Warna Liturgi Rabu Abu Beserta Maknanya Bagi Umat Katolik

Sebagai salah satu rangkaian ibadah pra-Paskah, warna liturgi Rabu Abu juga merupakan hal yang cukup penting. Oleh sebab itu, sebagian umat Katolik sebaiknya memahami makna dan warna yang digunakan pada prosesi Rabu Abu tersebut. Sehingga lebih memahami arti pengorbanan dan penyaliban Yesus di kayu salib untuk membebaskan manusia dari berbagai belenggu macam-macam dosa menurut Alkitab. Dengan hal ini maka sebaiknya bagi yang belum paham benar, berikut ini beberapa penjelasan tentang warna liturgi Rabu Abu yang cukup penting di bawah ini.

Tentang Rabu Abu

Rabu Abu merupakan salah satu hari pertama dalam masa pra-Paskah pada liturgi yang dilakukan oleh umat Katolik. Prosesi liturgy umumnya dengan memberikan salib abu pada tiap dahi jemaat yang mengingatkan pada masa sengsara Tuhan Yesus sebelum disalibkan. Oleh sebab itu Rabu Abu sendiri dipandang memiliki makna yang dalam dalam upacara masa pra-paskah di gereja-gereja Katolik. Abu yang dikenakan ini sebenaranya merupakan lambang kesedihan. Lebih tepatnya berduka atau berkabung karena sesuatu, yaitu peristiwa penyaliban Yesus sesudahnya.

Sering kali Rabu Abu ini melambangkan juga penyesalan dan pertobatan. Sehingga diharapkan umat Katolik saat mengikuti liturgy Rabu Abu mengenang akan masa sengsara Tuhan Yesus dan cara bertobat orang Kristen sebagai tanda ucapan syukur atas penebusan dosa yang telah dilakukan di kayu salib.

Warna Liturgi Rabu Abu

Sebagai gambaran untuk warna liturgi sendiri, Rabu Abu dilambangkan dengan warna ungu. Warna liturgi sendiri sebenarnya merupakan gambar dan lambang warna yang dikenakan pada tiap liturgi untuk misa pada ibadah umat Katolik. Menurut sejarahnya, warna itu melambangkan peristiwa gerejawi yang ditetapkan berdasarkan keputusan Paus melalui Ordo Missae. Adapun lima warna dasar dalam warna-warna liturgy tersebut meliputi warna putih, merah, hijau, ungu dan hitam.

Dengan diberikannya aturan warna liturgi pada tiap acara ibadah umat Katolik, tentunya menandakan bahwa prosesi ibadah sendiri sebaiknya didominasi oleh warna yang telah disesuaikan tersebut. Sehingga secara tidak langsung, baik dekorasi gereja serta seluruh pakaian Romo, Imam ataupun Putra Altar wajib mengenakan nuansa warna tersebut. Pada liturgi Rabu Abu, maka pada masa itu seluruh petugas gereja termasuk dekorasi dalam gereja Katolik sendiri akan didominasi oleh warna ungu. Warna ini juga bukan opsional atau pilihan, melainkan sudah menjadi warna yang diwajibkan oleh pihak gereja untuk dikenakan sepanjang liturgi serta misa Rabu Abu di gereja Katolik di mana saja di dunia.

Makna Warna Liturgi Rabu Abu

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, warna liturgi Rabu Abu berupa warna ungu ini digunakan sebagai lambang penyesalan, berkabung maupun pertobatan dan kerendahan hati. Oleh sebab itu diharapkan pada masa pra-Paskah termasuk pada misa Rabu Abu membawa makna mendalam bagi tiap orang Katolik untuk melakukan ke-4 hal tersebut. Berikut ini lebih jelasnya tiap makna yang ingin disampaikan gereja pada umatNya.

  • Penyesalan

Warna ungu dalam Rabu Abu membawa penyesalan mendalam. Oleh sebab itu sebagai umat yang telah dipilih untuk diselamatkan, kita sebagai umat Katolik dan Kristen wajib menyesali segala perbuatan buruk yang telah kita lakukan. Dengan memandang salib maka penyesalan itu hendaknya kita maknai dengan lebih.

  • Berkabung

Makna berkabung di sini yaitu atas pengorbanan yang telah dilakukan Allah melalui Tuhan Yesus. Namun dengan demikian bukan kita menjadi bersedih melainkan bersuka cita atas kemenangan dari Tuhan yang telah diberikan. Oleh sebab itu ada baiknya pada masa pra-Paskah ini umat Katolik umumnya disarankan untuk berpantang maupun tata cara puasa orang Katolik untuk merasakan sengsara dan penderitaan Yesus sebelum disalibkan.


  • Pertobatan

Dengan demikian maka sebaiknya mulailah hari dengan pertobatan. Hal ini merupakan gambaran makna Rabu Abu yang lebih tepat. Bertobat atas sifat dosa menurut Alkitab yang telah dilakukan. Sehingga dengan demikian kita sebagai umat Allah memaknai arti Rabu Abu ini dengan tepat dan penuh dengan kerelaan untuk bertobat mengakui kesalahan di hadapan Allah.

  • Kerendahan Hati

Pertobatan sendiri membutuhkan kerendahan hati. Oleh sebab itu lakukan hal tersebut dengan rasa rendah hati dan ketidakmampuan tanpa kekuatan dari Allah sendiri. Dengan demikian maka pertobatan yang kita lakukan akan diterima oleh Allah. Lebih lagi berarti dalam hal ini umat Katolik telah memahami esensi ibadah liturgi Rabu Abu itu sendiri.

Dengan memaknai arti makna tersebut, maka umat Katolik akan berhasil memaknai arti ibadah itu sendiri. Oleh karena itu sangat penting mengetahui warna liturgi Rabu Abu bukan hanya sekedar symbol yang wajib dikenakan saja. Tetapi lebih tepatnya dilakukan dan diimplementasikan secara jelas dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga makna perayaan tersebut menyatu dengan kehidupan umat secara lebih spesifik.

Itulah sedikit penjelasan warna liturgi Rabu Abu yang dapat membantu untuk memaknai prosesi ini bersama. Oleh sebab itu sebaiknya dengan membaca firman Tuhan, maka akan cukup jelas memahami akan makna liturgi tersebut. Sehingga dengan cara berdoa dalam Roh dan mengucap syukur maka secara tidak langsung umat Katolik akan mendapatkan makna lebih dalam dari karya penyelamatan yang diberikan Allah dari pengorbanannya di kayu salib. Tuhan memberkati!