Bagi beberapa kalangan masyarakat jarang mendengarkan gereja anglikan dan ciri-ciri gereka anglikan, di Indonesia terdapat banyak sekali gereja yang memiliki kelompoknya tersendiri. Gereja anglikan merupakan suatu kelompok gereja yang berasal dari pergerakan reformasi protestan. Dalam sejarah Gereja anglikan memiliki 3 faktor utama mengapa adanya gereja ini yakni yang pertama munculnya raja Henry VIII untuk mendapatkan anak laki-laki, kedua timbulnya perasaan nasionalisme dan antiklerikalisme dan yang ketiga adalah menyebarluasnya gagasan luther.
Perlu diketahui disini bahwa gereja anglikan memiliki ajaran dan susunan yang hamper sama dengan gereja katolik Roma yang mana di dalamnya dijelaskan pula tugas seorang pemimpin gereja. Gereja jenis ini memiliki sakramen gereja anglikan, sakramen sendiri merupakan sebuah tanda yang tampak yang ditetapkan oleh Kristus untuk memberikan rahmatNya. Sakramen yang dilakukan disini memiliki ritus perayaan, yang mana di dalamnya terdapat perkataan dan perbuatan tertentu. Beberapa sakramen gereja anglikan yakni :
- Baptisan
Baptisan tidak hanya dilakukan oleh gereja tertentu saja namun juga dilakukan atau wajib dilakukan bagi orang percaya. Sakramen pembatisan dalam gereja anglikan merupakan sebuah ritus inisiasi bagi orang Kristen. Dalam gereja anglikan pembatisan umumnya dilakukan oleh Imam Paroki atau Diakon serta terdapatnya perbedaan keuskupan dengan keuskupan agung. Orang yang hendak melakukan pembaptisan perlu untuk memberitahuan kepada gereja, karena melalui gereja selain mendapatkan pembimbingan.
Orang yang hendak dibaptis baik itu bayi atau orang yang telah dewasa dengan umur tertentu perlu mendapatkan persetujuan orang tua atau wali yang mewakili. Pembaptisan yang dilakukan haruslah memerhatikan beberapa hal seperti dilakukan dengan air dan formula trinitaria dibacakan “ saya membaptis Anda dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.
- Ekaristi atau perjamuan kudus
Sakramen gereja anglikan selanjutnya adalah ekaristi atau perjamuan kudus, perlu diperhatiakn juga perbedaan ibadah dan kebaktian. Perjamuan kudus merupakan suatu penyembahan yang wajib dan harus untuk dilakukan oleh tiap gereja karena dengan demikian umat percaya dapat selalu mengingat penyaliban Yesus demi orang berdosa dan bangkit pada hari ketiga dari kematian serta naik ke surga.
Ekaristi dilakukan dengan dipimpin oleh seorang imam atau uskup yang mana selanjutnya akan dibantu oleh server altar dan subdeacons. Pelaksanaan perjamuan kudus tiap kelompok gereja memiliki waktu yang berbeda-beda, ada yang dilakukan setiap minggu atau setiap satu bulan sekali.
- Sakramen rekonsiliasi atau pengakuan dan pengampunan
Tuhan Yesus merupakan teladan yang menjadi tolak ukur kita sebagai manusia dalam bertindak dan berfikir, namun karena daging yang melekat pada kita tidak dapat membuat kita orang berdosa untuk dapat sama dengan Kristus. Dosa yang telah dilakukan oleh adam dan hawa akan terus melekat pada tiap diri manusia bahkan hingga sekarang, dosa bawaan ini telah dibersihkan dari diri kita dengan matinya Yesus di kayu salib namun bukan berarti manusia tidak jatuh lagi ke dalam dosa.
Sakramen yang dilakukan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengakui dosa yang telah diperbuatnya serta masalah apa yang tengah dihadapinya. Namun kembali lagi bahwa pengampunan yang sejati hanya berasal dari Tuhan.
- Pernikahan
Pernikahan dilakukan guna melaksanakan perintah Allah kepada manusia untuk memiliki keturunan. Dua orang manusia yaitu laki-laki dan wanita menetapkan hari untuk mengikat janji di hadapan Allah serta menjadi satu di dalam Tuhan. Sepasang anak manusia yang telah di satukan oleh Tuhan dalam ikatan pernikahan tidak dapat dipisahkan oleh manusia lainnya ataupun memisahkan diri mereka secara sepihak tanpa mengerti kehendak Tuhan. Dengan kata lain perceraian sangat dilarang keras Oleh Tuhan kepada umat pilihannya.
- Penguatan atau krisma
Sakramen gereja anglikan ini dilakukan saat seorang anglikan yang telah dibaptis dikonfirmasi dalam iman dan gereja. Sakramen ini tidak secara langsung di lakukan, seseorang yang hendak di bapris haruslah dahulu disiapkan melalui kelas konfirmasi, sambil menjalani kelas ini ketekunan tersebut akan di bapris oleh vikaris. Orang yang telah dibaptis dan kandidat konfirmasi ini haruslah turut ambil bagian dalam sakramen rekonsiliasi serta mengikuti Misa secara teratur dalam jangka waktu tertentu.
- Pentahbisan (Tahta suci atau Pelayanan suci)
Sakramen gereja anglikan lainnya adalah pentahbisan, gereja anglikan mengakui serta menjalankan pelayanan tiga kali lipat atau melakukan perintah suci dari Uskup, Imam dan Diakon. Pentahbisakan adalah ketika seseorang menerima sebuah penerimaan dan pengurapan ke dalam perintah yang diberikan. Perlu diketahui bajwa Diakon dan Imam ditahbiskan oleh seorang Uskup, sehingga terdapat perbedaan Uskup dan Pendeta.
- Pengurapan orang sakit (Penyembuhan atau pemberatasan)
Dalam gereja anglikan terdapat sakramen pengurapan orang sakit, dalam sakramen ini Imamlah yang bertindak dalam mengurapi orang yang sakit dengan minyak suci yang mana terkadang disertai dengan doa dan beberapa bentuk ibadah singkat. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengingatkan kaum percaya bahwa mereka tidak sendirian dalam kesusahan yang sedang di alaminya.
Memiliki hati yang takut dan terus menuntut untuk selalu bersama-sama dengan Tuhan adalah kerinduan Tuhan kepada manusia ciptaannya sehingga kita dapat melakukan bentuk-bentuk pelayanan di gereja dengan hati yang taat, kita ada hingga hari ini ada boleh karena kasih dan penyertaan Tuhan. Orang yang percaya makan diharuskan untuk di baptis dengan demikian ia mengakui dan meninggalkan dirinya yang lama serta bersedia untuk dibentuk serupa dengan Tuhan, namun hal ini tidak berhenti sampai di sana karena selain menjadi sebuah bejana yang bersedia dibentuk oleh Tuhan kita juga harus diisi penuh oleh hayat Allah hingga meluap dan dibagikan kepada orang disekitar kita.