. Satu minggu sebelum merayakan Paskah, kita akan melewati Minggu Palma. Hari peringatan ini termasuk hari peringatan yang penting. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui makna Minggu Palma.

Kisah Masuknya Yesus ke Yerusalem

Sebelum mengetahui makna Minggu Palma, sangat penting untuk terlebih dahulu mengetahui kisah di balik hari perayaan tersebut. Minggu Palma merupakan hari untuk mengingat masuknya Yesus di Yerusalem. Kisah ini dibahas di dalam keempat kitab Injil yaitu Matius 21:1-11, Markus 11:1-11, Lukas 19:28-44, dan Yohanes 12:12-19. Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) memberikan judul “Yesus dielu-elukan di Yerusalem”.

  • Sebelum kisah ini dimulai, Yesus telah banyak melakukan mujizat dan pelayanan. Pro kontra tentang diri-Nya sudah banyak diperbincangkan. Ia sendiri telah sebanyak tiga kali memberitahukan pemberitahuan tentang penderitaan Yesus (Matius 16:21-28, Matius 17:22-23, Matius 20:17-19).

Matius 21:2-3 dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.”

  • Setelah begitu banyak hal yang Ia perbuat, Yesus bersama murid-murid-Nya datang ke Yerusalem. Namun, sebelum sampai di Yerusalem, tepatnya di Betfage, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya untuk pegi ke sebuah kampung dan melepaskan seekor keledai betina serta anaknya. Kedua keledai tersebut harus dibawa kepada Yesus bahkan jika ada orang yang menegor mereka. Nyatanya, memang benar bahwa ada orang yang menegor mereka.

Markus 11:5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: “Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?”

Zakharia 9:9 Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.

Yohanes 12:16 Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia.

Hal ini membuktikan kekuasaan Tuhan untuk mengetahui segala sesuatu. Ia bahkan mempersiapkan kedua murid-Nya untuk sesuatu yang Ia tahu akan terjadi. Kuasa Allah yang Maha Tahu pun juga ditunjukkan dari firman pada Perjanjian Lama. Ternyata, hal masuknya Yesus ke Yerusalem pun sudah difirmankan terlebih dahulu dalam kitab Zakharia tentang nubuat kedatangan Mesias. Tergenapinya firman ini membuat banyak orang, termasuk para murid, yang awalnya tidak mengerti tentang nubuat tersebut menjadi mengerti dan bahkan mengalaminya sendiri. Ini menjadi salah satu bukti tergenapinya janji keselamatan dalam Alkitab.

Matius 21:8-9 Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Dan orang banyak berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!”

Lukas 19:37 Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.

Yohanes 12:12-13 Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”

Yohanes 12:17 Orang banyak yang bersama-sama dengan Dia ketika Ia memanggil Lazarus keluar dari kubur dan membangkitkannya dari antara orang mati, memberi kesaksian tentang Dia.


  • Pada nubuat yang kemudian disampaikan oleh Zakharia, umat diperintahkan untuk bersorak-sorai melihat kedatangan Yesus. Dan itulah yang kemudian terjadi. Ketika Yesus masuk ke daerah Yerusalem, orang banyak mengelu-elukan-Nya. Pujian dan kehormatan bagi Dia ini membuat seluruh kota gempar.

Mereka terus memuji Allah karena mereka telah melihat bagaimana Yesus mengerjakan berbagai mujizat. Mereka juga memuji Allah dengan mengambil daun-daun palem. Pujian kepada Allah juga disampaikan dengan memberikan kesaksian tentang Yesus. Namun, satu hal yang perlu kita ingat bahwa mereka tidak memuji Yesus karena mengenal-Nya, tetapi karena memiliki keinginan khusus akan diri-Nya. Padahal seharusnya mereka melakukan penyembahan yang benar menurut Alkitab.

Lukas 19:39 Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu.”

Yohanes 12:19 Maka kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain: “Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia.”

  • Namun, tidak semua orang bergembira. Beberapa orang Farisi justru mengeluh dan meminta Yesus untuk menyuruh mereka diam. Namun, Yesus tentu taat pada firman Allah. Ia memilih untuk membiarkan sorakan-sorakan tersebut supaya genaplah nubuat yang telah lebih dulu diberitakan. Yesus begitu menghargai setiap pujian dan sorakan yang para murid sampaikan untuk Allah. Puji-pujian yang diserukan pada Yesus membuat orang Farisi merasa kalah. Mereka menilai kemenangan Yesus atas mereka hanya dari puji-pujian yang disampaikan.

Markus 11:11 Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.

  • Maksud kedatangan Yesus ke Yerusalem ternyata adalah untuk datang ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya meski tidak begitu lama.

Makna Minggu Palma

Minggu Palma dirayakan untuk mengingat prosesi masuknya Yesus ke Yerusalem sebelum akhirnya Ia disalibkan. Berdasarkan urutan kisah yang disampaikan dalam Alkitab, setelah dari Yerusalem, masa sengsara Yesus segera dimulai. Oleh karena itu, dalam satu minggu antara Minggu Palma dan Paskah biasa disebut dengan Pekan Suci. Berikut adalah makna Minggu Palma dalam liturgi gereja Kristen.

  1. Yerusalem merupakan kota yang suci. Ini memberikan sebuah makna Minggu Palma bahwa kesucian akan bersorak-sorai untuk Allah. Orang yang sudah menerima Yesus seharusnya bersukacita menantikan dan menyambut kedatangan Yesus.
  2. Dalam perayaan Minggu Palma, di gereja jemaat akan dibagikan daun palem. Gereja pun terlihat penuh dengan dekorasi palem. Hal ini untuk menandakan bahwa jemaat ikut hadir menyambut masuknya Yesus ke Yerusalem. Daun palem yang dibagikan akan dibakar untuk dipakai di perayaan Rabu Abu di tahun berikutnya untuk menegaskan makna ibadah Rabu Abu.
  3. Keikutsertaan jemaat juga ditandai dengan jemaat yang ikut melambaikan daun palem sambil bernyanyi. Prosesi ini biasanya dimulai di awal ibadah.
  4. Daun palem sendiri bukannya sembarang dipilih. Daun Palem pada zaman Romawi merupakan simbol kemenangan martir. Oleh karena itu, daun palem memberikan makna Minggu Palma bahwa Yesus telah menang atas maut.
  5. Warna hijau pada daun palem identik dengan musim semi. Seperti musim semi yang menggantikan musim dingin, Yesus datang memberikan keselamatan, suasana baru yang penuh damai dan sukacita ganti segala dosa dan dukacita.
  6. Yesus memasuki Yerusalem menggunakan keledai. Keledai sendiri dianggap sebagai lambang perdamaian. Hal ini memberikan makna Minggu Palma bahwa Yesus datang membawa perdamaian bagi dunia. Jika keledai merupakan lambang perdamaian, kuda dianggap sebagai simbol peperangan.
  7. Minggu Palma tidak hanya mengingatkan jemaat atas proses masuknya Yesus ke Yerusalem, tetapi juga mengingatkan akan kesengsaraan Yesus. Jemaat diingatkan bahwa setelah dielu-elukan begitu rupa, ada proses sengsara yang harus Ia lewati. Maka dari itu, Pekan Suci juga disandingkan dengan Minggu Sengsara.
  8. Pada ibadah Minggu Palma, teks bacaan Alkitab yang dipilih adalah pembacaan kisah sengsara Yesus. Pembacaan ini tentu sama dengan yang dibacakan saat Jumat Agung. Namun, pembacaan ini memberikan makna yang berbeda dengan makna Jumat Agung. Makna Minggu Palma yang didapatkan adalah kemenangan Yesus bukan tentang bagaimana Ia dipuja, tetapi tentang bagaimana Ia berhasil melawan kuasa maut.

Itulah makna Minggu Palma bagi orang Kristen baik Protestan maupun Katolik. Seringkali kita hanya mementingkan rangkaian Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, dan Paskah itu sendiri. Saat ini, kita tidak bisa lagi melupakan begitu saja prosesi Minggu Palma. Minggu Palma mengingatkan kita bahwa Yesus layak dipuja dan dielu-elukan. Ada begitu banyak hal yang telah Ia kerjakan untuk kebaikan kita, umat manusia. Namun, kita juga perlu mengingat bahwa elu-eluan itu tidak cukup. Ia datang ke dunia bukan sekedar untuk dielu-elukan. Ia datang untuk menjalani proses sengsara yang telah menantinya dan mendamaikan perseteruan antara manusia dengan Allah yang disebabkan oleh dosa. Ia memberikan pengampunan dosa sesuai ayat Alkitab tentang pengampunan.

Mari kita selalu bersyukur dan bersukacita atas apa yang telah Allah kerjakan dalam hidup kita, termasuk atas pengampunan dosa yang telah Ia berikan. Ingat juga untuk terus memberikan kesaksian atas kebaikan Tuhan kepada orang lain seperti yang dilakukan oleh orang banyak yang ikut mengarak Yesus masuk ke Yerusalem. Lakukan penyembahan bagi Tuhan seperti yang tertera pada ayat Alkitab tentang penyembahan. Segala kemuliaan bagi nama Tuhan. Tuhan memberkati.